PART 10

480 29 18
                                    

4 hari sudah Lian dan kuea tidak sekamar, hari-harinya di lalui tanpa seorang istri, walaupun mereka satu atap tetapi kuea tidak akan mau mendekat dengan Lian, berbagai cara di lakukan oleh lian tetapi tetap tidak berhasil. Kuea hanya akan mengurung diri di dalam kamarnya saja begitu juga dengan makan kuea akan lebih memilih untuk di dalam kamar dari pada melihat suaminya yang kini sudah cukup menderita tanpa dirinya.

Hari ini adalah hari dimana hampir saja membuat Lian ikut mati bersamaan dengan kuea, entah apa yang ada dalam pikiran kuea, iya mencoba untuk bunuh diri dengan menenggelamkan diri di bathtub saat mandi pagi. Biasanya kuea akan keluar kamar untuk memberi tahu bi ja agar membawa makanan ke kamarnya meski ada lian pun dia akan tetap acuh, tetapi untuk pagi sangatlah aneh sudah sampai jam 10 pagi kuea sama sekali tidak ada keluar dari kamarnya membuat Lian curiga dan ingin memeriksa keadaan kuea.

"Bi ja, apa kuea belum sarapan, ini sudah jam 10, tetapi kenapa dia belum bangun ?" Tanya Lian pada bi ja.

"Bi ja juga tidak tahu tuan, tadi pagi bi ja sudah mengetuk pintu kamar tuan kuea, tapi tidak ada respon, hingga kedua kalinya bi ja balik tapi tetap tidak ada yang membuka pintu tuan lian."

"Jangan-jangan, bi ja ikut saya."

Lian dan juga bi ja langsung masuk ke kamar kuea, beruntung kamar kuea tidak terkunci hari ini, membuka kamar yang kosong, kuea tidak ada di kamarnya, tidak sengaja Lian melihat ke arah pintu kamar mandi yang tidak tertutup rapat, tanpa pikir panjang Lian langsung masuk ke kamar mandi. Betapa kagetnya ia melihat istri mungilnya tenggelam di dalam bathtub dengan air yang sudah bercampur darah.

KUEAAAAA.....

Teriak Lian saat mendapati keadaan kuea yang mengenaskan. Air mata sudah tidak terbendung lagi, bi ja ikut membantu Lian mengangkat kuea untuk di bawanya ke rumah sakit. Bi ja sudah menangis melihat majikannya yang sudah di anggap anaknya sendiri mencoba bunuh diri.

Dengan kecepatan tinggi Lian membawa tubuh istrinya ke rumah sakit, agar segera mendapatkan penanganan. Jujur hati Lian mencelos saat istrinya melakukan ini, sangat di luar nalar untuk pemikiran kuea, padahal bisa saja kuea menusuknya langsung agar kuea merasa puas, dan melakukan apapun itu agar istrinya bisa kembali senang, kenapa harus melakukan percobaan bunuh diri? Begitulah pikiran Lian saat ini.

*****

Lian diam termenung menyaksikan orang tersayangnya terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Mukanya yang pucat, tubuh yang jauh lebih kurus dan balutan luka di tangannya menandakan betapa frustasinya seorang kuea. 

Lian tak menyangka kebodohannya bisa membuat istrinya nekat melakukan percobaan bunuh diri.

Lian menyaksikan sendiri bagaimana air bathtub yang mencoba menenggelamkan kueanya dan darah yang terus mengalir dari pergelangan tangan istrinya. Bahkan tangannya sendiri yang di gunakan untuk menyelamatkan kuea masih bergetar tidak berhenti.

Si mungil yang terbaring lemah mulai memberikan tanda-tanda bahwa telah sadar. Lian mendekati ranjang kuea.

"Sayang akhirnya kau bangun juga... plis hia mohon jangan lukai diri kuea sendiri... kuea boleh marah sama hia gapapa sayang lampiaskan aja marahnya sama hia... hia lebih milih nerima amukan kamu dari pada liat kamu berlumuran darah.." Lian kembali menangis dihadapan istrinya.

"Kenapa aku masih hidup Lian? Kenapa kamu menyelamatkan aku.. kenapaa? Kenapa kamu ga biarin aku mati aja Lian aku tanya kenapa??.." Kuea berteriak frustasi. 

Hati Lian sakit mendengar ucapan istrinya. Ternyata kejadian kemarin sungguh berbekas di hati kuea dan lian merasa menjadi laki-laki paling bodoh.

Lian tak kuasa melihat istrinya sakit bahkan nekat ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Terbesit pikiran untuk merelakan kuea. Bukan karna Lian sudah tidak cinta.. sungguh jika ditanya cinta atau tidak maka Lian akan menjawab dengan lantang bahwa dia amat sangat mencintai kuea.

LOVE IS GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang