Ch 6

0 0 0
                                    

Dua tahun berlalu sejak kejadian di sekolah. Raya dan Raffa sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Persahabatan mereka semakin erat, bagaikan sepasang nada yang saling melengkapi. Kehadiran Raffa telah membawa warna baru dalam kehidupan Raya, mengisi kekosongan yang selama ini dia rasakan.

Raffa yang ceria dan optimis senantiasa bisa membuat Raya tersenyum. Mereka sering belajar bersama, saling membantu dan menyemangati satu sama lain. Klub musik yang mereka ikuti bersama juga semakin berkembang. Mereka kerap tampil di acara-acara sekolah, membawakan lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri.

Lirik lagu yang mereka buat seringkali bercerita tentang persahabatan, harapan, dan juga tentang perjuangan menghadapi masa lalu yang kelam. Musik menjadi media mereka untuk mengekspresikan perasaan dan bercerita kepada dunia.

Di sisi lain, hubungan Raya dengan Bibi Sarah perlahan membaik. Meski belum sepenuhnya akrab, Bibi Sarah berusaha untuk menjadi sosok yang lebih pengertian dan perhatian. Beliau rutin mengantar dan menjemput Raya sekolah, sesekali mengajaknya jalan-jalan di akhir pekan.

Raya pun mulai membuka hatinya untuk menerima Bibi Sarah. Dia mengerti bahwa bibinya pasti juga merasa kesepian dan membutuhkan kehadirannya. Mereka mulai belajar untuk hidup bersama dan saling menjaga satu sama lain.

Suatu sore, saat sedang asyik memetik gitar di taman sekolah, Raffa tiba-tiba terdiam. Wajahnya tampak murung, tidak seperti biasanya.

"Ra, kamu kenapa?" tanya Raya dengan nada khawatir.

Raffa menghela napas panjang. "Ray, Papaku baru saja mendapat tawaran pekerjaan di kota lain," ujarnya pelan.

Raya terkejut mendengar kabar tersebut. Perasaan sedih dan cemas bercampur aduk di hatinya. "Kota lain? Jauh nggak?"

Raffa mengangguk pelan. "Cukup jauh, Ray. Mungkin kita nggak bisa satu sekolah lagi."

Air mata Raya mulai berkaca-kaca. Dia tidak bisa membayangkan harus berpisah dari sahabat terbaiknya. Raffa adalah teman curhat, penguat, dan sekaligus sumber kebahagiaan baginya.

Raffa melihat kesedihan Raya. Dia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Raya erat-erat.

"Hey, jangan sedih dulu lah! Mungkin nanti kita masih bisa ketemu kok. Lagipula jarak nggak bisa memutuskan persahabatan kita, kan?"

Raya tersenyum tipis. Benar juga kata Raffa. Persahabatan mereka tidak akan lekang oleh jarak. Mereka berjanji untuk tetap saling bertukar kabar dan saling mengunjungi jika ada kesempatan.

Seminggu kemudian, tiba saatnya Raffa dan keluarganya pindah ke kota lain. Pagi itu, suasana di stasiun kereta api terasa haru. Raya dan Raffa saling berpelukan erat, tak kuasa menahan air mata perpisahan.

"Aku bakal kangen kamu, Ray," bisik Raffa.

"Aku juga kangen kamu, Ra," jawab Raya lirih.

Raffa melepaskan pelukannya dan menyeka air mata Raya dengan lembut.

"Jangan nangis terus ya. Kamu harus tetap semangat. Jangan lupa terus latihan gitarmu. Siapa tahu nanti kita bisa main musik bareng lagi di panggung yang lebih besar," ujarnya sambil tersenyum.

Kereta yang membawa Raffa dan keluarganya pun perlahan-lahan mulai meninggalkan stasiun. Raya melambaikan tangannya, mengikuti gerbong kereta api yang semakin menjauh. Rasa sedih dan kehilangan memenuhi hatinya.

Meski kehilangan sosok Raffa di sisinya, Raya tetap tegar. Dia terus bersekolah dengan rajin dan bersemangat. Dia juga aktif di klub musik, bahkan semakin giat berlatih gitar. Dia ingin membuktikan kepada Raffa bahwa dia bisa terus maju dan berkembang.

Suatu hari, sekolah Raya mengadakan kompetisi band antar kelas. Raya awalnya ragu untuk mengikuti kompetisi tersebut, mengingat Raffa sudah tidak lagi bersamanya. Namun, dukungan dari teman-teman klub musik dan semangat untuk membuktikan diri membuat Raya akhirnya memutuskan untuk ikut berpartisipasi.

Raya mengajak beberapa teman sekelasnya untuk membentuk sebuah band. Mereka berlatih dengan tekun selama berminggu-minggu. Raya yang piawai bermain gitar menjadi leader sekaligus vokalis band tersebut.

Hari perlombaan pun tiba. Suasana aula sekolah meriah dipenuhi oleh para peserta dan penonton. Band Raya tampil dengan penuh semangat. Mereka membawakan lagu yang mereka ciptakan bersama Raffa, lagu yang bercerita tentang persahabatan dan harapan untuk masa depan.

Lagu yang dibawakan Raya dan band-nya begitu menyentuh hati para penonton. Lirik yang penuh makna dan alunan musik yang syahdu membuat mereka terpukau. Penampilan mereka pun berhasil memukau para juri dan keluar sebagai juara pertama kompetisi.

Raya merasa sangat senang. Kemenangan ini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Raffa. Dia yakin, sahabatnya itu pasti akan ikut bangga melihat pencapaiannya.

Tbc..

Dear Hope [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang