Kantin sekolah

13 1 0
                                    

Di jam istirahat terlihat Farhan yang sedang makan sendirian dikantin. "Ah...hari ini tenang sekali," Ucap Farhan sambil meregankan tangannya. "Halo Han!!" Sapa Shiro dan Riski, "Kalian berdua, Ada apa?" Tanya Farhan yang melihat kearah mereka berdua. "Tidak bukan apa apa, Oh yah mana itu eh....siapa pacarmu, aku lupa siapa namanya?" Tanya Riski yang duduk didepan Farhan diikuti Shiro disampingnya. "Pacarku? Ooh..maksud kalian Saki," Jawab Farhan.

"Nah mana dia, Tumben dia tidak bersamamu, Biasanya kalian berdua berdua terus kayak magnet," Ucap Riski sambil sedikit bercanda. "Mana ada? Dia sedang berkumpul bersama teman temannya, Aku tidak mau menggangunya." Jawab Farhan yang kembali makan.

"Kumpul? Dimana?" Tanya Riski yang heran. "Entahlah, Aku tidak tahu," Jawab Farhan yang menggankat bahunya. "Kau kan pacarnya," Ujar Riski. "Iyah, Tapi walaupun aku pacarnya tetap saja aku tidak bisa mengontrolnya, Dia kan punya kehidupannya sendiri," Jawab Farhan yang sedikit kesal. "Sudah cukup Riski apa kau lupa tujuan kita kesini," Ucap Shiro, Mendengar itu Riski mengingatnya kembali. "Oh yah, Hampir aku melupakannya," Jawab Riski tersenyum sambil mengaruk kepalanya, Shiro yang melihatnya hanya menghelai nafas.

"Tujuan?" Tanya Farhan yang heran. "Kami kesini untuk menemuimu," Jawab Shiro. Menemuiku? Untuk apa?" Tanya Farhan yang nambah heran. "Hari ini kami ada jadwal tampil nanti sore," Ucap Shiro. "Hem...Jadi?" Ujar Farhan yang mulai paham situasinya. "Jadi, Kami mengundangmu untuk ikut tampil juga, Kau mau Han?" Ajak Shiro, Farhan berpikir sejenak untuk menerimanya atau tidak.

Setelah beberapa saat Farhan melihat kearah mereka berdua. "Tenang saja, Ini penampilan sendiri. Jadi bagaimana? Kau mau Han?" Jelas Riski yang juga ikut mengajak Farhan.

"Maaf, Aku tidak ikut," Jawab Farhan membuat Shiro dan Riski kecewa. "Kenapa Han?" Tanya Shiro. "Di beberapa hari terakhir ada masalah baru yang muncul," Jawab Farhan. "Masalah?" Tanya mereka berdua yang kebingungan. "Masalah '(Tunggu dulu kalau aku bilang masalah yang kemarin mereka malah jadi kepikiran, Kurasa lebih baik mereka tidak mengetahuinya,)' Ini masalah keluarga, Kemarin orang tuaku datang kesini," Ujar Farhan yang bohong.

"Terus kenapa?" Tanya Riski sambil memiringkan kepalanya. "Aku punya masalah dengan orang tuaku," Jelas Farhan, Shiro dan Riski pun menganguk paham. "(Maaf ayah ibu, Aku menggunakan kalian sebagai alasan,)" Ucap Farhan sambil tersenyum kaku, Sementara didalam apartemen Clara dan Haris batuk secara bersamaan. "Kok aku merasa seperti ada yang membicarakan ku," Ujar Haris. "Aku juga merasa, Sepertinya ada yang membicarakan kita, Siapa yah?" Ucap Clara baru datang ke ruang tamu, Haris menggankat bahu sebagai jawabannya.

Clara pun duduk disamping Haris, Dia melihat sebuah poster yang tergeletak dimeja. "Poster apa ini?" Tanya Clara sambil mengambil poster itu. "Itu poster konser," Jawab Haris sambil meminum kopinya. "Saksikan penampilan dari 2 musisi, Hari ini waktu sore hari, Kau ingin pergi kesana Haris?" Tanya Clara setelah membaca poster itu. "Iyah awalnya, Aku ingin mengajak kalian kesana, Tapi aku teringat kalau Farhan setelah sepulang sekolah dia pergi bekerja, Jadi aku pikir untuk tidak jadi pergi kesana," Jelas Haris. "Tunggu bukanya tangannya belum sembuh?" Tanya Clara.

"Iyah memang," Jawab Haris sambil mengangkat gelasnya lalu minumannya. "Terus kenapa dia tetap ingin berangkat." Ujar Clara. "Yah mau bagaimana lagi dia tetap maksa berangkat, Dia juga ngomongkan tadi malam, Dia tidak enak karena sudah tiga hari tidak berangkat. Jadi biarkan saja dia," Ucap Haris.

"Walaupun begitu tetap saja aku masih khawatir dengan kondisinya." Ucap Clara yang masih memikirkan kondisi putranya. "Sudahlah, jangan memikirkannya terus, Ingat dia salah satu petinggi dan yang terkuat loh, Luka seperti itu harusnya bukan apa apa baginya." Ucap Haris sambil minum. "Kuharap begitu, Semoga tidak terjadi apa apa lagi dengan kedua anak ku," Ucap Clara sambil melihat foto Farhan dan Wulan.

DJ DREAM:D4DJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang