My Home

554 64 3
                                    

*
*
*

"Kau sangat cantik nona, gaunnya begitu pas dan cocok," ucap bibi antusias.

"Benarkah,?tapi ini terlihat mahal aku merasa tak enak" Renjun sedikit risih karena tak terbiasa memakai baju bagus. Bibi mengulas senyum hangat tangannya menarik dagu Renjun menunduk.

"Jangan merasa seperti itu, Sayang. Karena __Lebih baik seperti ini, terpakai " kata Bibi memelankan suara diakhir.

"Bibi bicara apa?" tanya Renjun penasaran. Wajahnya mengkerut bingung.

"Tidak ada.. Ayo keluar Tuan pasti sudah menunggu," Bibi mengalihkan pembicaraan, meraih tangan Renjun supaya mengikutinya.

"Maaf Bibi Yang tadi kamar bergambar princess itu, kamar siapa? Apa putrinya paman?" tanya Renjun disela sela langkah mereka.

Sedangkan Bibi sempat terdiam, dan memelankan jalannya. Begitupun Renjun. Karena terlampau penasaran, sambil terus berjalan Renjun sesekali melihat pada Bibi menunggu sebuah jawaban.

"Iya" singkat saja Bibi menjawab

"tapi dimana dia? Tidak ada?" tuntut Renjun lagi

"jalannya lebih cepat ya Sayang, Tuan pasti telah lama menunggu" jawab Bibi dibarengi mempercepat langkahnya.

Dia bisa saja menjawab pertanyaan Renjun, tapi Bibi sadar ini bukan waktu tepat, apalagi Renjun hanya seorang anak kecil.

Renjun meremat ujung gaunnya, begitu dirinya semakin dekat dengan pria yang sekarang duduk disofa dengan Ipad ditangannya.

"Apa tidak papa aku pake ini, nanti putrinya paman Yuta marah sama injun karena nyentuh barang miliknya. Seperti Jaemin waktu itu" ucapnya dalam hati.

"Hey, Renjun sudah siap, ayo kemari " Yuta berseru menyambut kedatangan Renjun, ipadnya sudah disisihkan diatas meja.

Renjun berada ditempat sempat terkaget sedikit, Suara yang Yuta keluarkan bernada tinggi dan terdengar menakutkan.

"Iya paman," Jawab Renjun ragu ragu lebih mengikis jarak pada Yuta. Menengok sebentar kebelakang, pada Bibi seperti mengkode, tidak papa?, Dan anggukan yang Renjun dapatkan 

"Sini duduk, paman mau bicara" terdengar serius tapi terdengar halus.

"Renjun tau tidak? Paman kesepian berada dirumah besar ini sendirian." Renjun menggeleng polos. Yuta terkekeh kecil meraih tangan mungil itu dalam pangkuan pahanya.

"Renjun juga sendiriankan sekarang?"  Kali ini Renjun mengangguk patah, wajahnya jadi memuram mengingat hidupnya yang sendirian itu benar adanya .

"Maaf.. Maaafkan paman sudah  membuatmu sedih," Yuta gelagapan dia salah  berucap, padahal  sebisa mungkin sebelum ini Dia sudah mempersiapkannya dgn  merangkai kata sebaik baiknya.

"paman hanya ingin Renjunie, menjadi anak paman," Renjun diam tak berkutik, dia tak mengerti kenapa harus dirinya.

Sedangkan disisi lain Yuta menunggu cemas, jawaban apa yang akan Renjun berikan, jantung berdebar takut tak sesuai harapannya.

"paman mau menjadikan Renjun anaknya paman, dan Renjun tinggal disini sama paman, dan memanggil paman sebutan sebagai Ayah?" Yuta melanjutkan Ucapannya.

Yuta  memikirkan rencana ini dari awal pertemuan pertamanya dengan Renjun, dan setelah mendengar cerita jika anak itu tak tahu mengenai siapa orangtuanya.

Hatinya tergerak, bergejolak sangat ingin menjaga anak ini, dari dunia yang sangat kejam menurutnya. Sekaligus mengobati hatinya yang kesepian. Karena ditinggalkan orang tersayangnya.

HOME   [RENJUN GENDERSWITCH ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang