9

53 7 0
                                    

"berhati hatilah jangan pergi sendiri lagi jika ingin ke hutan, belakangan ini hutan sangat berbahaya" kata vernon yang dibalas dengan anggukan oleh Zia.

Vernon mengantar Zia pulang ke rumah nya, tadi nya yang akan mengantar Zia itu hoshi tapi tiba tiba dirinya menawarkan diri untuk mengantar nya, ntah kewarasan apa yang menyerang nya pikir Zia.

"iyaa maaf kalau hari ini merepotkan mu"

"ohh wow sangat merepotkan" Zia menatap kesal vernon, sangat menyebalkan pikir nya.

"yasudah aku pergi dulu, ingat langsung ke rumah ya!" kata vernon sambil berjalan pergi menuju hutan.

"um! berhati hatilah" teriak Zia dibalas lambaian tangan oleh vernon, kini punggung vernon sudah semakin jauh dah tak terlihat, Zia menghela nafas nya "ahh..aku sudah merepotkan nya lagi" gumam nya.

ia memutar balik badan nya masuk ke dalam rumah yang kini ibu nya tengah duduk di atas kursi kayu yang sudah tua.

"kemana saja kau" nada dingin ibunya membuat Zia sedikit ketakutan.

"ke rumah the8" bohong nya.

"jangan berbohong! aku tau kau baru saja pulang bersama pria kan!! jawab aku siapa itu!" bentakan ibu nya membuat Zia terlonjak kaget.

"itu hanya teman" ibunya berdecih "sejak kapan kau punya teman hah? memang nya ada yang mau berteman dengan perempuan gadungan seperti mu?" Zia mengendurkan bahu nya menghela nafas nya dengan panjang.

hal yang biasa di lakukan oleh ibu tiri bukan? Zia menyadari teryata kisah Cinderella bukan hanya sekedar dongeng anak kecil, terbukti sekarang karna ibu nya sama kejam nya dengan ibu tiri Cinderella yang hanya menyayangi anak kandung nya.

beda nya Cinderella juga dibenci oleh saudari tirinya tetapi Zia tidak justru sebaliknya karna Jeonghan saga menyayangi nya.

"ada apa sih" Jeonghan datang dengan wajah bantal nya.

"lihat! adik kesayangan mu pergi bersama seorang pria dan tak kunjung pulang padahal banyak kerjaan yang harus ia kerjakan!" omel ibu nya.

Jeonghan tampak menghela nafas nya "sudahlah Bu" Jeonghan menarik lengan Zia membawa nya ke kamar.

"kau benar pergi bersama pria lain? siapa??" tanya Jeonghan serius.

"vernon"

"vernon? peri hutan itu? kenapa dia bisa ada disini?" Zia mengangkat bahu nyamemilih tak menjawab, ia merebahkan tubuhnya di kasur milikJeonghan.

"aku tidur disini boleh ya" Jeonghan mengangguk, ia pergi ke sofa di samping jendelanya dan berbaring disana.

"aku akan melanjutkan tidurku lagi ya" Zia memutar bola matanya "yasudah terserah, dasar tukang tidur"

'bugggg'

"Jeonghan!!" teriak Zia karna Jeonghan yang melempar bantal nya hingga mengenai kepala Zia.

____________

suara tertawa yang melengking kini memenuhi ruangan dingin nan gelap disana, scoups berdiri dengan wajah datar nya menatap vampir wanita yang sedang tertawa itu.

"siapa tuan mu" kata scoups dengan suara berat bariton nya membuat vampir itu sedikit merasa ketakutan.

"kau tau siapa dia" kata vampir itu sambil menyeringai lebar.

hoshi yang ada di belakang sana untuk menemani raja nya itu mengerutkan kening nya mendengar ucapan vampir.

"yang jelas kalau berbicara" scoups mencambuk vampir itu hingga membuat nya teriak kesakitan.

"ARGHHHHH"

"sekarang jawab aku siapa yang menyuruhmu dan berani nya kau melukai gadisku" kini suara dingin scoups lebih mengerikan dari teriakan vampir itu.

vampir itu menyeringai lagi, tak berniat menjawab pertanyaan scoups, scoups yang melihat nya sangat kesal hingga ia mencarik pecut nya lalu mencambuk vampir itu tanpa ampun.

hoshi yang melihat nya hanya menghela nafas bergumam betapa sial nya vampir itu karna harus berurusan dengan scoups.

"AMPUN!! ARGHH AMPUN TUANKU" vampir itu memposisikan dirinya bersujud.

"sekarang jawab aku siapa yang memerintah mu" scoups menarik rambut vampir itu menatap tajam matanya.

vampir itu terkejut melihat mata sebelah kanan scoups berubah menjadi warna merah terang yang jelas jelas mata nya tadi berwarna hitam seperti biasa.

vampir itu semakin ketakutan dan sadar kalau di depan nya bukan lah makhluk singa biasa seperti lain nya.

"a-aku o-oleh... J-Jan -" vampir itu tiba tiba tubuh nya mengering, bola matanya bahkan menjadi warna abu abu bibir nya menjadi warna hitam keunguan.

"sial" kesal scoups, ia membanting tubuh vampir itu, hoshi menghampiri raja nya dan terkejut melihat mayat vampir itu.

hoshi menunduk tak berani menatap mata scoups "tenangkan dirimu, kau kehilangan kendali, pergi biar aku yang akan membereskan mayat nya"

scoups menghela nafas nya panjang, menutup mata nya sebentar dan tak butuh waktu lama mata kanan nya kembali seperti semula.

scoups lagi lagi menghela nafas nya, ia meninggal kan hoshi yang akan membereskan mayat vampir yang sudah mengering itu.

hoshi memandang punggung sang raja yang sudah menjauh, ia juga menghela nafas nya panjang dan tak menduga kalau raja nya akan semarah itu hanya karna gadis yang tadi ia temui.

red eyes merupakan salah satu kekuatan langka yang hanya bisa dimiliki oleh keturunan panther, jadi alasan scoups memiliki kekuatan red eyes tentu karna dirinya keturunan seorang panther.

ibu nya Helena Asher merupakan anak seorang panglima black panther, dan ayah nya deric adenan-panthera jatuh cinta kepada helena hingga mereka berdua menikah dan memiliki tiga anak laki laki dan dari ketiga itu hanya scoups yang mendapatkan keturunan panther.

disana mereka menyebut panther adalah hewan suci, hinga rata rata tabib dan pendeta kebanyakan keturunan panther, karna hanya panther lah yang dapat memiliki sebuah anugerah kekuatan yang tidak bisa dimiliki kaum panthera lain nya.

dan tidak semua keturunan panthera memiliki kekuatan mungkin bisa dibilang 1:5 yang hanya memiliki kekuatan itu, scoups salah satu nya ia dapat membuat musuh mati seketika hanya dengan menatap mata nya.

Decker juga termaksud panther yang diberi anugerah kekuatan, dirinya memiliki mata yang tajam bahkan dari arah 100 meter pun ia dapat melihat kutu yang sedang mengigiti kulit kuda nya, itu membuat nya pergi ke tabib yang notabe nya menyembuhkan orang sakit, ia malah meminta nya membuat kan shampo penghilang kutu, ya begitulah Decker....

________

My king ✓scoupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang