Chapter 7

146 33 9
                                    

"Tuh tuh, nah pertigaan itu terus belok kiri," ucap Elea pada Juno yang sangat fokus menyetir karena mobilnya yang harus dipaksa masuk ke gang sempit.

Hari ini ayah Elea mengadakan acara syukuran untuk rumah barunya yang ada di Depok, maka dari itu Juno berinisiatif memanfaatkan hari liburnya untuk mengantar Elea ke rumah ayahnya. Hitung-hitung sekalian ingin berkenalan dengan keluarga besar Elea.

Walaupun hari ini lalu lintas terbilang cukup lancar, tapi sepertinya jalan menuju rumah ayah Elea yang ada sedikit kendala.

"Cukup nggak?" tanya Juno yang memperhatikan spion kanan dan kiri mobilnya secara bergantian.

Elea juga terpaksa membuka kaca jendela mobil untuk ikut mengecek apakah mobil Juno bisa masuk ke dalam gang sempit itu atau tidak.

"Terus, terus," ucap Elea memberi instruksi dan Juno dengan fokus mengikuti instruksi dari Elea.

"Haaaah," Juno dan Elea berbarengan menghela napas lega karena berhasil melewati gang sempit menuju rumah ayah Elea.

Tapi belum ada lima detik mereka bernapas lega, keduanya dibuat dongkol karena mereka memasuki sebuah lapangan luas yang di mana di tengahnya terdapat rumah yang cukup besar dan ternyata ada beberapa jalan dan gang yang lebih lebar untuk bisa sampai ke rumah tersebut, tanpa harus takut mobil lecet atau masuk got.

"El," panggil Juno yang masih mematung di balik kemudinya.

"Hm?"

"Lain kali, gue aja yang baca map nya," ucap Juno.

Elea mengangguk mengiyakan. "Oke." Jawabnya singkat. Karena merasa bersalah sudah menyesatkan Juno dan hampir membuat mobil seharga miliaran rupiah itu masuk ke dalam got.

"Habisnya lo kenapa ngide banget sih anterin gue pake Audi? Kan gue udah bilang, gue nggak tahu rutenya," baru juga merasa bersalah, Elea masih tetap mengomel karena Juno yang kekeuh ingin membawa mobil Audinya dibanding membawa mobilnya yang lain, yang lebih murah maksud Elea. Tapi sayangnya, semua mobil Juno memiliki harga serupa dengan mobil yang ia pakai sekarang.

"Ya kalo gue bawa X7 lebih gak bisa masuk lagi ke gang yang lo tunjuk tadi," bantah Juno tidak mau kalah.

Elea menghembuskan napas kasar lalu melepas seat beltnya sebelum keluar dari mobil Juno. "Ya udah iya, maaf," ucap Elea yang merasa bersalah lagi - walaupun masih sedikit kesal.

Juno mengenggam pergelangan Elea sebelum perempuan itu turun dari mobilnya, membuat Elea menatapnya bingung.

"Baikan dulu," pinta Juno sambil mengecup pelan punggung tangan Elea. "Maaf ya," ucap Juno meminta maaf. Dirinya takut kalau Elea marah karena perdebatan mereka tadi.

Elea yang diperlakukan seperti itu membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Ia pun membalas dengan cara mengusap pipi Juno lembut.

"Oke, baikan." Elea memberikan senyum terbaiknya pada Juno. Membuat Juno melebarkan senyumnya dan secara ajaib moodnya langsung berubah bahagia hanya karena melihat senyum Elea dan perlakuan manis perempuan itu.

Juno dan Elea pun turun dari mobil. Di sana, di halaman atau lebih tepatnya di lapangan itu ternyata sudah ada beberapa mobil yang terparkir. Sepertinya keluarga Elea yang lain sudah lebih dulu datang ke rumah ayah Elea.

Elea dan Juno disambut dengan hangat dan kaget. Kaget karena Elea membawa seorang laki-laki yang sangat terkenal seantero Nusantara.

"Eh? Ini kan Juno Adhiarta bukan sih?" tanya seorang ibu-ibu yang baru saja menyalami Elea dan Juno.

"I...iya, Tante. Salam kenal," ucap Juno sedikit canggung saat memperkenalkan diri.

"Wah!" Semua orang yang ada di ruang tengah dibuat kagum secara serentak.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang