My Home

422 69 6
                                    

*
*
*

"Echan injun ga papa, untung sikut njun aja yang terkantuk." Renjun berusaha baik baik saja, meski raut wajahnya tak bisa dibohongi pasti sangat sakit.

Keduanya sama sama terjatuh, awalnya Renjun mencoba untuk menahan Haechan saja tapi karena badan Renjun terbilang kecil dari Haechan. Tak kuat menahannya berakhir ambruk.

Haechan menimpa badan Renjun, Renjun yang berada dibawah terluka karena sikutnya terbentur lantai marmer cukup kuat.

Haechan menarik tangan Renjun yang tak terluka keluar kamar mandi. Membawanya bertemu Pamannya.

Haechan membawa Renjun keruang Makan, disana hanya ada Orangtua Haechan saja.

"Kalian baru bangun tidur?, Ya ampun, Renjun " Cita lebih dulu menyadari kedatangan Haechan dan Renjun,segera menghampiri mereka.

Memekik kaget, melihat darah menetes dari lengan Renjun mengotori lantai.

"Sini ikut Mama ya.." Cita menggiring pelan Renjun didudukan Sofa keluarga tak jauh dari meja makan.

"Biii..." Panggil Cita. Tak lama Bibi datang.

"Nona," Bibi yang datang ikut terkaget. Melihat Renjun yang sudah berdarah.

"Bi tolong ambilkan obat ya.. Sama kapas," titah Cita sesekali melihat luka Renjun, tangan Renjun ia angkat merentang supaya tak mengalir dengan cepat.

"Mama tiup pelan pelan dulu ya nak sebentar," Renjun hanya mengangguk, tangannya saat ini sangat ngilu.

"Haechan bisa panggilkan paman, Yuta dikamarnya," Ucap Cita menyuruh sang anak. Haechan tanpa membantah berlari cepat kelantai atas.

"Renjun bisa cerita sama Mama, kenapa bisa sampe berdarah gini," ucap Cita lembut. Renjun menceritakan kejadian yang tadi dialami perlahan perlahan.

Cita tersenyum hangat, mengerti begitu  mendengar cerita Renjun. Tak lama Bibi datang kembali membawa obatnya.

"Maaf Ya kalo sedikit sakit," Renjun diam sesekali meringis begitu kapas lembut menyentuh lukannya.

Hawa dingin alkohol menjalar, Renjun memejamkan matanya, sunggug sakit luar biasa.

"Kak?, Renjun? " Yuta datang tergesa mendekati Renjun. Setelah tadi diberitahu Haechan Yuta yang khawatir langsung berlari kebawah.

"Selesai.." Cita sudah mengobati Renjun, membalutnya dengan kasa yang sudah ditetesi betadin.

"Apa harus periksa kerumah sakit ka, untuk mengecek tangannya takutnya ada yang terkilir atau patah..," Yuta duduk disebelah Renjun, masih khawatir.

Cita menatap adik iparnya "Ya sebaiknya kaya gitu. Mendengar cerita Renjun tadi,katanya jatuhnya lumayan keras,"

Yuta mengangguk paham, perlahan mengangkat Renjun untuk digendong kerumah sakit, belum ada 24 jam Renjun pulang, dia harus balik kerumahsakit.

"Apa masih sakit..?" Bisik Yuta, Renjun menempatkan dagunya dibahu sang Ayah, memberikan anggukan pelan.

"Ada apa ini..." Nyonya Na datang dengan tak mengerti, mendengar ribut ribut yang menganggu acara maskerannya.

"Renjun jatuh Oma," Sahut Haechan.

"Oh kirain ada apa, terus kamu mau kemana Yuta," tanya Nyonya Na pada Yuta yang sudah berdiri didepan Pintu.

"Kerumahsakit Ma, cek takutnya tangan Renjun ada bermasalah," Bukan Yuta yang menjawab tapi Jonnhy.

"Menyusahkan Saja," Nyonya Na mencemooh Renjun, semuanya diam begitupun Yuta.

"Ma Aku harus cepat pergi.. Plis jangan sekarang" Yuta menghadap Mamanya, yang seperti menghalanginya untuk mebawa Renjun kerumah sakit.

HOME   [RENJUN GENDERSWITCH ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang