Prolog

259 15 4
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Langkah kaki cepat terdengar di ke heningan malam yang tak berujung, suara dedaunan kering yang ter injak terasa melinukan di gendang telinga. Napas yang terus memburu seolah mengejar nya untuk segera pergi, sepatu pantofel itu terus melangkah abstrak tanpa tahu tujuan.

"Shit!"umpat nya

Rembulan kali ini membantunya, sebab binar nya mampu membuat netra pemuda itu melihat secercah harapan di ujung tanduk. Memasuki bangunan yang tampak tua itu, pemuda itu terus merapalkan doa. Berharap bila tak ada apa-apa di bangunan tengah hutan ini.

Pemuda itu membuka pintu tua itu dengan hati-hati,bila mana kayu itu sudah rapuh maka kemungkinan pintu itu akan jatuh bila ia sentuh. Bernapas lega kala bangunan itu tampak biasa saja baginya, beruntung ada sofa rusak yang masih dapat ia duduki.

"Sial!bisa-bisa nya gue ketahuan kaya gini?nambah pekerjaan aja."umpat nya

Merogoh saku nya, pemuda itu menyalakan pemantik api lalu ia bakar ujung batang nikotin itu sebelum ia sesap. Kepulan asap mengudara, ia sedikit lebih tenang dari sebelum nya.

Pemuda itu hampir bernapas lega untuk kesekian kali sebelum akhirnya rungu nya mendengar suara yang asing, ia tidak takut. Hanya saja ia sendirian di tengah hutan itu,apa ada orang lain di gedung ini?apa ada yang menempati rumah tua ini?

Mata nya menelisik mencari-cari,berbekalan senter dari ponsel pintar nya ia menyusuri sudut ruangan rumah itu. Agak sedikit ngeri bila suara itu di dapat dari hewan buas apalagi hantu, namun menepis pemikiran negatif itu jauh-jauh pemuda itu tetap melangkah.

Beberapa saat mencari, namun ia tak menemukan apapun disana. Niat nya ia akan menghubungi teman-teman nya,namun ditengah hutan ini tidak ada sinyal yang tersangkut di ponsel pintar nya.

Ia hanya bisa pasrah menunggu hari esok,walaupun sebenarnya ia akan bosan di sini walaupun hanya semalam menginap.

"Gimana?bisa dihubungi."tanya seorang pemuda yang sedang duduk di atas sofa yang tampak sudah agak buluk.

Pemuda yang lain yang sedang berdiri dengan ponsel genggam nya pun menoleh.

"Gak bisa,nomor nya gak aktif malah."jawab nya

Pemuda yang sedang duduk itu pun memukul meja itu dengan kuat, wajah nya menampilkan kemarahan yang luar biasa.

"BEGO!kalo Jayn tau gimana?!"kesal nya

Pemuda itu menghampiri teman nya yang tampak sangat marah itu,lalu duduk di salah satu bangku disana.

"Ini salah gue,seharusnya gak ninggalin Hisa tadi."ucap nya

"Bukan salah lo,Fin. Emang kita aja yang bego,mending kita cepat cari Hisa. Sebelum Jayn datengin kita,bisa panjang urusan nya."

Mereka berdua pun segera pergi dari sana,mencari keberadaan pemuda bernama Hisa.

.
.
.
.
.
.

by heecute01

*Before Losing*

TBC

Before Losing || ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang