PART 4

234 26 5
                                    

Setelah kejadian itu berbulan-bulan juga Janis sudah tidak nampak lagi, wanita itu malu atau sudah terkena mental, tetapi namanya perusak tetaplah perusak, wanita seperti itu akan terus berusaha mencari celah agar bisa mendapatkan apa yang di maunya.

Di sisi lain Lian yang sudah mendapatkan maafnya dari sang istri yaitu kuea, toh itu juga sudah berlalu lama tetapi di otak akan tetap selalu mengingatnya. Segala cara Lian lakukan guna mendapatkan maafnya dari kuea tercintanya, penjelasan berulang kali, ribuan kali kata maaf selalu terucap dari mulut Lian, pada akhirnya kuea pun luluh pada suaminya lagi, saat sakit kuea sudah tidak marah lagi pada suaminya itu.

Di saat sakit kuea selalu melihat apa yang di lakukan Lian, dari merawatnya, membuatkan makanan untuk dirinya, selalu membersihkan tubuh kuea juga di saat demamnya tidak kunjung turun, menjaganya setiap hari dan sepanjang hari, meninggalkan semua pekerjaan kantornya demi merawat sang istri di rumah. Lian juga selalu menangis jika mengingat hal bodoh yang terjadi untuk pertama kalinya di kantor bersama Janis yang membuat istrinya sakit sampai berhari-hari seperti ini.

"Sayang, kenapa kau sudah membuat sarapan ? kau baru saja sembuh sayangku." Khawatir Lian di saat melihat kuea sudah menyiapkan sarapan untuk Lian dan juga dirinya.

"Tidak apa hia aku sudah sembuh, tubuh kaku jika di kamar setiap hari dan hanya tiduran saja." Jawab kuea sambil memberikan senyuman manisnya untuk suami tercintanya.

"Tapi ingat jika kamu capek jangan di paksa ya sayang, di rumah kita banyak ada maid hia benar-benar khawatir." 

"Iya hia, suamiku yang paling tampan ini." Sambil mengalungkan kedua lengannya di leher suaminya.

Dengan gerak cepat Lian langsung melumat bibir plum istrinya yang sudah sangat candu baginya dari dulu maupun sekarang. Lumatan yang cukup lama bagi mereka berdua di pagi hari ini, seakan makanan yang sudah tersaji tidak ada rasanya ketimbang menikmati bibir sexy istrinya ini.

"Eemmpphh....hiaaa...

"Eeuughh....sayang kenapa bibirmu ini selalu membuatku candu hah? Hia tidak bisa lepas dari bibirmu ini sayang." Sambil menunjukan smriknya.

"Sayang, nanti malam kita lanjut lagi na." Kuea yang sambil berjinjit membisikan kata itu pada suaminya.

"Oohh,, kamu mau menantangku sayang? Oke siapa takut." Sambil menyeringai 

Cup..

"Ayo sarapan sayang, hia kan harus pergi ke kantor." 

"Iya sayangku."

**

Kini lian sedang berada dikantornya. Menatap komputer kerjanya yang menampilkan grafik saham perusahaan. 

Pintu ruangannya diketuk dan masuklah sekretarisnya dengan mimik wajah yang terlihat tidak baik-baik saja. Menyerahkan tap yang di bawanya pada atasannya tersebut. Menampilkan penggelapan dana sejumlah 124M. 

Pandangan lian menggelap membacanya. Yang baru ketahuan saja segitu bisa jadi lebih dari itu. Jika terus begini perusahannya lambat laun akan bangkrut.

"cari dalang di balik penggelapan dana ini secepatnya."

"baik bos."

Bagaimana ini jika terus seperti ini  perusahaan yang dia bangun dengan susah payah bisa runtuh kapan saja. Dia tidak ingin itu terjadi. Tikus mana yang berani bermain-main dengannya. Tidak akan dia biarkan lolos begitu saja.

Tok..tok..

"Masuk." Teriak Lian dari dalam.

"Maaf saya mengganggu Khun lian, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda, sekarang dia berada di luar dan memaksa ingin bertemu dengan anda Khun lian." Jawab reception yang datang ke dalam ruangan Lian.

"Siapa?" 

"Maaf Khun saya juga tidak tahu siapa, tetap dia memaksa saya untuk mengantarkannya bertemu dengan Khun Lian." Jawab reception tersebut dengan takut-takut.

"Baiklah suru saja dia masuk." 

"Baik tuan."

Akhirnya pria paruh baya itu pun di ijinkan untuk masuk oleh reception tersebut karena perintah Lian.

"Hallo lian." Sapa pria paruh baya tersebut.

"Ada apa paman kemari ?" Ketus lian saat melihat pria paruh baya itu.

Lian tidak akan pernah lupa jika pria paruh baya ini adalah ayah dari Janis. Bukan karena Lian tidak menghormati ayah Janis tetapi melihat orang yang memiliki hubungan dengan Janis, Lian langsung mengeraskan rahangnya karena kembali mengingat kejadian yang membuat dirinya dengan sang istri bertengkar dan membuat kuea demam berhari-hari juga tidak mau makan ataupun berbicara dengan dirinya.

Apo nattawin merupakan ayah dari Janis, ayah Janis merupakan seorang pebisnis yang sukses dan pengusaha yang kaya raya juga sama seperti keluarga Lian, tetapi tetap keluarga Lian adalah keluarga pengusaha terkaya nomer 1 di dunia.

"Kamu tidak sekalipun melupakan paman nak, paman kesini karena ingin menawarkan kerja sama denganmu Lian." 

"Walaupun perusahaanku sedang tidak baik-baik saja aku tidak butuh bantuan siapapun paman, aku bisa menyelesaikan masalah yang ada." 

"Kenapa kau sangat sombong sekali lian, aku tahu perusahaanmu sedang tidak baik-baik saja maka dari itu aku ingin mengajakmu bekerja sama denganmu agar bisa mengembalikan aset yang telah di curi dari perusahaanmu lian, apa kau tega seluruh karyawanmu tidak kau gaji karena uangmu di curi? Bagaiman dengan uang invest perusahaan lainnya yang sudah bekerja sama denganmu?"

Semuanya memang benar apa yang di katakan oleh ayah Janis, jika ini di biarkan maka banyak perusahaan yang bekerja sama akan menarik kembali saham mereka di karenakan penggelapan dana tersebut.

"Akan aku pikirkan nanti, kembalilah besok maka akan aku berikan jawabannya." Keputusan Lian yang membuat apo tersenyum padanya.

"Baiklah Lian, besok aku akan kembali kesini lagi, aku pergi nak Lian, terima kasih."

"Hhmm." Hanya deheman saja yang keluar dari mulut Lian.

"Bagaimana ini? Sepertinya aku harus meminta keputusan dari kuea untuk masalah ini agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi antara aku dengan istri cantikku itu." Begitulah gumam Lian saat ini.

Bagaimana pun Lian akan berurusan dengan ayah Janis, tidak bisa di pungkiri jika untuk bertemu dengan Janis kembali pasti akan terjadi dan pasti akan sering di saat perihal kerja sama akan di mulai.

"Bagaimana Daddy, apa Daddy berhasil membujuk Lian agar bisa bekerja sama dengan perusahaan Daddy? Tanya Janis.

"Daddy belum tahu apa Lian mau atau tidak bekerja sama dengan perusahaan Daddy besok Lian akan memberikan jawabannya." Jawab apo.

"Daddy, Daddy harus lakukan segala cara agar Lian mau jika Daddy menaruh saham di perusahaannya, agar aku bisa selalu bertemu dengan Lian Daddy, tolong bantu aku ya Daddy."

"Iya sayang, Daddy akan bantu kamu sayang, Daddy akan turuti kemauan kamu, kamu adalah anak Daddy satu-satunya."

"Terima kasih na Daddy, aku sangat sayang dengan Daddy." Janis memeluk ayahnya.

"Aku ingin menikah dengan lian Daddy, kita harus terus menyusun rencana agar Lian tidak bisa berkutik, dan aku dengan mudah untuk memiliki Lian Daddy."

"Ide yang sangat bagus itu sayang." Ucap apo yang membenarkan ide buruk dari putrinya itu.











Maafkan mimin ya man teman kalo Mimin agak lama up ceritanya, Mimin agak sibuk soalnya harus pulang pergi kampung karena ada upacara. Mohon maklum ya ✌️✌️

Bersambung 💙🧡

LOVE IS GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang