My Home

651 76 5
                                    

*
*
*

Beberapa hari kemudian, Kini Renjun akan mulai bersekolah. Tentu saja Winwin mempersiapkan semuanya dengan baik.

Pagi ini Renjun sudah rapi dengan seragam barunya, bercermin mengamati penampilannya.

Senyum tak lepas dari bibirnya, Ia sungguh senang Sekolah adalah hal yang ia impikan selama ini. Rasa penasarannya semakin memuncak tak sabar menantikan bagaimana serunya belajar bersama disebuah ruangan.

Winwin sudah memberikan gambaran, sekolah itu seperti apa, akan apa.

"Ouhh Jaemin belum bangun,?" Renjun menggaruk kepalanya, karena terlalu bersemangat Renjun bangun kepagian. Jam 5.30.

"Injun terlallu senang.. Hihi" Renjun terkikik. Masih mempertahankan semangatnya.

"Jaemin bangunnya kan jam enam, kalo gitu aku akan bantuin Jaemin siapin peralahan sekolah, dan baju saja..," ucap Renjun berinisiatif, kenapa seperti, setelah tinggal bersama Renjun  sedikit sedikit tau sifat Jaemin yang ceroboh dan terburu buru.

Mulai dari seragam, sepatu, kaos kaki, alat tulis, memastikan buku Jaemin sesuai jadwal tak lupa juga mengecek prnya.

"Semua sudah. Selesai.." Beberapa Menit sudah Renjun sibuk sendiri. Bertepatan dengan itu Winwin masuk kamar, berniat membangunkan mereka.

Renjun tersenyum puas, pekerjaannya telah selesai, setelah itu ia memakai sepatunya samvil duduk disofa.

"Sayang.. Ayo waktunya bangun,"  Winwin berseru, membuka pintu.

Winwin terdiam sejenak, melihat baju Seragam Jaemin sudah tersimpan rapih disamping Renjun sepatu yang juga sudah siap dibawah sofa, dengan kaos didalamnya.

"Renjun sudah siap rupanya, tadi Mama mau membangunkan kalian," Ucap Winwin, mendekat.

Renjun tersenyum hangat.. "Iya Ma..injun sudah tak sabar," Winwin tersenyum penuh arti merapihkan anak rambut Renjun yang beterbangan.

"Sebentar...,"Winwin berjalan kemeja mengambil jepitan, menyelipkan pada Rambut Renjun yang sudah rapih,diikat.

Winwin tak tau harus sedih atau senang, melihat Renjun bisa semandiri ini. Senang tentu saja, tapi sisi lain Winwin ingin juga Renjun selalu mengandalkan dirinya.

"Hebat.. Injun bisa mengikat rambut sendiri," puji Winwin.

"Terima kasih Mama..," Winwin mengangguk, lalu beralih mendekat pada ranjang Jaemin.

Renjun kembali duduk disofa, mengamati Winwin yang sedang membangunkan Jaemin.

"Injun jadi kangen Ayah.. Ketika ngeliat Jaemin," batin Renjun.

Beberapa hari ini Renjun belum bertemu Ayahnya lagi setelah, dibawa Winwin,kerumahnya. Renjub tak tau ada apa tapi ketika Renjun bertanya Winwin selalu bilang Ayahnya, menitipkan Renjun pada Winwin karena harus mengurus bisnis diluar negeri.

Dan tanpa Winwin sadari, dia melakukan hal sama,  membohongi Renjun. Dengan alasan sama, dulu ketika Jaemin menanyakan Ayahnya.

Jaemin bangun dan langsung kekamar mandi, Winwin merapihkan tempat tidur Jaemin dan hendak juga merapihkan tempat tidur Renjun.Ranjang mereka terpisah.

Tapi tidak jadi, setelah melihat selimut bantal sudah tertata rapih, dan ditempat semestinya.

"Injun tunggu saja dibawah, Ya. Mama akan menunggu Jaemin disini," titah Winwin, Renjun mengangguk berjalan keluar menenteng tasnya.

Winwin duduk lemas diranjang,ketika melihat sidah melihat Renjun keluar. Dengan menutup mata dengan dua tangan.

"Renjun tolong andalkan Mama, Sayang," Winwin hanya bisa bicara dalam hati saja.

HOME   [RENJUN GENDERSWITCH ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang