MSCFL bab 4

191 43 0
                                    

Han Yoojin menatap pria yang menculiknya kini sudah tak bernyawa dengan tubuh menghitam, sebab kemampuan dari Inky dan skill spesial thanks, dia memperoleh kekuatan cairan racun milik monster tadi.

"Ku pikir aku tidak akan membunuh orang lagi di kehidupan kali ini." Ujarnya singkat.

Berpikir tentang membunuh orang, Yoojin jadi ingat dengan gambar wanita yang tertera dalam buku skill miliknya beberapa hari lalu—ketika buku yang berisi nama-nama hunter yang telah dia 'kembangkan' muncul, salah satu wajah familiar terlihat di sana. Namun, Yoojin tidak yakin mengapa sosok itu ada, sebab di kehidupan kali ini dia belum pernah bertemu dengan dirinya.

'Jadi mengapa nama (Y/n) ada di situ?'

Kakinya berlari dalam kapal, mencari peach yang entah ada dimana. Pria tadi tidak mengatakan apapun tentang letak tempat peach dikurung, alhasil dia harus mencarinya sendiri dengan susah payah.

Nama (Y/n) sempat mengganggu konsentrasinya, selama berhari-hari dia terus memikirkan nama tersebut. Wanita misterius yang menemaninya di kehidupan lalu, menyatakan cintanya tepat sebelum dia meninggal dunia, juga mengorbankan diri untuk melindunginya. Yoojin tidak tahu mengapa nama itu bisa tiba-tiba hadir, saat ini mereka belum sempat bertemu juga kan?

'Tidak mungkin itu adalah (Y/n) lain'

Hanya ada satu (Y/n) yang dia tahu, dan memikirkannya terus membuat Yoojin kehilangan fokus sehingga ia tidak sadar ada orang lain di dalam ruangan tempat Peach dikurung.

"Halo, Han Yoojin-nim. Bagaimana kabar anda selama ini?"

Yoojin terdiam mendengar suara wanita itu. Panggilan sopan namun terdengar akrab, ia mendongak, menatap netra hijau yang dia kenali yang juga menatapnya.

Mulutnya terbuka dan menutup, kebingungan dengan kata apa yang mau Yoojin ucapkan pada wanita di sana. Akhirnya Yoojin menyebutkan namanya.

"(Y/n)?"

Wanita itu, (Y/n), tersenyum meskipun Yoojin agak salah menyebutkan namanya. (Y/n) membawa peach dalam pangkuannya, membuat bayi monster itu hangat sementara ia pingsan sejak tadi. Orang-orang di sana sudah (Y/n) habisi, rank mereka lebih rendah dari wanita itu sehingga dia mudah mengurusnya.

"Peach!"

Perhatian Yoojin tertuju pada peach yang masih tertidur lelap. (Y/n) mengusap kepala peach pelan, guna menenangkan bayi monster itu.

"Tenang saja, dia hanya tertidur."

(Y/n) memberikan peach kembali pada ayahnya. Yoojin menghela nafas lega melihat kondisi peach yang hanya tertidur, ia bahkan tidak terkena racun atau apapun hingga membuat Yoojin berpikir itu aneh.

Ia kembali menoleh pada wanita di depannya. (Y/n) memakai baju dress broken white dengan aksesori kalung mutiara, bersama high heels merah maroon yang lebih cocok berada di kapal pesiar mewah daripada kapal penculikan begini. Lagipula, kenapa (Y/n) bisa ada di sini sekarang?

Ia tersenyum manis ke arah Yoojin, senyuman yang sama meskipun penampilan (Y/n) berbeda dengan dia yang dulu.

"(Y/n), kau kah itu?" Yoojin bertanya, memastikan sosok di depannya bukan hantu, tapi, meskipun wanita di depannya ini benar seorang hantu, rasa takutnya sudah menghilang karena skill yang dia punya. Namun, jika ini (Y/n) asli, Yoojin ingin bertanya banyak hal padanya.

(Y/n) mengangguk sebagai jawaban sambil terkekeh kecil.

"Iya, ini aku." Jawabnya singkat. Tangannya terbuka, seolah ingin dipeluk oleh Yoojin, namun pria itu tidak menggubris tingkahnya dan malah kembali bertanya.

"Tapi, bagaimana?"

Ekspresi (Y/n) langsung cemberut. Wajar saja jika Yoojin banyak tanya, tapi sebenarnya (Y/n) ingin reuni mereka dipenuhi air mata bahagia dan bukan pertanyaannya begini.

Ia menurunkan kembali kedua tangannya yang terangkat, lalu menjawab ucapan Yoojin.

"Aku ingin menagih janji kita"

(Y/n) berjalan pelan ke arah Yoojin, memangkas jarak diantara mereka berdua sehingga saat ini ia saling bertatapan dengan pria itu. Tangannya kembali terangkat, melingkarkan kedua tangannya di leher Yoojin dan membuat sang tuan tersentak karenanya.

"(Y/n)!? Apa yang-"

Yoojin pun tidak bisa melepaskannya sebab kedua tangan dia penuh oleh tubuh Peach. Akhirnya dia diam sambil bertatapan dengan wajah (Y/n) sedekat ini.

"Bukannya, kamu berjanji akan menikah denganku?"

Ujar (Y/n), menatap kedua mata obsidian Yoojin dalam. Ah, mata yang sangat dia rindukan, (Y/n) senang bisa melihatnya lagi bahkan menyentuhnya begini.

Status windows muncul di depan Yoojin, memperlihatkan notifikasi yang tak dia ketahui.

["Skill janji terakhir mengikat Hunter Han Yoojin dan (Y/n) Hanae. Hukuman akan diberikan kepada pihak yang menolak.

Janji terakhir: Pernikahan.
Pihak terkait: Hunter Han Yoojin dan Hunter (Y/n) Hanae"]

"Skill apa ini?"

Ia mengernyit heran dengan nama aneh skillnya. Di kehidupannya yang dulu tidak ada skill macam ini.

"Skill milikku. Jadi, kapan kita akan menikah?"

Yoojin memang tidak merasakan takut, tapi jantungnya berdebar kencang seperti ada sekumpulan orang bermain drum di dalam sana. Ia ingat tentang persetujuannya dulu, ketika (Y/n) diambang kematian, dia menyetujui permintaan (Y/n) untuk menikah dengannya. Sekarang, dia menagih itu hingga datang kesini.

Sebelum Yoojin hendak menjawab, tiba-tiba saja rangkulan tangan (Y/n) terasa semakin kuat. Ia mendekatkan wajahnya pada Yoojin dengan sedikit berjinjit sebab perbedaan tinggi mereka, kemudian sebuah kecupan mesra ia labuhkan di pipi kanan pria itu. Membuat Yoojin syok karena ciuman yang tak dia pikirkan. Tidak, dia memang tahu jarak sedekat ini sangat cocok untuk ciuman, tapi! Untuk (Y/n) yang melakukannya diluar perkiraan!

(Y/n) tersenyum puas menikmati ekspresi terkejut Yoojin, dia sampai merona padam setelah menerima kecupan manis tadi.

"Waktu ku tidak banyak. Aku akan menghubungimu."

Sensasi dingin dan lembut dari bibir (Y/n) masih terasa di pipinya, bahkan ketika wanita itu mulai melepaskan kedua tangannya yang sejak tadi melingkari leher.

"Tunggu! (Y/n)!-"

Yoojin hendak menghentikannya, namun tubuh (Y/n) perlahan memudar seperti hantu yang mau menghilang dari bumi. Dia tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Bye honey, balas aku nanti."

Tepat setelah dia mengatakan itu, tubuh Yoojin tiba-tiba saja terasa lemas. Dia merasakan dirinya terbang sendiri, masuk ke dalam kandang yang mengurung peach dan terkunci di sana. Sosok (Y/n) pun sudah hilang entah kemana, apa sebenarnya dia ini hantu? Tapi, Yoojin bisa merasakan kehangatannya tadi saat mereka saling bersentuhan. Sekarang dia pikir mungkin saja itu semacam skill yang tidak dia ketahui.

Tatapannya kabur tepat ketika suara langkah seseorang terdengar tergesa-gesa. Bukan hanya satu, Yoojin mendengar suara-suara dari luar dengan jelas.

"Hyung!!"

Suara Han Yoohyun bergetar melihat kakak laki-lakinya terbaring tak berdaya. Segera dia menghancurkan krangkeng yang mengurung Yoojin dan peach dalam pelukannya, tidak mau repot-repot mencari kunci.

"Y-yoohyun."

Yoojin berbicara dengan susah payah sebelum dia kehilangan seluruh penglihatannya. Ciuman (Y/n) tampaknya memiliki racun yang bisa menghilangkan kesadaran seseorang, ditambah rasa lelah, pada akhirnya Yoojin tidak bisa melanjutkan ucapannya.

'Jangan biarkan (Y/n) pergi'

.
.
.
.
.
.
.


.
.
.
.
.
.







Mbak yeen kabur-kaburan terus, bukannya tanggung jawab udah cium pipi malah lari🥱

Tenang, nanti bakal ketemu lagi kok. Ditunggu chapter selanjutnya ya!

My S Class Fall In Love (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang