~Date??(sequel dare)~

241 42 16
                                    

Tiga kepala tengah bergerak ke kanan dan ke kiri sesuai dengan gerakan seorang pemuda yang dari tadi sibuk berjalan mondar-mandir seperti sebuah setrika yang tengah dipakai untuk merapikan pakaian.

" Rain tenanglah.. Aku pusing melihatmu seperti itu." gerutu Sky karena lelah dengan tingkah temannya tersebut

" Aoo Sky.. Aku sedang bingung ini, Bagaimana sekarang??" kesal Rain menghentikan sejenak langkah mondar-mandirnya

" Tenang Rain, Siapa tahu Phi Phayu hanya balik bercanda?" celetuk Team

" Kau benar, Ini sudah sore dan Phi Phayu belum datang. Itu berarti dia hanya balas mengerjaimu." tambah James

" Benar juga. Untunglah..." Rain merasa lega, rasa tegang di sekujur tubuhnya kini mulai perlahan mengendur

Keempatnya tertawa bersama mengingat kebodohan mereka yang menganggap pesan dari senior mereka itu nyata.

Namun di tengah tawa yang masih belum usai, terdengar suara ketukan pada pintu kamar milik Rain. Serentak keempatnya menoleh menatap pintu dengan jantung berdebar. Debaran itu berpacu dengan ketukan yang tak mau berhenti.

" Buka Sky," titah Rain pada Sky

" Enak saja. Kaulah." tolak Sky

" Kalau itu Phi Phayu, bagaimana?"

" Ya bagus donk, kau tinggal pergi jalan berdua."

" Enak sekali bicaramu."

" Kelamaan kalian." kesal Team karena pemilik kamar justru sibuk berdebat tanpa ada niatan membuka pintu, sedangkan suara ketukan itu mulai membuatnya risih

Team membuka pintu kamar Rain dan terkejut melihat pemandangan di depannya. Bibirnya terbuka tutup sebelum menutup pintu kamar Rain cepat.

Ekspresi dan gerakan Team semakin membuat tegang tiga makhluk di dalam kamar yang saling pandang menunggu kepastian.

" Siapa Team?" cicit Rain lirih

" Aaaaaaa..." jerit Team sembari memukul pelan kedua pipinya

" Benar Phi Phayu??" James tak sabar dengan jawaban Team

" A-Ada.. Ada Phi Win diluar. Matilah aku. Aku lupa kalau dia mengajakku kencan hari ini. Bagaimana ini? Aku belum mandi. Yaa ampun pakaianku, Aku pakai baju apa ini.." heboh Team dan dihadiahi sebuah bantal yang mengenai kepalanya oleh James

Pukulan telak untuk menyadarkan si bodoh.



°°°



" Ok, Aku kembali ke kamarku dulu."

" Aku juga."

" Kalian tak jadi menginap disini lagi?"

" Aku merindukan ranjangku."

" Hmm.. Aku juga merindukan bantal favoritku."

" Dasar. Ya sudah, Keluar sana kalian!"

Usir Rain pada dua temannya yang ingin kembali ke kamar mereka masing-masing, tepat di sebelah kamar Rain.

Rain kembali berbaring di ranjangnya, membuka laptop miliknya dan segera mencari film terbaru yang ingin dia tonton malam ini berbekal camilan yang dibeli Team sewaktu berkencan tadi.

Namun suara pintu yang harusnya sudah tertutup dari tadi baru saja terdengar, membuatnya berpikir mungkin salah satu temannya tak jadi kembali ke kamarnya sendiri.

" Kenapa? Tak jadi kembali ke kamarmu? Maaf ya, Aku tak menampung penumpang gelap." cibir Rain saat merasakan seseorang mendekat ke arahnya

" Tapi aku bukan penumpang gelap, Aku kekasihmu." suara asing

Love Is Love (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang