Teman teman

21 1 0
                                    

Bulan bersinar beserta bintang bintangnya, suasana jalan yang sepi, terlihatlah Farhan dan Saki yang sedang berjalan dengan kedua tangan yang saling memegang satu sama lain.

Sesampainya dirumah, Mereka berdua berhenti. "Kau tidak apa apa pulang sendirian Farhan?" Tanya Saki yang khawatir, Farhan yang mendengarnya hanya bisa tersenyum sambil mengelus kepalanya.

"Tidak apa apa daripada kamu yang pulang sendirian nanti membuatku cemas," Ucap Farhan sambil mengelusnya. "Badanmu masih..." Ujar Saki yang khawatir. "Badanku sudah membaik Saki," Jawab Farhan yang memotong. "Tapi..." Ucap Saki. "Ssstttt....tidak apa apa, Sudah dari pagi kau mengatakannya," Ucap Farhan,

Saki yang mulai kesal dengan sikap dari Farhan mengembungkan pipinya dan membalikkan badannya, Farhan yang melihat itu hanya bisa menghela nafas lalu membalikkan badan Saki. "Bukannya aku tidak peduli pada diriku sendiri, Tapi kalau kau pulang sendiri itu akan berbahaya, Apa kau lupa saat kau diculik waktu itu?" Ucap Farhan.

"Tetap saja, Kau itu selalu memaksakan padahal tubuhmu itu belum pulih," Ucap Saki yang semakin kesal, Melihat itu Farhan pun pasrah. "Lalu aku harus bagaimana Saki?" Tanya Farhan, Mendengar itu Saki pun berfikir, Setelah beberapa saat kemudian Saki mendapatkan ide. "Bagaimana kalau kau menginap disini, Bagaimana?" Tanya Saki membuat Farhan terkejut. "Tidak, Tidak perlu aku akan pulang saja, Bye," Ucap Farhan sembari pergi tapi Saki dengan cepat memegang tangannya dan membawa Farhan masuk ke rumahnya.

Didalam Farhan yang duduk diruang tamu, Farhan melihat sekeliling, kemudian dia berjalan menuju balkon rumah itu, dan melihat keatas ternyata cuaca malam ini sedang cerah jadi bintang bintang dan bulan bersinar indah. "Tidak terasa ternyata sudah 3 tahun semenjak hari itu," Ucap Farhan sambil menahan air mata. "Farhan, Kemana dia?" Tanya Saki sambil melihat sekeliling, Ketika melihat balkon  dia melihat Farhan. "Farhan, Ada apa?" Tanya Saki sembari menghampirinya, Farhan mendengar itu membalikkan badan  dan memeluknya, Saki terkejut Farhan yang tiba tiba memeluknya, beberapa saat kemudian dia merasakan seperti air mata yang menetes dipundak. "Kau kenapa Farhan?" Tanya Saki yang khawatir.

"Bukan apa apa kok hanya teringat sesuatu," Ucap Farhan sembari memaksakan tersenyum walau air matanya terus menetes, Farhan pun berjalan masuk kedalam, Saki yang merasa bersalah kemudian mengikuti Farhan masuk kedalam dan menghampiri Farhan diruang tamu, Farhan yang masih termenung. "Farhan aku minta maaf karna...," Ucap Saki.

"Tidak ini bukan salahmu," Ucap Farhan dengan pandangan kosong, Melihat keadaan itu Saki pun duduk disamping Farhan lalu memegang tangannya. "Lalu kau kenapa? Kalau ada masalah Ceritakan Farhan jangan dipendam sendiri?" Ucap Saki yang khawatir. "Saki, Apakah aku pantas untuk hidup?" Tanya Farhan dengan pandangan kosong. "Pertanyaan macam apa itu, Tentu saja," Jawab Saki dengan keras. "Jangan pernah berpikiran seperti itu, Ingat masih ada teman temanmu dan adikmu, Aku akan selalu disampingmu suka maupun duka jadi jangan berpikiran seperti itu," Ucap Saki sembari menarik Farhan kepelukannya, Farhan sedikit terkejut karna tiba tiba Saki memeluknya. "Kalau ingin menangis, Aku akan berada disampingmu kapanku," Ucap Saki, Farhan menangis dengan keras dan memeluk Saki dengan erat.

Setelah beberapa saat Saki tidak mendengar suara tangisan lagi, Ketika Saki melihat ternyata Farhan sudah tertidur lelap, Saki membaringkan Farhan dikasurnya dan berniat tidur di kursi tapi tiba tiba dia ditarik oleh Farhan dan memeluk Saki dengan erat, Saki yang pasraj hanya bisa tidur dipelukan Farhan, kebetulan badan Farhan lebih tinggi dari Saki jadinya kepalanya ditaruh dirambut Saki dan mereka pun tidur dengan posisi seperti itu.

Pagi hari yang cerah, suasana yang tenang, Farhan membuka matanya. "Akhirnya kau bangun juga Farhan," Ucap Saki, mendengar itu Farhan melihat kebawah ternyata dia masih memeluk Saki, Farhan pun melepaskan pelukannya. "Maaf Saki, aku tidak..," Ucap Farhan. "Tidak apa apa, lebih baik aku mandi dulu," Ucap Saki yang memerah sambil pergi kekamar mandi, Farhan pun langsung berdiri dan pergi keluar dari rumah sambil menunggu Saki.

DJ DREAM:D4DJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang