Extra : Another Time

115 9 1
                                    

EXTRA

.

.
" Tolong hapus ingatan kami, dan biarkan kami saling melupakan"

....

.







Pagi hari di sebuah kota di benua Eropa terbilang begitu nyaman dengan tumbuhan musim semi yang mulai menghiasi jalanan. Seorang pemuda berjalan keluar masuk sebuah cafe dengan atribut yang menunjukkan jika dia salah satu karyawan disana.

Sosok manis itu terlihat menyapa orang-orang yang berlalu-lalang ketika ia berdiri menata papan menu di depan cafenya.

“ Fourth!”

Fourth, pemuda manis itu berlari menuju ke arah counter dimana orang yang memanggilnya berdiri memandangnya curiga.

“ Kau menghabiskan jatah makan siangmu????!”

“ A la I, Phi… bahkan ini masih pagi kenapa kau menuduhku?”

Sosok kakak itu menggeleng lalu menjentikkan jari di kening yang lebih muda.

“ Tikus kecil ini!”

Fourth tersenyum sebelum berteriak ketika telinganya di tarik oleh yang lebih tua.

“ Phi Phai!? Fourth!? Berhenti mempermasalahkan makan siang kalian! Cepat bantu aku di dapur!”

Kedua pemilik nama yang di teriaki itu langsung bergegas berlari mendekat ke sumber suara. Dimana adik kandung Pon sedang mengarahkan pisau ke arah mereka.

“ Nong Title, kraaap! berhenti bermain menggunakan pisau!”

“ Aku ingin mencincang kalian! Bantu aku!”

Tidak menunggu peringatan kesekian kali Pon dan Fourth bergegas membantu Title seperti keseharian yang selama ini mereka jalani. Berbaur dengan orang baru di beberapa negara, dan kemudian pindah untuk kesekian kali.
Pon adalah yang tertua diantara ketiganya, ia terkadang berlaku seperti kedua orang tua juga seorang teman.

Pon terdiam memandang pemandangan dimana Title dan Fourth sedang menghias kue, ia berjalan menyingkir dari keduanya memandang ke arah jalanan dimana ia mendapati seorang yang ia kenal berdiri di seberang jalan.

“ Khun Meen…”

Ya, lelaki berbalut serba hitam itu melambai pada Pon ketika menyadari jika Pon memandanginya. Lelaki itu mengisyaratkan agar Pon menghampirinya di mobil.

“ Title! Fourth! Hari ini kita tutup saja cafe! Aku ada urusan!”

“ What?!!! Phi???!”


Mengabaikan protes dari yang lebih muda, Pon segera melesat menghampiri Meen.

“ Ping ingin bertemu denganmu”


Pon mengangguk, ia masuk ke dalam mobil mewah yang Meen gunakan. Meninggalkan kedua adiknya yang menatap tidak percaya kepada kakak mereka yang terlihat tidak canggung dengan keberadaan mobil mewah yang membawanya.

“ Fourth, cepat masuk! Kita tutup hari ini menunggu Phi Pon pulang”

Title menarik adiknya.


“ Phi aku seperti familiar dengan orang itu, aku bisa mencium parfumnya…dia serigala alpha yang kuat”

Title mengangguk.

Our Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang