***
"KANIA!"
Panggilan bernada lembut itu menggelegar memenuhi setiap sudut ruangan.
"Iya, Bund, sebentar!"
Orang yang dimaksud pun keluar dari dalam kamarnya dengan seekor hamster kecil di punggung tangannya.
Gadis dengan surai sepunggung yang di biarkan tergerai itu berjalan santai menghampiri sumber suara. Tak lupa juga, ia beberapa kali melempar colekan gemas pada makhluk tidak tahu apapun itu.
"Kenapa, Bund?" Tanya Kania usai sampai di samping Hanum-ibunya yang tengah sibuk merapikan boks hitam persegi di atas meja makan itu. Boks yang mampu menyita perhatiannya kala sampai tadi.
"Ini sayang, tolong kamu anterin kue ini ke tetangga sebelah ya, kita 'kan baru aja pindah, jadi nggak ada salahnya kita saling berbagi, biar saling kenal aja gitu" kata Hanum tanpa menghentikan aktivitasnya.
Keluarga Riyan dan Hanum beserta anak-anaknya baru saja pindah ke rumah peninggalan kakeknya itu di kompleks itu. Kemaren. Baru banget kemaren pindahnya, makannya hari ini mereka akan menginfokan kedatangan mereka dengan acara berbagi sedikit kue.
Penuturan niat baik Hanum tidak langsung mendapat jawaban dari Kania. Gadis itu malah sibuk menatap lambat ibunya di depannya.
Kania bimbang, antara menurutinya atau menolaknya. Mau menolak, tapi permintaan ibunya. Mau menurutinya pun, berat baginya.
Sebab hari ini, Kania dalam mode malas berat. Betulan malas. Untuk berjalan keluar kamar saja Kania mager, apalagi untuk ke rumah tetangga sebelah yang nantinya Kania harus berlagak sok ramah. Padahal mah tidak seramah itu.
"Gini, Bund.." Kania mendekat yang mana tanpa sengaja membuat Hanum menghentikan aktivitasnya "Kayaknya Klara nganggur tuh!" Tunjuk Kania menggunakan dagunya.
Hanum menatap Klara yang tengah duduk bersila di atas sofa ruang tengah. Tidak lupa dengan benda gepeng di tangannya.
"Terus kenapa? Kamu nggak mau nganterin ini? Kamu nggak mau bantuin bunda, gitu?"
"Bukannya nggak mau, Bund.. tapi Kania belum ngasih makan Dodi, kalo telat bisa tamat loh, Bund" balas Kania sedikit berbisik, yang mana setelah itu, Kania langsung mendapatkan lirikan iblis dari Hanum.
"Ya udah sana kasih makan Dodi biar cepet gede!"
"Kalo sampe badan Dodi bisa segede badan gajah, Bunda janji bakal kasih kamu hadiah berupa uang tunai 100 m, gimana?" Hanum sambil menaikkan satu alisnya. Seolah amat sangat menantikan persetujuan dari Kania.
"Oke siap! Kania yakin pasti Dodi bisa segede gajah, tungguin aja, Bund! Siapain aja hadiahnya ya!" tutup Kania dengan senyum semerbak gembira meninggalkan Hanum untuk memberi makan Dodi---hamster putih kesayangan. Katanya supaya cepet gede, segede gajah biar dapat hadiah.
Gelengan kepala itu murni menjelaskan bahwa Hanum lumayan frustasi dengan kelakukan anaknya yang satu itu.
Dikala Hanum meminta tolong seperti ini kepadanya, pasti ada saja alasannya. Alasan yang tadi itu bukan alasan yang pertama kalinya bagi Hanum, melainkan sudah berkali-kali.
"KLARA!"
Pada akhirnya, Hanum berpindah tujuan pada anak gadisnya yang satu lagi.
Gadis dengan baju piyama nafi yang tadinya sibuk terkikik itu menatap sumber suara.
"Iya, Bund! Kenapa?!" Tanyanya langsung dari tempat duduknya.
"Anterin ini yah" Hanum sambil berjalan membopong boks itu mendekati Klara "Kania udah nggak mau jadi kamu harus mau, nanti Bunda kasih imbalan kok, kamu tenang aja"