BAB 7. masalah baru

22 6 3
                                    

"libatkan Allah ke dalam semua masalahmu, percayalah Allah akan mempermudah semuanya"

                                 •••••

Pagi menegur para manusia untuk beraktivitas, ambarawati membuka gorden jendela yang menutupi kecerahan di ruang kamar raisyi, alat transpor berjalan sesuai rutenya, awan putih pertebar dilangit biru, kehidupan yang selalu berjalan sempurna karna ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menegur para manusia untuk beraktivitas, ambarawati membuka gorden jendela yang menutupi kecerahan di ruang kamar raisyi, alat transpor berjalan sesuai rutenya, awan putih pertebar dilangit biru, kehidupan yang selalu berjalan sempurna karna sang pencipta, walaupun ada ujian pemandangan yang kurang enak di lihat

pengendara truk dikabarkan kecelakaan bersama satu pengendara mobil yang lewat di jalan raya tanpa mengawasi kanan kiri, namun ambarawati, yang menyaksikan bencana memilih untuk mewajarkan

"RAISYI BANGUN!" tuangan air Pesing berstrata kuning sebaskom ukuran kecil tumpah di wajah raisyi, gadis pemilik rahi terkinjat kaget

"Astaghfirullah!" raisyi mengganti posisi terlentang menjadi duduk di atas kursi condong ke bawah lesu, matanya memafhumi apa yang baru saja menindih dirinya

"KAMU INI GA PERNAH BANGUN TIDUR TEPAT WAKTU! LIHAT! SEKARANG JAM BERAPA?!" wadah baskom vakum dihembalangkan ke dada raisyi, remaja SMA itu mendengkus mengumpulkan nafas

separa sadar, ambarawati menyangkak hati, bongkahan tangan memeras rambut raisyi erat lalu menseret nya tidak manusiawi

"Ampun ma!" raisyi meraum raum kesakitan, tangannya memalu malu tangan mamanya namun daya tubuh wanita itu begitu kuat
raisyi tidak bisa menghentikan

"mama ampun! Sakit ma! Raisyi minta maaf! Raisyi salah ma!"

ambarawati menulikan telinga kegunaan mendengar sesuatu yang menjebrolkan suara, wanita itu membawa raisyi ke luar kamar mengantarkannya ke ruang tengah tempat meja dan baju mengerumun, colokan kabel setrika sudah kemaruk panas

"mama mau ngapain?! Ma! Raisyi takut! Jangan sakitin raisyi!"

"Diam kamu! setiap kesalahan harus ada balasan! khusus nya untuk kamu! Dirumah ini tidak ada yang perdeo! Enak aja!"

Ambarawati menyumbat bibir raisyi menggunakan pengikat khusus agar gadis itu tidak benyak uring uringan verbal, raisyi menitikkan air mata, tangan mama nya memborgol kedua tangan raisyi ke belakang punggung, tubuhnya di bungkukkan menuntut

"Raisyi, ingat, saya mama kamu, dan papa kamu sudah mati di kubur, dia tidak akan pernah hidup lagi! Jangan pernah berharap apapun sama manusia yang udah gak ada di dunia!"

Ambarawati menggarisbawahi "dulu kamu memang selalu di manja sama papa kamu, tapi semenjak papa kamu meninggal semuanya berubah menjadi neraka untuk kamu di rumah ini"

Pegangan mengerat pada gagang setrika berasap membakar, di dalam hati raisyi memohon perlindungan keajaiban kepada tuhan yang maha esa

ya Allah...

ya Allah...

"Hanya engkau yang patut di takuti"

"tidak ada yang lain, bahkan setrika panas dapat mendinginkan punggung ku"

RAISYI || LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang