~That~

300 41 30
                                    

Suara langkah kaki terdengar menggema di sebuah rumah berlantai dua. Pemilik rumahnya bahkan tak perlu mengintip untuk mengetahui siapa gerangan yang sedang berlari di dalam wilayahnya, karena sudah selama delapan tahun ini sosok itu terus saja datang dan pergi dari tempatnya sesuka hatinya.

Tak ada yang melarang juga tak akan ada yang berani memberi sosok itu larangan.

Nafas terengah itu sudah begitu dekat di belakangnya. Dan benar saja ketika sang pemilik rumah menengok ke belakang, sosok itu sudah berdiri dengan memamerkan senyum manisnya.

Senyum yang teramat manis dari seorang remaja yang sedang berada di masa labilnya.

" Pa.. Apa Phi sudah pulang?" tanya sosok yang masih menggunakan seragam lengkap dengan atributnya

" Belum sayang." jawab Biu mengambil segelas air untuk Rain

" Aoo.. Lama sekali, Yasudah kalau begitu Rain pulang dulu Pa." pamit Rain setelah menenggak minuman dari Biu

" Ya sayang." Biu hanya menatap kepergian putra sahabatnya itu dengan senyum yang menghiasi wajahnya

Seolah baru kemarin anak kecil yang belum fasih berbicara huruf R itu kini sudah mulai beranjak remaja. Namun tetap saja Rain masih seperti seorang anak kecil baginya juga kedua putranya. Karena anak itu selalu saja membuat pusing kedua putranya dengan tingkah sedikit ajaibnya.




°°°





" Kami pulang.." suara Saifah mengumumkan kepulangannya

" Pa.. Tadi Rain mampir kesini belum?" tanya Phayu meletakkan tas ranselnya

" Iya sayang, Tapi dia pulang lagi." jawab Biu memperhatikan kedua putranya yang sudah tumbuh menjadi dua remaja tampan

Phayu mengangguk dan berjalan menuju kamarnya. Kini kamar kedua saudara kembar itu sudah terpisah. Karena memang si kembar yang sudah beranjak dewasa juga memiliki minat yang berbeda dalam pemilihan dekorasi kamar.



tok tok tok



" Hello.. Anybody home??" suara ceria mengetuk pintu kamar berwarna hitam

Hening. Tak ada jawaban. Padahal tadi kata Papa Biu kalau Phayu dan Saifah sudah pulang ke rumah. Lalu kenapa tak ada jawaban dari pemilik kamar.

" Phi.. Oh My..." teriak Rain setengah terkejut mendapati pemandangan yang baru saja dia lihat setelah mungkin tiga tahun dirinya tak pernah melihat tetangganya itu dalam kondisi telanjang dada

" Oii Rain!!" panik Saifah menutupi tubuh atasnya

" Kenapa? Aku bahkan sudah sering melihat Phi hanya mengenakan boxer dulu," cibir Rain menutup pintu kamar Saifah dengan cepat

" Itu beda. Kenapa kau masuk kesini? Kamar Phayu di sebelah." Saifah sudah memakai kaosnya setelah menyambar asal yang penting dirinya bisa segera menutupi tubuh atasnya

" Aku memang ingin bertemu Phi Saifah." jawab Rain duduk di ujung ranjang Saifah

" Ada apa?" Saifah bisa melihat gelagat aneh dari Rain kecil yang kini sudah sedikit besar meskipun keimutannya tetap saja bertahan

" Eum.. Itu, Eum.."

" Apa? Katakan saja?"

" Phi.. Phi sudah pernah melakukan, Eum.. Itu?" Saifah mengernyit bingung dengan pertanyaan Rain

" Itu?" tanya Saifah ulang

" Iya itu." Rain membuat gerakan dua telunjuknya yang saling bersentuhan dari ujung ke ujung

Love Is Love (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang