2. Perubahan Yang Terjadi

843 91 4
                                    

Bukan Harry dan Draco saja yang terkejut.. Hermione juga terkejut waktu semua isi botolnya telah menghilang dan mengenai pakaian Harry dan Draco. Apalagi mereka berdua tak sengaja meminum ramuan tersebut.

Hermione pun berlari menghampiri Harry dan Draco dengan memasang wajah yang sangat tegang. Hermione merebut botol kecil tersebut dari tangan Harry dan Draco. Dan menghembuskan nafasnya berat saat melihat isi cairan di dalam botol tersebut tidak ada yang tersisa.

"Harry.. aku kan sudah bilang--" perkataan Hermione di potong Harry dengan tegas.

"Ini bukan salahku, Mione!! Salahkan saja Malfoy.." Harry berseru tidak terima kalau dia yang di salahkan oleh sahabat perempuannya.

"Kenapa ini salahku??! Ini salahmu Karena kau tidak mau jujur.." ucap Draco sewot. Draco yang mendengarnya pun tidak terima.

"Kalau saja kau tidak keras kepala, ini semua tidak akan terjadi, Malfoy!!!!" Teriak Harry dengan tatapan sangat tajam, saking tajamnya mungkin kepala Draco bisa terbelah.

"Ini juga salahmu, Potter. Kalau saja kau membiarkanku menghirup ramuannya. Semua ini tidak akan terjadi.."

"Kau memang Ferret brengsek.."

"Dan kau darah pengkhianat kotor"

Harry dan Draco tak bisa mengendalikan emosinya dan sama-sama mengambil tongkatnya dari saku. Kemudian mengacungkannya ke depan, bersiap mengeluarkan mantranya.

"Cukup!! Cukup!! Cukup!!" Teriak Hermione geram. Dia sudah cukup sabar melihat pertikaian antara Harry dan Draco, dan sekarang adalah batasannya. "Aku sudah bosan melihat kalian berdua terus saja bertengkar. Ada yang lebih penting dari itu. Kalian berdua telah meminum ramuannya.. itulah yang harus kalian utamakan.. kita harus pikirkan solusinya.."

Harry dan Draco baru tersadar, ada rasa gelisah dan takut. Harry dan Draco sama-sama menurunkan tongkatnya dan mereka simpan lagi dalam sakunya.

Draco yang tidak tahu ramuan apa itu hanya berpikir dia akan mati atau tidak. Sementara Harry yang tahu merasa gelisah, tapi kembali normal karena mengingat Hermione sudah punya penawarnya.

"Sebenarnya ramuan apa itu??" Tanya Draco.

Mendengar pertanyaan Draco membuat Harry dan Hermione Saling bertatapan.

"Tapi Hermione.. bukannya kau bilang ada penawarnya??"

Draco memutar bola matanya kesal karena tidak ada yang mau menjawab pertanyaannya. Dan pikiran Draco sudah kemana-mana. Takut yang dia pikirkan menjadi kenyataan.

Hermione menggigit bibir bawahnya ragu, "entahlah Harry.. aku juga ragu.."

"Oh.. ayolah." Draco berdecak menahan kesal, "Tidak ada yang menjawab pertanyaanku sebelumnya. Aku tanya sekali lagi. Ramuan apa itu???" Tanya Draco sambil menekan katanya agar dua manusia di depannya menjawabnya. Dan itu harus dijawab.

Hermione yang melihat wajah Draco yang mulai memerah menahan kesal, Hermione menatap ke arah Harry, justru yang di tatap menganggukkan kepalanya sekali sebagai tanda setuju agar Malfoy tahu kebenarannya. Akhirnya mau tak mau Hermione harus mengatakan yang sejujurnya.

"Aku membuat ramuan baru.. sebenarnya, aku hanya coba-coba" jawabnya pelan. "Dan aku meminta bantuan Harry agar aku tahu, ramuan ini berhasil atau tidak.."

"Lalu ramuan apa itu??" Tanya Draco yang keberapa kalinya dengan nada geram karena sampai saat ini dirinya tidak tahu apa-apa.

"Ramuan penukar jiwa.." jawab Hermione sangat pelan. Tapi walaupun pelan, Draco masih bisa mendengarnya.

Bola mata Draco melebar seolah melihat pangeran kegelapan ada didepan matanya langsung. "Apa kau gila???" Sembur Draco marah setelah sadar dari keterkejutannya.

Accidentally love My Enemy (HarCo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang