PART 3

235 29 4
                                    

Plakk...

Tamparan yang cukup keras di layangkan oleh lian, karena Janis sangat lancang sudah berani menciumnya. Mata Lian tidak sengaja melihat ke arah bagian pintu, matanya terbelalak kaget melihat keberadaan istrinya yang sudah membawakan makan siang untuknya, berdiri dengan lelehan air mata yang sudah membasahi wajah cantik nan putihnya itu, menonton adegan yang seharusnya tidak di lihat oleh kuea. 

"Sayang, hia bisa jelaskan semuanya." Lian yang berlari untuk meyakinkan istrinya bahwa bukan itu yang terjadi sebenarnya.

"Hia, ini makan siang untuk hia, hia makan na, kuea akan pulang." 

Menangis sambil tersenyum itulah yang di lakukan oleh kuea saat ini membuat hati Lian sangat mencelos. Sangat bersalah dalam hal ini Lian langsung memeluk tubuh kuea tetapi penolakan yang di dapatkan oleh lian.

"Maaf hia, kuea harus pulang." Saat berbalik lagi tangannya di cekal oleh lian, Lian tahu jika saat ini hati kuea sangatlah panas karena melihatnya berciuman dengan Janis tadi.

"Tunggu na sayang, Jangan tinggalkan hia, makan siang bersama hia na sayang, hia mohon." Pinta sang suami pada kuea.

"Janis, apa-apaan kau datang masuk ke ruanganku dan langsung juga menciumiku, apa kau tak punya urat malu hahh ?" Teriak Lian.

"Kau bilang ada yang kau ingin bicarakan padaku, tapi apa yang kau lakukan, kau membuat suasana hati istriku menjadi hancur."

"M-m-maafkan aku Lian, aku tidak bermaksud begitu, aku hanya kelepasan saja,karena kita terlalu lama tidak bertemu, maafkan aku Lian." Ujar Janis kepada lian.

"Sekarang kau pulang saja Janis, aku tidak ingin kesalahpahaman antara aku,istriku dan juga kau semakin memanas nantinya, PERGI!!!

"Oke Lian aku pergi, maafkan aku nong kuea."

Tanpa menjawab, tanpa ekspresi itulah kuea jika sudah suasana hatinya kacau, dan Lian tahu itu, Lian akan menjelaskannya nanti setelah kuea tenang. Jujur saja Lian sangatlah takut jika nanti kuea akan meninggalkan dirinya, itu akan membuat Lian merasa hancur jika itu benar terjadi.

Di mobil, Janis merasa sangat senang, ini adalah langkah awal untuk menghancurkan rumah tangga Lian dan kuea.

"Oke, ini adalah langkah awalku untuk mendekati Lian, aku akan terus mengganggu rumah tangga mereka, aku akan membuat Lian membenci kuea-kuea yang menjijikan itu." Ujarnya sambil tersenyum senang.

"Sayang, sayang dengar hia ?" 

Tetap yang di ajak berbicara tidak memberikan jawaban, di peluknya tubuh mungil itu, tetapi tubuh yang akan di peluk itu menjauh sedikit dari Lian. Bukan Lian namanya yang akan kehabisan ide untuk membujuk istri kesayangannya itu.

"Sayang, maafkan hia, hia akan jelaskan semuanya padamu sekarang agar kau tidak terus marah pada hia na."

"Tadi Janis menelfon hia, dya bilang ingin bertemu dengan hia karena ada yang ingin dia bicarakan, dan mengajak hia untuk bertemu di luar, hia tolak ajakannya dan hia suruh langsung saja dari telepon untuk bicaranya, tapi Janis tetap saja kekeh ingin bertemu hia, maka dari itu hia kirimkan alamat kantor padanya agar kita bisa bicara di kantor saja."

"Tapi hia tidak tahu jika yang masuk adalah Janis, dan dia langsung berlari, duduk di pangkuan hia dan mencium bibir hia sayang, tolong percaya pada hia na sayangku, hia sedikitpun tidak bermaksud seperti itu di belakangmu."

Lian berusaha menggenggam tangan kuea, mengusap air mata yang masih terus menetes di pipi chubby nya istrinya itu, jika sudah begini Lian akan bingung setengah mati untuk membujuk sang istri, karena Lian sangat tahu sekali bagaimana kuea jika sudah marah, dia tidak akan mau makan, demam, dan tidak akan mau bicara sampai hatinya memang sudah membaik makan kuea sendiri yang akan mulai membuka pembicaraan, lian tidak akan pernah bisa marah pada kuea sedikitpun. 

"Sayang, kita makan na, hia akan suapi kamu, aku tahu kamu lelah karena sudah membuatkan hia makan siang." Lagi dan lahi kuea menolak segala bujukan lian. Hatinya sudah terlanjur terluka.

"Kalau kamu tidak mau mari kita istirahat di kamar saja ya dear, hia tidak mau kamu sakit nantinya."

Kedua pasangan itu kini berada di kamar, Lian membuka jas, dasi, dan juga sepatunya agar bisa ikut naik ke atas ranjang bersama kuea. Ruangan kerja Zee memang di design untuk menempatkan 1 buah kamar yang lengkap beserta isinya, jika sewaktu-waktu Zee sangat sibuk dan tidak bisa pulang maka di kamar itu Zee akan tidur dan juga beristirahat.

"Dear, sekarang kau istirahat dulu ya, hia akan temani sampai kamu tertidur na, "cup"

Mencium kening istrinya dengan sangat lama, memukpuk bokong sexy dari istrinya, mengelus punggung agar kuea merasa nyaman, benar saja tidak butuh waktu lama kuea langsung tertidur di pelukan Lian. Terlalu banyak menangis membuatnya lelah dan tertidur dengan cepat.

**

Dan benar sesuai dengan dugaan Lian bahwa kuea akan jatuh demam. 

Sepulang dari kantor Lian, kuea masih diam membisu Lian yang menyaksikan istrinya hanya terdiam dengan pandangan kosong merasa sangat bersalah tidak bisa mencegah apa yang janis perbuat.

Sejak pulang kuea mengurung diri dikamar dan tidak turun hingga malam, dan itu membuat Lian sangat khawatir.

Lian memasuki kamar dan sesuai dugaannya kuea sudah terbaring lemas dengan suhu tubuh yang tinggi. Tidur dengan gelisah dan keringat yang membanjiri tubuhnya.

Lian tidak menyangka perbuatan janis mampu membuat kuea seperti ini dan itu membuatnya sangat marah terhadap dirinya sendiri.

Lian berlalu ke dapur untuk menyiapkan bubur dan kompresan untuk menyeka tubuh istrinya.

" Kuea sayang bangun dulu yukk makan sama minum obatnya... kamu demam sayang,"

" aku gak mau minum obat, gak mau makan juga..." kuea berbalik memunggungi Lian.

" sayang pliss makan sedikit ya gapapa yaa... pliss kamu demam aku khawatir sayang.."

Mau tidak mau kuea bangun dan merebut mangkuk bubur dari tangan Lian.

" aku suapin aja ya sayang, kamu masih lemes.."

" Gak mau aku bisa sendiri.." kuea memakan buburnya dengan perlahan hingga beberapa suap.   

" Mana obatnya sini,?" Lian memberikan obatnya pada kue untuk dia minum.

" sayang bajunya di ganti dulu ya basah soalnya nanti kamu makin demam,.."

" ya udah mana bajunya."

Lian ingin sekali membantu istrinya mengganti pakaian tapi sepertinya istrinya ini masih sangat marah. Jelas saja marah istri mana yang tidak marah melihat suaminya di cium oleh wanita lain.

Setelah selesai kuea kembali tertidur dan lian segera mengkompres kuea dengan handuk yang tadi sudah dia siapkan. 

Di dalam hati Lian dia mengucapkan beribu-ribu kata maaf kepada istrinya ini.











Bersambung 🐳😺

LOVE IS GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang