PART 7

261 26 25
                                    

Alasan demi alasan Lian ajukan pada kuea istrinya agar kuea percaya pada suaminya jika suaminya itu bekerja, tetapi memang untuk bekerja dan untuk selebihnya tidak ada yang tahu.

Semua telah beres Lian pun berangkat setelah memasukan kopernya ke dalam mobil, kuea memang sengaja menurut pada lian tetapi yang tidak di ketahui oleh lian adalah jika kuea akan berangkat besok pagi-pagi buta ke Chiang Rai juga demi mencari tahu semuanya walaupun itu akan sakit nantinya tetapi kuea tidak akan menyerah.

Lian kini sudah berada di bandara bersama foi sekretarisnya, menunggu jam penerbangan mereka, selama menunggu boarding Janis pun datang dengan membawa koper juga, dan Janis juga ikut dalam perjalanan bisnis Lian ke Chiang Rai.

Betapa bahagianya ulat bulu ini sudah bisa ikut dalam perjalanan bisnis Lian, Janis sudah merancang semuanya saat di rumah tadi mulai dari lingerie sampai obat perangsang, dia akan melancarkan aksinya agar Lian meminta terus menerus dan segera berpisah dari istri gay yang menjijikan itu.

****

Akhirnya mereka semua sampai di Chiang Rai, Lian yang sudah memesan 3 kamar hotel dengan nomer kamar dan tingkat lantai hotel yang random
Foi sekretaris Lian berada di lantai 1 karena foi yang memintanya sedangkan Lian dan Janis berada di lantai 2 dengan nomer kamar yang berbeda tetapi berdekatan sudah bisa di pastikan jika Janis akan sukses melancarkan aksinya malam ini, akan membuat Lian menjadi seutuhnya saat ini.

Tanpa sepengetahuan Lian juga Janis, kuea juga sudah di pesankan kamar hotel tepat di sebelah kamar foi sekretaris Lian, jadi kenapa foi meminta pada lian agar dia berada di lantai satu karena kuea lah yang memintanya agar kuea tidak berpapasan langsung antara Lian dan juga Janis nantinya, kuea tidak mau jika rencananya juga akan hancur nantinya.

Sudah 1 hari 2 malam mereka berempat berada di hotel yang sama tetapi tidak ada yg curiga sama sekali bahkan Lian sendiri tidak merasa ada yang aneh dengan tingkah sekretarisnya itu.

Hari hari berjalan seperti biasa, Lian, Janis dan juga foi selalu mengikuti rapat dari clientnya bahkan ada apo juga yang datang ke Chiang Rai guna untuk membahas rapat antar perusahaan tersebut. Foi tidak pernah ketinggalan untuk memberi tahukan istri dari bosnya ini apa saja kegiatan mereka saat ini.

Di hari ke empat ada seorang client dari perusahaan lain yang ikut bekerja sama dengan Lian sedang merayakan ulang tahunnya, Lian sudah di pastikan mendapat undangan dari clientnya tersebut.

"Khun Lian, saya mengundang anda dalam acara ulang tahun saya untuk malam ini, di mohon kehadirannya Khun Lian, ucap net client Lian."

"Oke Khun net saya pasti akan datang." Ucapnya.

Malam pun tiba, hiruk pikuk keramaian hotel di Chiang Rai tempat CEO net merayakan ulang tahunnya, semua kerabat bisnis datang berkumpul di hotel itu, bahkan kuea tahu itu.

Party besar yang di selenggarakan, banyak minuman, wine dan lainnya membuat siapapun akan betah di dalamnya untuk party dan joget-joget bersama.

"Daddy aku akan melancarkan aksiku agar aku bisa miliki Lian seutuhnya Daddy." Ucap Janis.

"Tapi kau harus hati-hati nak, jangan sampai ada yang tahu dan melihat antara kau dan juga Lian nak, Daddy harap malam ini rencana kamu berhasil." Sambil.memeluk Janis anaknya dengan sayang.

"Iya Daddy, tolong berkati aku Daddy."

Janis melihat Lian yang duduk bersama koleganya berinisiatif untuk datang guna berkumpul bersama.

"Hallo selamat malam Khun Khun semua, selamat ulang tahun untukmu Khun net."ujar Janis dengan wajah yang sok manis itu.

"Terima kasih Khun Janis." Ujar net kepada Janis.

"Bolehkah aku bergabung dengan kalian? tetapi aku ingin memesankan minum untuk kita semua." Aksipun di laksanakan.

"Tentu saja Khun Janis dengan senang hati."

Janis pun berjalan menuju bar dan memesan minuman untuk beberapa orang termasuk Lian disana. Di saat bartender lagi sibuk menyiapkan minuman dengan kesempatan janis memberikan obat perangsang pada minuman lian. Setalah jadi Janis dengan baik hatinya membawakan semua minuman itu kehadapan mereka.

Janis membagikan minuman itu kepada para kolega, dan yang mendapatkan minuman terkahir adalah Lian, tanpa pikir panjang Lian menerimanya dengan senang hati tanpa curiga sedikitpun dengan Janis.

Di minumnya oleh lian dengan santai, sekitar 5 menit Lian merasakan tubuhnya tidak beres, hawa panas yang menjalar di sekujur tubuhnya, hawa nafsu yang meningkat secara mendadak tanpa adanya pancingan dari wanita manapun, sekuat diri untuk menahan gairah itu tetapi kesakitan dan bertambah panasnya di dalam tubuh Lian membuatnya tidak kuat berdiam diri, gelisah, ya Lian sangat gelisah saat ini, Janis yang sudah tahu akan reaksinya tersenyum kemenangan.

Lian undur diri dari acara party itu, karena dirinya sudah tidak tahan akan rasa panas di dalam tubuhnya itu.

"Khun net mohon maaf saya harus kembali ke kamar saya, saya merasa tidak enak badan, saya permisi Khun net maaf tidak bisa berlama-lama Khun." Ujar lian kepada net.

"Tidak apa Khun Lian, semoga Khun lian bisa lebih baik nantinya."

"Terima kasih."

Setelah Lian pergi, Janis pun ikut pamit dari sana untuk mengikuti Lian ke kamar.

"Khun net saya permisi dulu ya, saya masih ada urusan yang harus di selesaikan."

"Baik Khun janis."

Lian berjalan terburu-buru agar segera bisa masuk ke kamarnya. Janis yang melihat itu segera menyusulnya dan menawarkan bantuan pada lian.

"Lian, kau kenapa ? Kenapa kau terburu-buru sekali."

"Aku tidak tahu kenapa tubuhku sangat panas sekali Janis, padahal aku tidak sakit."

"Ayo aku bantu Lian." Janis membopong Lian hingga sampailah mereka di dalam kamar Lian.

Janis sengaja membuka jasnya yang tadi di pakainya saat pesta, ternyata Janis sudah menggunakan lingerie di dalamnya. Lian terus menatap tubuh Janis tanpa henti, juniornya kini terasa sakit akibat nafsu yang sudah membuncah.

 Lian terus menatap tubuh Janis tanpa henti, juniornya kini terasa sakit akibat nafsu yang sudah membuncah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau duduk disini Lian, aku akan ambilkan air putih dulu." Belum saja Janis pergi dari hadapan Lian, Lian sudah mencekal tangannya dan Janis kini sudah duduk di pangkuan Lian.



Kalian siapkah di buat buat esmosi hari ini para readers ? Mungkin di bab selanjutnya  bakal banyak kesakitan dan air mata lagi yang tertera di dalam cerita ini.





Bersambung 🐳😺

LOVE IS GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang