Sudah seminggu Draco* berada di St. Mungo's dan selama itu pula Harry* merasa dilema. Draco* melarang Harry* untuk menjenguknya di St. Mungo's. Itulah yang dikatakan Madam Pomfrey padanya. Harry* merasa sedih dan kecewa. Padahal Harry* sangat ingin mengetahui keadaannya dan ingin bertemu.
Dan yang membuat Harry* semakin kecewa adalah Hermione bisa menjenguknya tapi kenapa dirinya dilarang. Itulah yang menjadi pertanyaan dibenak Harry* selama ini.
Saat ini Harry* tengah berada di perpustakaan sambil merenung untuk menunggu kabar dari Hermione tentang keadaan Draco*. Dia bilang Draco* sudah sehat dan bisa kembali ke Hogwarts besok untuk belajar. Dia tak sabar mendengar langsung pada Draco*, kenapa dia dilarang untuk menemuinya.
Akhirnya Hermione sudah berada di perpustakaan dan celingukan mencari Harry*. Setelah menemukannya, Hermione langsung duduk di hadapan Harry* yang tengah melamun.
"Hai!!" Seruan Hermione pun sukses mengejutkan Harry*.
"Hermione.. bisa tidak kau tidak perlu mengejutkanku begitu?!!" Seru Harry* kesal.
"Kau tidak melihatku datang? Makanya jangan melamun" Hermione pun melihat sekitarnya yang ramai dengan para murid Hogwarts. "Hai, Draco"
Harry* juga melihat sekeliling perpustakaan, memang banyak murid yang tengah sibuk pada bukunya masing-masing dan Hermione tak mau ada yang mendengarnya memanggil dengan nama aslinya. Bahkan ada sebagian tatapan penasaran dari para murid ketika melihat Hermione tengah berduaan dengan Harry* yang tentu saja Dimata mereka jika Hermione bersama Draco Malfoy yang mereka kenal sebagai musuh bebuyutan.
"Lebih baik kita pergi dari sini. Aku merasa tak nyaman di tatap semua orang" bisik Harry*.
"Jangan. Lebih baik kita disini saja. Aku tak mau dengan kepergian kita membuat mereka jadi salah paham dan berita mengenai kedekatan kita sampai tercium di Manor Malfoy.. lebih baik kita belajar saja. Apalagi sebentar lagi ada ujian. Aku tak mau nilai Draco jadi jelek karenamu.. dan membuat Draco semakin membencimu!!" ucap Hermione sambil mengeluarkan bukunya dan membuka halamannya.
Harry* merengut, tapi kemudian mengangguk. "Apa Draco belum memberimu alasannya kenapa dia melarangku untuk menemuinya?? Apa aku punya salah padanya??"
Sesaat Hermione terdiam, kemudian dia menatap Harry* ragu. "Ini bukan saatnya kita membicarakan ini" ucapnya.
"Tapi kapan Hermione?? Kenapa aku merasa kau merahasiakan sesuatu dariku?? Apa maunya dia sebenarnya?? Apa aku punya salah, katakan padaku agar aku tahu kesalahanku apa sampai dia tidak mau melihatku??!!" Seru Harry* tak sadar tengah berbicara dengan keras.
Suasana seketika sepi, semua murid terlalu fokus dengan seruan Harry*. Semua murid pun berbisik-bisik sambil menatap ke arah Harry* dan Hermione.
"Jangan bicara keras-keras!!!" Desis Hermione menegur, Harry* pun akhirnya kembali tenang.
"Hai.."
Harry* dan Hermione mendongak. Blaise bersama Pansy tiba-tiba sudah berada di hadapan mereka berdua.
"Kami mau mengerjakan tugas tapi semua tempat duduk sudah penuh. Apa boleh kami bergabung??" Tanya Blaise dengan ramah.
"Eh.. tidak apa-apa. Kalian boleh duduk bersama kami" Hermione berdeham dengan canggung, ini pertama kalinya Hermione bicara tanpa argumen dengan anak Slytherin.
"Terima kasih.." balas Blaise tersenyum. Dia kemudian duduk sekaligus menarik paksa tangan Pansy yang sedang merengut.
"Lebih baik aku kerjakan tugasnya di asrama saja" gerutu Pansy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally love My Enemy (HarCo)
Teen FictionHarry dan Draco jika bertemu pasti selalu bertengkar dan saling melempar mantra. Harry selalu menatap tajam jika draco Malfoy berbuat ulah seperti mengejek atau menghinanya sebagai darah pengkhianat. Harry benar-benar sangat membenci Draco Malfoy. W...