BAB 10. mengungkit masa lalu

13 6 0
                                    

Gerbang parkir mobil dirumah disingkirkan agar bisa membuka lebih meluap keseluruhan oleh dua bodyguard besar, gagah, pemberani, kendaraan oto bergerak ke depan memasuki ruang gerbang untuk diparkeerkan

mobil Rolls Royce Spectre yang ditumpanginya masih keliat baru beli, ambarawati----wanita itu telah sampai di rumah tujuan membawa anaknya

Dirinya membuka seatbelt lalu menarik diri keluar jalur pintu mobil, raisyi-gadis itu kebingungan melihat mamanya yang seperti tertalah-talah, apakah mamanya baik baik saja?, ambarawati melewati depan mobil untuk berjalan membuka kan pintu raisyi yang masih ketutup

"Turun!"

raisyi tersingahak, impulsif nya gadis itu melepas seatbelt lalu keluar dari mobil, eksak seperti apa yang mamanya lakukan, namun sebelum ia keluar, raisyi mengambil tas dibelakang tempat kursi, "ada apa ma?" Webbing tas putih hitam melingkar di kedua atas bahu, sedangkan tasnya sendiri ada di punggungnya

"Ayo masuk rumah!"

tetiba tiba saja ambarawati berubah menjadi lebih kasar, ia menggemal tangan raisyi dengan kuat hingga raisyi mengeluh sakit, "sakit ma! Mama kenapa sih?! Tiba tiba jadi baik tiba tiba jadi jahat, jangan jangan mama kelainan!"

PLAK!

"Jaga bicara kamu raisyi, kamu harus ingat siapa seseorang yang sedang kamu ajak berbincang, saya bukan ambarawati yang dulu kamu kenal!" Ambarawati menggandeng tangan anaknya lalu di tarik menuju keluar gerbang parkiran, bodyguard bertindak, kedua tangannya menutup rapat rapat gerbang itu saat majikannya telah benar benar keluar dari lokasi

Sisi lain, Ambarawati dan raisyi memasuki rumah, tas terbanting di lantai, satu tamparan sekali lagi di pipi kiri raisyi tentunya karena ulah ambarawati,

wanita itu mengeluarkan sebuah foto dari dalam kantung tas miliknya yang masih tertenteng sempurna, "INI APA?!"Ambarawati mempertunjukkan foto polaroid dari sekolah yang dirinya ambil tanpa izin

"apa maksud nya ini?!" ambarawati mencengkeram kemeja raisyi berenergi

"Ma! Jangan salah paham dulu! Raisyi bisa jelasin!" raisyi sedikit clinguk, barusan mamanya berubah drastis menjadi baik sebaik baik seorang mama yang diharapkan oleh anaknya perihal kebaikannya, namun sekarang ambarawati berubah menjadi sejahat jahat nya mama yang tidak diharapkan seorang anak perihal kejahatannya itu

"Jelasin gimana?! Ini udah ada loh buktinya! Mau alasan apa lagi?!" Ambarawati melepas genggaman lalu kedua tangannya mendorong raisyi hingga gadis itu lingsir kebawah, "ga mungkin juga editan! dasar anak ga tau di untung! Anak babi, bodoh, seumur hidup saya! Saya tidak pernah mengajari kamu melakukan hal seperti itu! selama ini saya tidak pernah salah dalam menilai diri kamu raisyi!"

BUGH

DUGH

Pukulan kaki di perut raisyi menambah sakit karena luka tadi pagi yang belum pulih kembali, raisyi memegangi kedua perutnya, nyeri linu bercampuran namun mamanya, malah semakin menggebu nggebu dalam menyayat luka raga dan hati terdalam

benar dugaan raisyi, ambarawati pasti hanya berakting didepan banyak orang, seolah wanita itu adalah wanita berjiwa lembut, cinta kasih sayang, dan dipuja puji karna telah memberi perhatian

"Mama salah faham! bukan raisyi pelakunya! niat raisyi baik! Ariela ketembak mati pake pisau sama pistol! Raisyi mau nyabut pisau dari perut Riel! pelakunya udah kabur lewat jendela ga ada kacanya! raisyi juga gatau siapa pelaku sebenernya, seluruh badan dia dipakein pakaian serba hitam, wajahnya juga ketutup kain, cuman keliatan matanya doang!"

raisyi mencoba menjelaskan, sekuat daya tahan, tubuhnya di seret untuk berlutut didepan ambarawati

"Tolong ma ... Mama Percaya sama raisyi... Mama harus percaya!" ia memeluk lutut mamanya memohon seperti seorang bayi yang tidak ingin ditinggal orang tua pergi
"Mama harus percaya..."

RAISYI || LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang