0.8 serius

45 5 0
                                    

Yunho, selesai dengan ketidak jelasannya, dia langsung pergi ke meja lain dan aku ngelihatin para manusia yang ada di meja ini. Aku baru sadar kalau dari awal aku sampai di meja ini, gak ada satu pun dari mereka yang ngenalin diri.

Muka mereka kelihatan gampang buat diinget sih, tapi emang gapapa ya duduk semeja tapi gak tau kita lagi duduk sama siapa aja?

Eh, gapapa sih, aku juga gak bakalan ketemu sama mereka lagi habis ini.

“Oh iya, lupa ngenalin.” Mingi buka suara. “Guys, ini Stefani, pelanggan nomor satu di resto Nyokap gue. Fan, ini yang kenceng banget badannya kaya batu namanya San, terus ini yang keriting ini Wooyoung, terus yang kaya pangeran ini Yeosang, mereka cuma setahun sekali mampir ke restonya Mama.”

Waw, perkenalan diri yang ikonik sekali. Itu inside jokes mereka, kah? Kayanya iya, soalnya mereka gak protes dan sekarang dadah-dadah sambil senyum ramah.

“Kalian gak gumoh kah temenan sama Mingi? Gue aja mending ketemu mamanya ketimbang ketemu anaknya ini.” Aku serius.

Terus laki-laki yang namanya San nepuk tangan, seolah baru menghubungkan satu hal dengan satu hal yang lainnya. “Oh! Jadi yang tadi Mingi bilang cewek yang mau nikah sama Nyokapnya tuh elo??”

“Kalian kenapa nganggap omongan dia serius deh?” Aku terheran-heran.

“Lah, Gi, emang lo gak serius tadi?” Sekarang Yeosang yang nanya.

“Serius kok.”

“Serius apaan sih anjir? Omongan gue aja lo bercandain terus.” Aku protes.

Mingi noleh, natap aku, tajem. “Berarti elo yang gak nganggep gue serius. Emang gue tiap bales omongan lo sambil ketawa kaya si Yunho? Enggak, kan? Sekarang, gue ngomong sama lo nih gue kelihatan serius apa enggak?”

Ya kalau dilihat sih serius...

“Apaan sih anjir?!” Aku gak mau mengakui.

R.S.V.P - song mingi [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang