Harry* menarik tangan Hermione ke kelas tak terpakai sambil melafalkan mantra Muffliato agar tidak ada yang bisa mendengar pembicaraannya dengan Hermione. Tongkatnya pun dia simpan kembali ke dalam sakunya.
Harry* menggenggam erat lengan Hermione hingga mendesis kesakitan.
"Kita harus tolong Draco!!!"
"Harry tenanglah.. kau menyakitiku.."
"Aku tidak bisa tenang, Hermione!!"
Hermione melepas tangan Harry* dari lengannya, "apa yang harus kita tolong, dia yang memasukkan namanya sendiri, Harry!!!"
"Tidak!!!!!" Sentak Harry* berteriak sampai mengagetkan Hermione. "Aku yakin ada orang yang memasukkan namanya dalam piala itu!!!"
Hermione menghela nafasnya lelah, "Harry.. dengarkan Aku---"
"Kau yang harus dengarkan aku Hermione!!! Draco tidak memasuki namanya!! Aku lihat sendiri dari matanya.. dia terkejut dan ketakutan. Aku bisa merasakannya, bukan dia!!" Seru Harry* dengan nadanya penuh kepedihan.
Hermione menatap cemas ke arah Harry*, "kalau benar bukan Draco, lalu siapa orangnya??"
Harry* menggeleng kepalanya pelan, "aku juga tidak tahu, tapi yang pasti itu bukanlah Draco. Dia dijebak. Seandainya kalau kita tidak tertukar, pasti akulah yang ada di sana Hermione.. dan sekarang Draco yang--" Harry* tak sanggup meneruskan perkataannya, dia terengah-engah sambil meremas rambut pirangnya dengan erat.
"Harry.. semua sudah terjadi. Yang Draco butuhkan adalah dukungan dari kita. Malam ini aku akan bicara dengannya atau mungkin besok.. saat ini Draco pasti sedang sibuk di ruangan dengan calon peserta lainnya.."
Harry* duduk karena merasa tak sanggup menopang berat badannya sendiri, "Aku tidak tahu Hermione, aku merasa sangat bersalah. Aku marah karena tidak bisa berbuat apa-apa untuknya. Kenapa harus Draco.. Draco tidak seharusnya mengalami hal ini, Hermione.." kata Harry* dengan nadanya yang lirih.
"Harry, aku juga tidak tahu. Aku juga tidak bisa menolong Draco untuk sekarang. Aku ingin sekali mencari penawarnya agar kalian bisa kembali, tapi sampai sekarang aku masih belum menemukannya.."
Harry* memejamkan matanya, "awalnya kau tidak percaya kan??"
"Apa??" Tanya Hermione Karena tiba-tiba Harry* mengubah topik.
Harry* menatap Hermione sedih, "kau tidak mempercayainya. Kau berpikir Draco yang memasukkan namanya sendiri, bahkan Ron juga.."
"Aku---"
"Sudahlah Hermione, aku paham. Kau baru mengenal Draco karena awalnya kalian adalah musuh. Aku tidak bisa menyalahkanmu begitu saja. Tapi Ron. Aku tidak bisa mempercayainya, dia sangat marah seolah dia tidak mempercayaiku!!"
"Ron cuma---"
"Cuma apa Hermione?? Aku tidak paham kenapa Ron harus marah. Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengannya.." Harry* menggeleng kepalanya pelan seolah apa yang terjadi sekarang adalah kesalahan.
Hermione seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi dia tahan.
Harry* menghela nafas panjang, "Baiklah, aku rasa kita sudahi pembicaraan ini. Aku sangat lelah hari ini. Banyak kejadian yang menguras tenagaku.."
"Kau harus istirahat Harry.. besok kita harus berkumpul disini. Dan semoga saja besok Draco tidak sibuk..."
Harry* mengangguk menyetujui, yang dibutuhkan Harry* saat ini adalah mengistirahatkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally love My Enemy (HarCo)
Fiksi RemajaHarry dan Draco jika bertemu pasti selalu bertengkar dan saling melempar mantra. Harry selalu menatap tajam jika draco Malfoy berbuat ulah seperti mengejek atau menghinanya sebagai darah pengkhianat. Harry benar-benar sangat membenci Draco Malfoy. W...