★ 02 : Partner?

20 5 0
                                    

Fyi, cast akan terus bertambah seiring berjalannya cerita.

Buat bab kemaren, aku gak sempet ngenalin Haidar and Viona, sorry, guys!

Di bab ini, aku akan kenalin mereka beserta cast-cast yg bakal muncul juga!

Anw, vote & komen, juseyoo :3

____________________

Waktu istirahat telah tiba, baru saja berniat mengistirahatkan tubuhnya sejenak, Khanza malah harus mendapatkan panggilan dari
guru. Tentu saja hal itu membuatnya kesal, namun sebagai murid teladan yang baik, Khanza dengan berat hati menerimanya.

Kini, ia tengah dalam perjalanan menuju ruang guru yang berada di gedung kelas sepuluh. SMA Praja Wira memang memiliki tiga gedung, dua gedung kelas, satu lagi gedung yang di gunakan sebagai lapangan dalam ruangan.

Struktur area SMA Praja Wira memang cukup rumit, membuat mereka yang baru pertama kali melihatnya pasti merasa kesulitan. Hal itu juga di alami Khanza pada kelas sepuluh lalu, namun kini ia sudah terbiasa dengan hal itu. Bahkan kini berjalan menuju ruang guru seakan-akan kakinya bergerak sendiri.

Khanza menguap pelan, rasa kantuk kembali menyerangnya, namun hal itu tak bertahan lama kala siluet seorang lelaki berperawakan tinggi terlihat di sampingnya.

Gadis itu menoleh, lalu berdecak kesal setelahnya. Kenapa ia harus bertemu dengan Artha di saat yang tidak tepat begini? Ugh, Khanza tidak memiliki tenaga untuk berdebat sekarang.

“Lo ngapain ngikutin gue?” tanya gadis itu enggan menatap Artha.

Lelaki itu menoleh, melirik Khanza sebentar lalu kembali memfokuskan pandangannya ke depan. “Gue nggak ngikutin lo, ini area umum, nggak ada larangan buat gue lewat, ‘kan?”

Khanza terdiam karena hal itu memang benar adanya.

Tak memedulikan lelaki itu lagi, Khanza lantas berbelok hendak memasuki sebuah ruangan bertuliskan 'Ruang Guru'. Namun, langkahnya terhenti ketika ia menyadari Artha yang masih berada di sampingnya.

Khanza menyeringit heran. Kalau memang benar lelaki ini tak mengikutinya, lalu bagaimana bisa lelaki ini masih berada di sampingnya, tak berniat untuk pergi.

“Lo ngikutin gue, ‘kan!?” tanyanya memicingkan mata yang justru di balas decakan malas oleh Artha.

“Ck, gue ke sini karena di panggil. Jangan kegeeran, deh, lo.”

Gadis itu berdecak kesal, sebelum menarik kenop pintu dan memasuki ruangan tersebut. Di sana, terlihat para guru-guru yang tengah sibuk di meja masing-masing. Ada juga yang berbincang-bincang singkat.

Khanza sontak tersenyum dan membungkukkan badannya sedikit kala lewat di hadapan mereka. Ia berjalan menuju sebuah meja guru yang cukup ia kenal. Namanya adalah Ibu Dewi, salah satu pengurus di SMA Praja Wira.

Sudah beberapa kali Khanza berurusan dengannya. Eits, tapi jangan salah. Khanza berurusan dengan guru itu dalam hal baik, ia sesekali mengikuti olimpiade mewakili sekolah dan di bantu oleh Bu Dewi.

Begitu melihat wanita berambut pendek dengan pakaian khas guru itu, Khanza lantas berjalan mendekat kearahnya. Namun, yang aneh sampai saat ini adalah Artha yang terus mengikutinya sejak tadi.

Best Mistake ★Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang