★ : PROLOG

37 7 1
                                    

Arthayasa Damian Adhitama, mungkin warga SMA Praja Wira sudah tidak asing lagi dengan nama lelaki bermarga Adhitama itu. Arthayasa atau yang kerap di panggil Artha, sosok yang terkenal karena sifat jahil dan pelawak nya.

Sebagian besar murid-murid sekolah itu menyebutnya sebagai mood booster SMA Praja Wira. Bagaimana tidak? Setiap hari, ada saja tingkah yang di buatnya bersama partner jahilnya itu—Haidar Cakrawala—buaya darat kelas kakap kalau kata orang-orang.

Terkadang keduanya akur, terkadang juga bertengkar. Tetapi jangan salah, meskipun hobi bertengkar dan memiliki sifat bertolak belakang, kalau mengenai menjahili orang, sudah pasti mereka maju paling depan. Seperti sekarang, keduanya tengah berlarian di koridor, melakukan aksi kejar-kejaran usai pembelajaran olahraga.

Beberapa hari yang lalu, Haidar mendapatkan foto Artha sewaktu kecil, alias foto jamet nya sewaktu SMP. Tentu saja lelaki itu kesal, apalagi Haidar berkata akan mengirimnya ke grup kelas. Dan benar saja, hal itu terjadi, berakhir dengan keduanya yang saling kejar mengejar.

Artha sebagai pengejar, dan Haidar sebagai penghindar.

“HAIDAR SIALAN! LO MAU MATI, HAH!?” teriakan Artha menggema di sepanjang koridor.

Seluruh pasang mata berpusat pada mereka. Ada yang menghela napas karena lelah dengan drama pagi kedua lelaki itu, ada juga yang keheranan dengan tingkah mereka.

“SUMPAH, THA! GUE NGGAK SALAH, TANGAN GUE YANG SALAH! SUER!” jawab Haidar dengan teriakan yang tak kalah keras.

Aksi itu terus berlanjut, hingga Haidar melangkahkan kakinya menaiki anak tangga dengan buru-buru. Artha yang melihatnya lantas hendak menyusul, namun belum sempat kakinya menginjak anak tangga, seorang gadis dengan almamater osis berwarna biru gelap turun dari tangga.

Artha yang melihatnya sontak mengerem mendadak, namun berakhir dengan tubuhnya yang bertabrakan dengan gadis yang ia yakini sebagai Sekretaris Osis itu hingga keduanya terjatuh ke lantai koridor yang dingin.

Kertas-kertas yang tadinya gadis itu bawa kini beterbangan, dan berjatuhan ke lantai.

Hening, senyap seketika. Haidar membulatkan matanya, mulutnya yang membulat juga sontak ia tutup menggunakan kedua tangannya. Perhatian seluruh orang terpusat pada kedua remaja itu.

Atmosfer di sekitar mendadak melambat. Suasananya juga menjadi canggung berkat hal tak terduga itu. Semua orang terdiam, mereka menghentikan aktivitas masing-masing, terlalu terkejut hingga waktu seakan-akan berhenti sejenak.

Artha pun sama terkejutnya, lelaki itu membulatkan matanya. Ia menatap kearah gadis yang juga terkejut dengan hal itu. Siapa yang tak terkejut coba, mendapati keduanya terjatuh dengan posisi menindih, apalagi bibir gadis itu yang mendarat di pipi Artha tanpa aba-aba.

____________________

Anw, gimana pendapat kalian sama prolognya?

Semoga tertarik buat baca, ya!

I hope really kalian ngasih masukan & vote, guys, ty!

Best Mistake ★Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang