happy reading, teman-teman!!
°
°
°
°
°"Abi tolong percaya sama gue..."
Abisatya terus memikirkan kalimat yang diucapkan Aileen tadi siang. Pikirannya selalu tertuju pada perempuan itu. Setelah melihat sorot putus asa dari mata Aileen, perasaan Abisatya menjadi tidak karuan. Hatinya seolah memerintahkan untuk percaya pada Aileen sedangkan akalnya menolak dengan keras. Secara logika, apa yang dikatakan Aileen adalah hal mustahil. Namun, setelah melihat sorot itu... rasanya Abisatya mulai mengikuti kata hatinya untuk percaya.
Jari Abisatya mengetuk meja, sekarang pukul sepuluh malam dan Abisatya masih di toko bukunya karena hujan mengguyur Bandung malam ini. Tokonya sudah tutup namun Abisatya memilih menginap di tokonya malam ini. Udara yang dingin membuat Abisatya merapatkan tubuhnya dengan jaket tebal dan ditemani oleh secangkir kopi panas. Pikirannya masih tertuju pada apa yang dialami oleh Aileen. Benarkah penjelajah waktu itu benar-benar nyata? Dan Aileen adalah salah satunya. Tapi bagaimana bisa? Semuanya terasa mustahil.
Abisatya mengelilingi rak buku yang ada di tokonya. Matanya menelisik satu persatu buku yang berjajar rapi. Abisatya pindah berjalan ke arah dimana kumpulan novel berada lalu kembali mencari buku yang ingin ia baca. Seingatnya disini ada satu buku tentang penjelajah waktu, Abisatya berharap buku itu belum ada yang membelinya sehingga dirinya bisa membaca buku tersebut. "Ah ketemu!" Kata Abisatya begitu buku yang dicarinya ketemu.
"The time traveler" Abisatya membaca judul buku yang ia pegang. Melangkah menuju kursi di pojok ruangan lalu menghidupkan lampu baca yang ada di meja tersebut. Kopi yang ia seduh tadi tidak lupa ia bawa. Setelahnya Abisatya larut dalam buku yang ia baca. Dalam buku itu kasus si tokoh utamanya sama seperti yang dialami oleh Aileen, bedanya si tokoh utama pergi ke masa depan ketika dirinya melihat bintang jatuh. Si tokoh utama menutup mata dan berdoa ketika bintang jatuh kemudian ketika membuka mata, remaja itu berada di tempat yang sama namun di tahun yang berbeda. Sedangkan menurut cerita Aileen, dirinya sampai ke tahun 1990 ketika turun dari kereta api.
"Seperti kecepatan cahaya, perjalanan waktu terasa secepat itu menghantarkan seseorang ke masa depan atau lampau." Abisatya mengangguk setuju. Di kasus Aileen, perempuan itu mengatakan bahwa ketika ia bangun dari tidurnya lalu turun dari kereta perempuan itu sudah ada di tahun 1990. Seakan-akan kereta yang perempuan itu tumpangi adalah transportasi yang menembus dimensi waktu sehingga kemungkinan sampai di masa lampau atau bahkan masa depan.
"Ada apa dengan mereka yang tiba-tiba saja melakukan perjalanan waktu?" Kalimat tanya pada buku itu juga membuat Abisatya berpikir. Untuk apa mereka melakukan perjalanan waktu? Sepertinya orang terpilih, Abisatya merasa mereka yang melakukan perjalanan waktu adalah mereka yang harus melakukan sesuatu pada zaman di mana meraka terlempar. Atau memang hanya dengan acak, tiba-tiba kita melakukan perjalanan waktu tanpa kita sadari.
Hampir satu jam Abisatya membaca novel tersebut. Meskipun dirinya tau itu fiksi yang mana hanya karangan penulis semata, Abisatya tetap terlarut dalam ceritanya. Setiap membaca kejadian aneh yang si tokoh utama itu alami, dirinya selalu penasaran apakah Aileen juga akan mengalami hal serupa. Ketika ada hal buruk seperti, si tokoh utama terancam tidak bisa kembali ke tempat asalnya tiba-tiba dirinya khawatir jika itu juga terjadi pada Aileen. Bagaimana kalau Aileen juga tidak bisa kembali ke zamannya? Apa yang terjadi pada Aileen akhirnya? Bagaimana keadaan lingkungan sekitar Aileen ketika Aileen berada di zaman ini?