~Sick~

279 34 13
                                    

Suasana sarapan yang biasanya terdiri empat kepala kini hanya terisi tiga kepala karena salah satunya tengah dilanda demam.

Anak berusia delapan tahun yang sangat jarang jatuh sakit itu kini sedang terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang dalam balik selimutnya.

Uap panas keluar dari hembusan nafasnya. Pagi buta tadi salah satu kembarannya mendatangi kamar kedua orang tuanya dan mengatakan kalau kakaknya atau  Phayu tengah mengigau dan badannya terasa panas. Dan benar saja, badan anak itu mencapai 40° karena terserang demam.

Mungkin karena banyaknya jadwal juga perubahan cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini, mempengaruhi kondisi imunitas si kecil.

" Pa.."

" Ya. Kau butuh sesuatu?" tanya Biu memandang putra sulungnya terbaring lemah dengan wajah pucat yang jarang sekali terjadi

Phayu kecil menggeleng lemah. Kepalanya masih terasa pusing juga badannya begitu panas dan lemas.

" Kalau begitu istirahatlah." Phayu kembali terpejam, pengaruh obat juga demam yang di deritanya membuat anak kecil itu dengan segera kembali tertidur pulas




°°°


Gulf tengah mengendarai mobilnya setelah menjemput putra kecilnya pulang dari taman kanak-kanak. Dan sekarang si kecil terkejut mendengar berita tentang temannya yang sedang terbaring sakit.

Rain merengek kepada papanya untuk mengunjungi rumah Phayu begitu pulang dari sekolah. Tanpa berganti pakaian rumahnya lebih dulu, kini kaki mungil itu sedang berlari masuk ke dalam rumah temannya.

" Paaa... Lain datang...." suara Rain sudah terdengar masuk ke dalam rumah Phayu dimana si pemilik suara masih berada jauh dari pintu

" Yaa ampun anak itu," ucap Gulf menggeleng melihat kelakuan anaknya yang sudah menganggap rumah Phayu seperti rumahnya sendiri

" Ya sayang, Rain baru pulang sekolah?" jawab Biu menyambut kedatangan si kecil Rain dan Gulf

" Ya Pa. Kata Papa, Phi Phayu sakit. Boleh Lain jenguk?" tanya si kecil dengan mata bulat yang selalu membuat siapapun gemas karena ditatap dengan kedipan lucu dari Rain

" Tentu. Phayu pasti akan senang dijenguk Rain." Biu mengangguk dan secepat kilat si kecil sudah berlari menaiki lantai atas berharap dapat segera sampai ke kamar temannya

Dengan hati-hati dan perlahan Rain membuka pintu kamar Phayu. Matanya bisa menangkap siluet tubuh di balik selimut dengan mata yang masih terpejam.

Langkahnya mendekat masih dengan perlahan, berharap tak membangunkan Phayu. Tangan kecilnya terulur ke dahi Phayu dan memeriksanya apakah masih panas atau tidak.

" Uuh panas.." cicit Rain karena suhu tubuh Phayu masih panas menurutnya

Phayu mulai terusik dengan sensasi dingin yang menyentuh dahinya. Juga suara yang familiar terdengar di telinganya. Hingga matanya terbuka dan terlihat sosok kecil di samping tubuhnya yang sedang memperhatikan dirinya dengan mata sedikit berkaca-kaca.

" Hei.. Kenapa menangis?" tanya Phayu lirih

" Hiks.. Hiks.. Phi Phayu sakit. Dan itu membuatku sedih." tangis Rain pecah membuat Phayu berusaha menegakkan badannya untuk duduk

" Hei.. Berhenti. Ini hanya demam, Besok pasti sembuh." bujuk Phayu agar Rain menghentikan tangisnya

Rain mengusap jejak air matanya dengan punggung tangannya dan merangkak naik ke atas ranjang Phayu. Wajah anak kecil itu mendekat, mengecup singkat kening Phayu lalu meniupnya.

Love Is Love (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang