★ 07 : Sick

11 5 0
                                    

Waktu istirahat telah tiba, seluruh murid-murid SMA Praja Wira berbondong-bondong keluar dari kelas dan menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka. Begitupun dengan Khanza, bedanya gadis itu datang ke kantin untuk mencari Artha, bukannya makan seperti murid lainnya.

Ya, kalian tidak salah lihat, Khanza mencari Artha, lelaki yang akhir-akhir ini selalu membuatnya kesal. Niat hati, gadis itu ingin menyampaikan informasi yang tak begitu penting mengenai olimpiade kepada lelaki itu, tetapi sampai sekarang, Artha tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Sebenarnya, Khanza tidak perlu repot-repot mencari lelaki itu, ia bisa memberitahukan informasi penting itu besok atau saat pulang sekolah nanti. Namun, entah kenapa, gadis itu hadis berinisiatif sendiri untuk mencari Artha. Ia bahkan bertanya kepada Haidar yang notabene-nya adalah sahabat karib lelaki itu.

“Haidar, Artha mana?” tanya gadis itu ketika tiba di meja yang di tempati oleh Haidar dan teman-teman kelasnya.

Haidar yang tengah sibuk berbincang dengan salah satu dari temannya itu lantas menoleh. “Oh, Artha. Dia enggak masuk hari ini, katanya sakit.”

Khanza mengangguk paham. Padahal, kemarin Artha terlihat baik-baik saja, kenapa hari ini lelaki itu sakit?

“Dia sakit apa?”

“Alergi nya kambuh, dia alergi stroberi.” Khanza terkejut mendengar penuturan lelaki di hadapannya itu.

Memori nya memutar kembali kejadian kemarin sore, di mana Artha menukar susu stroberi yang lelaki itu berikan kepadanya, dan justru meminum susu yang di tukarnya tersebut.

Ia terdiam, lagi-lagi rasa bersalah menggerogoti hatinya. Jika saja kemarin ia menerima susu itu saja, Artha pasti tidak akan sakit begini. Tetapi mengapa lelaki itu tidak memberitahu bahwa ia juga alergi terhadap stroberi?

Gadis itu termenung sejenak, memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang melintas di benaknya.

“Lo tau alamat rumah Artha, enggak?” tanyanya setelah hening cukup lama.

••••

Sesuai rencananya di sekolah tadi, setelah pulang sekolah, gadis itu memutuskan untuk mampir sebentar ke salah satu rumah yang baru pertamakali di kunjungi nya. Khanza berdiri di hadapan rumah bercat putih dengan dua lantai itu, menyiapkan diri sebelum menekan bel yang berada di samping pintu berwarna putih itu.

Gadis itu mengangkat tangannya, hendak menekan bel. Namun, di saat yang bersamaan, pintu tersebut terbuka, menampakkan seorang lelaki dengan kaos hitam polos dan celana pendek hitam nya.

Khanza terkejut seraya memperhatikan lelaki itu sejenak. Terdapat beberapa bintik-bintik merah di tangannya. Gadis itu terdiam selama beberapa saat, sama halnya dengan lelaki yang masih berdiri di ambang pintu itu.

Raut keduanya sama-sama terkejut, apalagi lelaki itu.

“Khanza? Lo ngapain di sini?” tanya lelaki itu.

Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut pemuda itu, membuat Khanza tergagap, bingung harus menjawab apa.

“Sore, Tha. Maaf ganggu, gue cuma mau anu ... itu ... anu,” gagapnya.

Sialan! Kemana perginya kepercayaan diri Khanzasa Vienna sekarang ini?

Lelaki yang di panggil Artha itu terkekeh kecil, merasa gemas sendiri dengan kegugupan gadis di hadapannya. Ia lantas mempersilakan Khanza untuk masuk terlebih dahulu.

Best Mistake ★Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang