6. Perihal keluarga.

147 8 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Happy reading!

“Keluarga harmonis itu tidak harus lengkap. Tidak harus ada Bapak, ibu, kakak dan adik di dalamnya. Tapi, keluarga harmonis itu, disaat kita lagi ngumpul bareng sama keluarga bisa bikin kita bahagia. Bisa bikin kita tertawa lepas. Walaupun di dalamnya tidak lagi utuh. Tidak lagi lengkap.”
–Lauhul Mahfudz.

•••

“Walaupun keluargaku cuma terdiri dari tiga orang, setidaknya aku pernah merasakan hangatnya sebuah keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Walaupun keluargaku cuma terdiri dari tiga orang, setidaknya aku pernah merasakan hangatnya sebuah keluarga. Meskipun tidak ada seorang bapak di dalamnya.”
–Aziza putri syahzeta.













Kevin memberikan sebotol air mineral kepada seseorang di depannya. Ia menuntun perempuan itu untuk duduk di kursi kosong samping bianglala.

Zeze meneguk setengah air mineral tersebut. Wajahnya sudah tidak se-pucat tadi. Tapi tubuhnya masih lemas.

“Aku udah bilang berulang kali kan, jangan naik bianglala. Kamu takut sama ketinggian dari dulu, tapi kenapa masih ngeyel?” omel Kevin, menatap cemas adiknya.

“Maaf, aku cuma pengen tadi.”

“Siapa tau, dengan naik bianglala itu, rasa sesaknya hilang, tapi malah makin menjadi.” Lanjut Zeze dalam hati.

“Ya, udah. Lain kali jangan di ulang lagi, ya?”

Zeze mengangguk. Kepala gadis itu tertunduk ke bawah. Bukan karena takut kepada Kevin. Tapi karena ada Nuha di sana. Jika melihat wajah laki-laki itu, seketika hatinya kembali sakit.

“Pulang aja, ya? Udah jam 9 juga.” tawar Kevin.

Melihat Zeze yang masih lemas. Kevin langsung saja berjongkok di depan Zeze. Menepuk pundaknya.

“Ayo, biar aku gendong.” Ucapnya.

Zeze menurut.

“Aku balik dulu, Nu.” Ujarnya pada Nuha yang sedari tadi hanya diam memperhatikan adik dari temannya itu.

Lamunan Nuha seketika buyar.

“Ah, iya. Hati-hati, ya.”

Assalamualaikum.”

Waalaikumussalam.”

Nuha menatap kepergian kedua insan berbeda gender itu. Seketika sudut bibirnya melengkung ke atas.

Lauhul Mahfudz [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang