6. Tak baik

85 9 3
                                    

-Before Losing-

"Dimana anak itu?!sudah pukul berapa belum juga berangkat sekolah."ucap seorang pria yang sedang berdiri di dekat tangga.

"Ada apa si berisik sekali pagi-pagi?"tanya seorang wanita yang tak lain adalah istrinya.

Pria itu semakin kesal lantaran waktu terus berjalan namun anaknya belum juga ada tanda-tanda akan muncul. "Aku akan menghampiri nya,"kesal nya lalu pergi

Di depan kamar putra semata wayang nya,ia terus menggedor pintu itu tanpa ada belas kasihan. Tak peduli bila anak nya akan terganggu karena nya,ia hanya menginginkan anaknya segera datang.

"Hisa!Bentala Hisa Mahardika!!kau didalam?cepat keluar!"teriak nya

Karena tak kunjung ada jawaban, pria itu membuka pintu itu dan yang ternyata tak di kunci. Ia terkejut melihat apa yang ada di depan nya sekarang.

"Bangun!!kau akan membolos heoh?!Bangun Hisa!"teriak nya

Hisa pun membuka mata nya dan terkejut melihat ayahnya ada di depan nya dengan ekspresi yang tak bersahabat.

"A-aayah."ucap nya lalu berdiri.

"Pukul berapa hah sekarang dan kau enak-enak nya tidur?cepat bersiap ke sekolah!saya beri waktu 15 menit untuk mu bersiap. Melebihi itu kau rasakan akibatnya, cepat sana mandi."kesal nya

Hisa tak mau membantah, ia langsung bersiap-siap dan merapikan buku nya dan memasukkan beberapa buku mapel hari ini.

-

"Maafkan atas keterlambatan anak saya,saya menyesal karena tidak bisa membuat nya disiplin waktu."ucap Ayah kepada satpam jaga.

"Tidak apa-apa pak,Hisa sudah biasa terlambat seperti ini."ucap nya

Pria itu menatap penuh tanya ke arah satpam itu. "Sudah biasa terlambat?"tanya ayah

"Iya pak,jika bukan karena Jayn. Mungkin Hisa akan sering pergi ke ruang bk untuk mencatat keterlambatan nya, Jayn banyak membantu nya."Jawab nya

Pria itu tak bisa menahan marah akan kelakuan anak nya,bergegas pergi dan ia akan menyelesaikan urusan nya dengan putra nakal nya itu nanti saja.

"Lo gak tidur kah?capek banget kayaknya."tanya Arwin, ia sedang mengerjakan pr nya dan ia berniat minta bantuan Hisa namun anak itu tampak tak bersemangat.

"Tidur bentar doang, biarin gue tidur ya. Jangan ganggu gue,kalo lo gak pengen gue pukul."Hisa hanya bercanda namun Arwin tetap takut dan akhirnya hanya bisa membiarkan.

Hisa pulang terlambat lagi kali ini,sampai dirumah sudah pukul 7 malam. Mau tak mau ia harus berhadapan dengan ayah nya di ruang kerja nya,membiarkan telinga nya mendengar cacian dari mulut ayah nya.

"Maaf aku terlambat,ayah."ucap nya ketika sudah berada di hadapan ayah nya.

Pria itu berdiri lalu mencengkeram pipi Hisa kuat,Hisa hanya diam di perlakukan begitu.

"Apa susah menjadi anak penurut bagi mu,Hisa?"tanya Ayah

Hisa lagi-lagi hanya diam. "Bergaul lah dengan anak yang bisa membawa mu untuk menjadi anak yang benar,rajin belajar dan mampu membantu mu menaikkan prestasi. Bukan keluyuran tak jelas dan hanya membuang waktu, saya peringatkan lagi. Jika kau terus seperti ini,bukan hanya diri mu saja yang akan saya kekang tapi kau tak akan saya izinkan untuk bergaul dengan mereka semua."

Before Losing || ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang