―NURMENGARD CASTLE 1991, AUSTRIA; BRANCHING TIMELINE.
"Ini penjara." Celetuk Tony melihat bangunan tua tersebut.
"Aku tau," Stephen melihat kastil yang menjulang tinggi tersebut, "ini penjara."
Pintu gerbang berderit pelan tanda terbuka, Tony dengan berani melangkah pelan dengan kemunculan tiba-tiba orang yang mereka cari-cari.
"Greeting." Sapa pria itu dengan senyum tipisnya. "Apa yang ingin kalian bicarakan denganku?"
Keduanya saling melirik dan mengangguk. Tony lalu berdehem sebentar. "Bukan untuk mengatai tapi kau benar-benar merepotkan kami, Grindelwald."
"Benarkah?" Katanya sambil mengangkat wajah, menatap remeh keduanya. "Apakah di garis waktu kalian juga begini?"
Seringai senang muncul di wajah Grindelwald saat melihat raut muka kedua pria yang langsung tegang seketika. "Baiklah." Katanya dan berbalik masuk, "ayo bicara."
"Harusnya dia menyerang kita?" Bingung Tony yang masih bengong setelah jawaban blak-blakan Grindelwald. Stephen yang sudah sadar duluan langsung masuk dan menarik Tony supaya tidak banyak membuang waktu mereka.
Di dalam kastil tidak sedingin luarnya. Tempatnya tidak seperti penjara pada umumnya. Ruangannya cukup hangat dan dipenuhi hiasan-hiasan sihir yang tidak mereka tau namanya. Grindelwald membawa mereka ke sofa di ruangan dimana dia sering duduk menghabiskan waktunya.
Setelah Grindelwald mempersilahkan keduanya untuk duduk, hening melanda secara beberapa saat. Stephen sebagai pelindung jika terjadi sesuatu sedangkan Tony yang menjadi pembicara untuk membuat sudut pandang lain bagi Grindelwald.
"Tidak seharusnya kau disini." Tony berceletuk spontan membuat Stephen menoleh cepat, kaget dengan ucapan blak-blakan pria miliarder itu. "Ini benar-benar kesalahan yang bisa membawa tempat ini hancur."
"Hancurkan saja," Grindelwald tersenyum sebagai respon. "Mengapa? Kalian pikir ini semacam permainan membujuk?"
"Jangan buat semuanya rumit, Grindelwald. Kami datang baik-baik untuk memperbaiki sesuatu yang seharusnya tidak ada." Ucap Stephen menjelaskan. "Seperti yang dikatakan temanku, kau seharusnya tidak disini."
Grindelwald memiringkan kepalanya lalu tersenyum. "Dan, apa yang terjadi jika aku masih ada?"
"Banyak hal." Tony membalas cepat. "Kami tahu segalanya tentangmu dari sejarah dan karena itulah, tetaplah menjadi sejarah dan jangan merusak alurnya."
"Lucu sekali!" Grindelwald menahan tawanya. "Sadarkah bahwa kalian membawa alurnya semakin hancur?" Katanya dan tersenyum mengejek. "Asal kalian tau, ada penjahat muda yang memiliki ambisi sepertiku."
"Voldemort muda," gumam Tony yang didengar jelas oleh Stephen.
"Terlalu lama garis waktu yang bercabang, semakin cepat hancurnya sebuah kehidupan di dalamnya." Grindelwald berubah serius. "Jangan pikir teman kalian bisa menghapus ingatanku dengan sihir lemahnya, sekalipun itu Dumbledore."
Tony melirik kesana kemari dengan panik, dia sepertinya terlalu menganggap remeh Grindelwald atau dirinya yang terlalu percaya diri. Bukan hanya dirinya, Stephen saja sampai dibuat berkutik. Tidak disangka-sangka sama sekali bahwa pria ini tau banyak soal waktu yang bahkan tidak mereka tau sekalipun terkecuali Loki yang memang sudah berhadapan langsung dengan masalah waktu.
"Sejarah Nicholas Flamel menghilang tanpa sebab, Alkemis yang berbakat yang hidup abadi berkat Eliksir kehidupan." Grindelwald kembali berbicara sebelum berdiri dari kursinya, melangkah ke jendela terdekat dan melihat salju-salju di luar sana. "Menarik."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TIMELINE
FanfictionAvengers x Harry Potter x Oc [BAHASA INDONESIA] What if.. Garis waktu yang sudah ditata perlahan hancur, Loki dengan kekuatannya berusaha untuk kembali merapikan garis waktu yang berantakan hingga tanpa sadar membawa dirinya dan dua orang anggota Av...