MSCFL bab 8

175 46 9
                                    

"Jadi. Sejak kapan itu?"

Mati. Yoojin kini terjebak di ruang tamu dengan Yoohyun, hanya berdua saja dan ekspresi wajah Yoohyun pun tidak baik. Tentu, dia tahu alasan mengapa adiknya begini.

Siang tadi Yoojin yang sedang jalan-jalan dengan (Y/n) tiba-tiba saja terciduk oleh sang adik, tak hanya itu,  dia bahkan mengatakan hal memalukan kalau Yoojin mencintai (Y/n) dan mau bertunangan dengannya.

Tentu saja mereka sudah merencanakan, dan Yoojin sebenarnya tahu jika mereka sedang diawasi, tapi Yoojin tidak menyangka dia akan mengatakannya hari itu juga.

"Dia teman ku waktu SMA dulu."

Agak pelan dia menjawab pertanyaan tersebut.

"Kelas berapa?"

"Akhir tahun, sebelum aku lulus dan memutuskan untuk berhenti sekolah."

Yoojin mulai menjelaskan pertemuan-pertemuan dia dengan (Y/n) meskipun sedikit diantaranya adalah kebohongan yang dia karang sendiri. (Y/n) harus memakluminya,  karena Yoojin tidak mungkin mengatakan jika pertemuan pertama mereka adalah di kehidupan yang lalu atau bahkan mengungkit tentang (Y/n) yang berkorban untuknya sama seperti Yoohyun.

Lagipula, mereka memang saling kenal saat SMA namun ingatannya terganggu sehingga Yoojin baru menyadarinya sekarang.

"Bagaimana bisa pewaris Nae group satu sekolah denganmu?"

Yoohyun bertanya tak percaya. Apa (Y/n) bahkan sudah mengincar kakaknya sejak dulu sekali, sebelum ia menjadi Hunter dan dunia kacau balau!? Jika benar begitu, dia musuh yang tidak mudah.

"Kalau soal itu aku tidak tahu, (Y/n) tak mengatakan alasannya padaku."

Agak mencicit saat menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari Yoohyun. Sialan, Yoojin mengutuk dirinya sendiri dalam hati karena terus berbohong pada Yoohyun.

Setelah penjelasan agak panjang, Yoohyun terdiam sejenak.

"Karena itulah ada nomor asing di hp mu, Hyung. Rupanya kalian selalu menelpon diam-diam."

Alis Yoojin terangkat satu.

'Lha? Kamu masih menyadap hp ku?'

Dia pikir kebiasaan adiknya yang mengawasi Yoojin ini tidak sampai menyadap gawainya. Mau ganti gawai pun enggak bisa, soalnya Yoohyun pasti melakukan hal itu lagi selama ia khawatir pada dirinya.

"Apa kamu marah?"

"Aku marah pada Hyung yang tidak mengatakan apapun tentang ini."

Yoojin terdiam, kepalanya menunduk menatap lantai apartemen sang adik. Rasa bersalah mulai menjalari tubuhnya, sebab telat menjelaskan situasi sendiri.

"Maafkan aku."

Ujar Yoojin singkat. Yoohyun yang menatapnya datar perlahan mulai melemaskan otot-otot wajahnya, ia menghela nafas panjang kemudian berbicara.

"Tapi, tentang pertunangan itu. Apa Hyung akan melakukannya?"

"Iya. Aku sudah berencana untuk menikahi (Y/n) setelah situasi kondusif, karena itulah kami akan bertunangan dulu."

Helaan nafas Yoohyun semakin banyak. Bahkan sampai menikah? Yoohyun membatin sendiri mendengar ucapan sang kakak.

'Aku tidak perlu bilang kalau ini maunya (Y/n)'

Bisa lebih rumit nanti penjelasan yang harus Yoojin berikan pada sang adik, karena itulah ia berpikir ceritanya cukup sampai disini saja.

Tidak ada jawaban apapun dari adik tersayang, Yoohyun hanya diam menunduk, membuat Yoojin khawatir pada keadaan pria berusia dua puluh tahun itu.

My S Class Fall In Love (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang