***
"Hoaaammm...." Klara menggeliat, menandakan tidur singkatnya terasa begitu nikmat.
Tapi tunggu sebentar. Seingatnya, ia tertidur di sofa teras rumah tadi. Kenapa tiba-tiba Klara berada di sini?
Di atas ranjang king size bernuansa abu-abu di dalam kamar bernuansa senada. Tata letak barang-barang itu juga tersusun ala-ala kamar woah sampai memenuhi kata aesthetic.
Itu yang membuat Klara langsung terduduk hanya untuk mengingatnya. Kerutan di dahinya itu sudah menjelaskan jika Klara tidak mengingat apapun. Selain, tidurnya yang cukup nyenyak dan itu sudah mampu memulihkan moodnya 1 persen.
Sleep walking?
"Mungkin iya kali ya---nggak tau lah!" Klara menggidikkan bahunya sebelum akhirnya mengedarkan pandangannya menyapu sekitar. Terlihat seperti mencari sesuatu.
Malam menguasai. Jarum jam di dinding itupun sudah menunjukkan pukul 19.00 dan di waktu itu harusnya Klara tengah menyantap makan malam bersama keluarganya seperti biasanya. Tapi kali ini?
"Suami siri gue gimana nih kabarnya" gumamnya mengiringi langkahnya keluar dari dalam kamar itu.
Iya, memang Klara tidak setuju atas pernikahan siri yang terjadi sangat mendadak itu. Tapi prinsipnya berkoar, dimana sesuatu yang sudah terlanjur terjadi padanya pasti susah di ubah. Maka dari itu, Klara lebih memilih mencoba menerimanya saja.
Mungkin itu akan lebih baik.
Baru saja kaki itu menuruni beberapa anak tangga, tapi Klara sudah melihat sang empu yang tengah terbaring di sofa ruang tengah.
"Gue pikir, tadi itu semuanya cuma mimpi. Ternyata enggak. Lo udah jadi suami siri gue sekarang"
"Gimana sikap lo gue nggak tau. Penting gue tau nama lo siapa" ujarnya usai sampai di samping Farel yang tengah tertidur.
Baskom berisi air di atas meja, juga handuk kecil di tangannya Farel itu tanpa sengaja menyita perhatian Klara.
Setelah diperiksa, ternyata baskom itu berisi air dingin. Lalu handuk itu masih kering. Itu artinya, Farel belum melakukan apapun terhadap kedua benda itu.
Yang ada dalam pikiran Klara saat ini adalah Farel akan melakukan kompres dingin.
Flashback off.
"Kalian berdua sudah mencemarkan nama baik kompleks ini! Jadi sekarang, kalian harus ikut saya untuk mempertanggung jawabkan semuanya, ayo!" Seno menarik kasar tangan Klara berupaya Klara menurut untuk mengikutinya pergi.
"Nggak usah pegang-pegang lo brengsek!" Umpat Farel sambil menghempas kasar tangan Seno dari pergelangan tangan Klara sebelum akhirnya...
Bugh!
Farel melayangkan bogeman mentah tepat pada perut Seno. Membuat amarahnya Seno yang tadinya terpendam kini mencuat. Bogeman itu mampu membuatnya meringis sejenak.
"Kurang ajar kamu ya!"
Bugh!
Bugh!