PART 11 END

477 26 9
                                    

Satu tahun pun berlalu, pasca malam kelam yang sangat mengenaskan, kini hubungan kuea dan juga Lian semakin membaik berkat kehadiran seorang malaikat tampan nan mungil yang membuat hubungan Lian kuea semakin harmonis, kembali hangat seperti dulu.


Flashback on


Lian masih terus mendapatkan pukulan demi pukulan di wajahnya maupun seluruh tubuhnya, masih melekat di pikiran di saat lian dan juga Janis yang sudah melakukan pergulatan panas waktu itu. Hingga pada akhirnya kuea harus memberantas hama-hamanya agar tidak ada lagi yang bisa mengganggu rumah tangganya. Hingga sebulan kuea masih saja menyiksa Lian suaminya dengan cara memukul maupun menendang tubuh Lian.

Lian tetap saja menerima itu tanpa melawan sedikitpun, ia sudah tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan besar yang membuat kuea menjadi seperti ini, hingga dimana kuea jatuh pingsan di saat akan melakukan hukuman untuk Lian suaminya, cukup berangsur lama untuk kuea menghukum seorang lian sampai sebulan setelah semuanya sudah selesai.

Lian sangat panik saat kuea jatuh pingsan di hadapannya, Lian dengan sekuat tenaga menggendong kuea istrinya untuk di tidurkannya di ranjang mereka, Setelah itu Lian menelfon dokter. 15 menit dokter pun sudah datang ke mansion nya, setelah memeriksa keseluruhan dan jawaban dokter itu membawa kabar gembira bagi Lian bahwa dia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Lian sangat gembira mendengar perkataan sang dokter dan melupakan sakit yang mendera tubuhnya.

"Asupan vitamin dan nutrisi seseorang yang hamil harus seimbang tuan dan saya liat tuan kuea terlihat sangat kurus. Dan sebisa mungkin jangan biarkan orang hamil mengalami stress yang berlebihan karena dapat membahayakan janinnya."

Tapi dari berita bahagia tersebut Lian menyimpan kekhawatiran. Hubungannya dengan istrinya belum membaik apakah kuea mau menerima bayi didalam tubuhnya itu. Bagaimana jika dia menolak dan meminta menggugurkannya. Pikiran-pikiran buruk terus memasuki kepalanya dengan berisik.

"Tuan Lian agar lebih pasti tentang kehamilannya saya sarankan untuk anda mengeceknya ke dokter kandungan secepat mungkin." Setelah mengatakan itu sang dokter pamit undur diri.

Kini tinggallah Lian yang masih setia menatap kuea. Istrinya jauh lebih kurus dari beberapa bulan belakangan. Dia menggenggam tangan dingin yang kini masih terbaring tak sadarkan diri.

Di saat kuea sadar dari pingsannya, dia pun bertanya pada suaminya apa yang terjadi, mengapa dirinya berada di kamar mereka.

"Hi-hia, mengapa aku ada di kamar ? Bukankah tadi aku sedang memberimu hukuman ?"

Lian pun tersenyum mendengar pertanyaan dari bibir sang istri.

"Sayang, kau tadi pingsan jadi aku tadi sudah memanggilkan dokter untuk memeriksa mu dan kau tahu apa jawaban dari dokter tersebut ?" Antusias Lian menceritakan semuanya tanpa menghilangkan senyumannya untuk cintanya.

"Apa?"

"Kau sedang mengandung sayangku, kita akan menjadi orang tua." Senang Lian, tetapi tidak dengan kuea entah senang, marah bercampur menjadi satu, tidak menyangka jika kuea adalah pria yang spesial dan bisa mengandung.

"Bisakah kita berpisah hia?"

Pertanyaan macam apa ini? Bukan ini yang harusnya Lian dengar sekarang, bahkan Lian terus di siksanya, tetapi kenapa belahan jiwanya mengatakan ingin berpisah! Tidak! Itu tidak akan pernah terjadi sampai kapanpun.

LOVE IS GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang