BAB 3. keanehan

24 8 0
                                    

"Hidup itu berkali kali, gunakan kesempatan itu untuk berbuat kebaikan karna kita harus ingat bahwa mati hanya sekali"

•••••

segelintir cairan merah mengucur deras nyaris membanjiri lantai sekolah, usapan tissue tidak berkesudahan, setelah menamatkan perkonflik kan antara ia dan rosalyn dikarenakan adanya tekanan kekerasan pada fisik keduanya saat bentrokan berlangsung imbasnya mereka berdua saling menorehkan lara pada bagian tubuh

goresan cakaran kuku diiringi oleh jambak jambakan rambut,untungnya pak guru tangkas melerai mereka walaupun ujungnya sama sama memasuki ruang BK

"kata vaesly, lo habis berantem sama rosalyn?"

tanya seorang gadis tak lain adalah

ELVANA ANGHESTINA SELINE

merupakan teman seangkatan disekolah

Raisyi menyengap, tidak menanggapi pertanyaan menyembul keluar elvana untuk dirinya, dia melamun matanya terpaku pada tangan gadis itu yang bergerak membasmi darah merebak, bola mata tidak mengejap-ngejap, wajah muram lemah nan letih lengkungan bibir tipis lesu pucat

elvana menatap nanar, di sanubari elvana ada secercah nuraga, entah apa yang terbeset di benak raisyi sungguh konteks seperti ini sangat memprihatinkan

"Ra..."

seketika lamunan raisyi membuyar mendapati panggilan dari elvana, mengapa sukar sekali mengubur nestapa di air muka? hirupan udara memasuki penghidu, raisyi antipati jika seseorang membelas kasihani dirinya seakan akan dia adalah orang yang paling menggelayut kesedihan

"kenapa?" alis keduanya terangkat menyerahkan tanda tanya

"lo ga papa?"

beberapa detik raisyi memantung, gadis itu tidak akan mengakui bahwa kenyataannya dia sedang tidak baik baik saja, bagaimana seseorang bisa mengatakan dirinya baik baik saja atau tidak? Sedangkan dia sendiri selalu mengalami masalah yang tidak pernah dicurahkan kepada siapapun itu, entah di awali dari keluarga, teman terdekat sekaligus sahabat

"gue gapapa" ukiran senyuman terpancar di bibir

"lo yakin?" Elvana memeriksa, tidak ingin ada kebohongan keluar dari lidah raisyi

"gue yakin seratus persen, lo harus percaya sama gue" raisyi mengambil pergelangan tangan elvana untuk di genganggam

"gue selalu percaya sama lo ra, itupun kalau lo ga bohongin gue" kalimat tersebut hanya diangguki raisyi, walaupun ada sebutir keraguan dan perasaan bersalah karena berani berbohong

"kalau gue bohong?"

"gue ga bakalan percaya sama lo"

Raisyi memasang wajah cemberut main main, tidak ingin cuaca diambang kehitaman laksana lampu mati tanpa lentera, bohong jika dirinya berkata "hatiku tenang" nyatanya "ketegangan" menyelimuti nuraninya

"kenapa? bukannya itu cuman kebohongan kecil contoh nya kayak pura pura ga tau, menutupi kesalahan dan lain lain pokonya ga sampek bohong besar nyebar fitnah atau menimbulkan kebencian satu sama lain kan?

"pemikiran lo salah, entah itu kebohongan kecil atau besar yang dinamakan berbohong pasti dapat dosa bukan dapat pahala, dan pastinya menimbulkan kebencian satu sama lain"

"gue ga bakalan bohong deh kalau gitu", raisyi tertawa geli

"ga mungkin Ra" celetuk elvana

"hah?" Raisyi berubah ekspresi

"Setiap manusia pasti memiliki kebohongan sendiri, termasuk aku dan kamu, akan ada fase nya dimana kita bakalan ngelakuin hal kayak gitu, gatau kapan, hanya tuhan yang tau" elvana menaik turunkan bahu

RAISYI || LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang