Capek

26 5 18
                                    

-𝘔𝘢𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘴𝘦𝘪𝘴𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘯, 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯-

o̴̶̷̥᷅﹏o̴̶̷̥᷅

-Happy reading-

🦋🦋🦋

Naresh benar-benar menghubungi Naava. Ah, bagaimana ini?

Sudah beberapa hari pria itu mengirim pesan pada Naava. Sebenarnya ia tidak masalah, hanya saja, bagaimana jika Naresh benar-benar mengajaknya menikah?

Sungguh membingungkan.

Pagi hari ini, Naava sudah mendapat banyak pesan dari Naresh. Ia cukup heran dengan pria itu?

Oh, ayolah! Naresh adalah tipe pria yang cuek, apalagi pada perempuan. Selama ini tidak ada istilah mendekati perempuan dalam hidupnya. Tapi, kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini?

Bahkan pria itu selalu tahu apa yang Naava lakukan. Menakutkan.

Huft! Biarkan saja dulu.

Pagi ini, Naava akan berolahraga di mansionnya. Sudah lama ia tidak berolahraga. Pantas saja badannya terasa? Tidak tahu? Pokoknya kerasa aneh aja, karena jarang olahraga.

Ruangan olahraganya berada di dekat kolam renang. Hanya beberapa langkah dari kolam renang.

Naava pun mulai pemanasan. Lanjut ke tahap berikutnya.

Setelah selesai ia merilekskan tubuhnya. Memejamkan matanya sembari menghirup udara di pagi hari.

Ini sangat menyenangkan.

Naava sangat suka udara pagi hari, ketika belum tercampur apapun.

“Naava?”

Naava tersenyum paksa lalu membuka matanya. Ia dapat melihat Nesha berjalan ke arahnya.

Ya, orang yang memanggilnya adalah Nesha. Di susul dengan kedatangan Nevan.

Ganggu aja mereka berdua! Masih pagi juga.” Naava mendengkus, dalam hati.

“Ada apa memanggilku?” tanya Naava. Ia tidak bangkit dari duduknya.

Ini gambaran aja, kalau Naava duduknya kayak gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gambaran aja, kalau Naava duduknya kayak gini

“Kamu lagi apa, Naa?” tanya Nesha.

Naava TanishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang