Black Road

12 1 0
                                    

Saki yang sedang duduk disofa, Farhan pun menghampirinya. "Saki," Panggil Farhan. "Farhan, Dimana yang lain?" Tanya Saki, Farhan pun duduk disamping Saki. "Wulan tidur dikamar, Kalau ayah dan ibuku, Mereka sedang merapikan barang barang mereka, Mereka akan menginap disini entah sampai kapan" Ucap Farhan. "Oh...begitu," Jawab Saki yang mulai paham, Saki teringat sesuatu dia mengeluarkan sebuah surat. "Oh yah, Tadi pagi aku mendapatkan sebuah surat dari seseorang," Ucap Saki sambil mengeluarkan suratnya lalu diberikan ke Farhan.

Farhan memperhatikan kertas itu dengan seksama. "Siapa yang memberikannya? Kau mengenalnya?" Tanya Farhan. "Tidak, Aku tidak mengenalnya, Dia hanya memberikanku surat itu terus lalu pergi," Jelas Saki, Farhan pun menganguk mulai mengerti keadaannya.

Ketika dia membuka surat itu yang berisi sebuah tulisan. "Ada yang ingin menculikmu, Jadi waspadalah dengan sekitar," Isi pesan singkat tersebut. "Makanya waktu kemarin saat kita sedang berada diruang studio, Aku merasa tidak enak terus," Jelas Saki, Dan Farhan hanya bisa menganguk, jadi itu menjelaskan kenapa kemarin Saki seolah tahu kalau dirinya sedang diincar.

Dia melihat kebawah surat itu, Farhan terkejut melihat sebuah tanda aneh yang berada dibawah surat tersebut. "Jadi begitu merekalah yang memberi tahu Saki kalau dirinya sedang diincar....dasar," Ucap Farhan yang sedikit kesal sambil meremas surat itu. "Ada apa Farhan?" Tanya Saki yang kebingungan atas kelakuan Farhan, Saki pun mengambil surat itu dan melihat sebuah tanda. "Farhan tanda apa ini?" Tanya Saki yang penasaran akan tanda itu sambil menunjukan tanda itu. "Tanda itu adalah...," Jawab Farhan yang ragu untuk memberi tahunya. "Tanda itu milik kelompok Black Road," Jawab Haris yang sedang berjalan kearah mereka berdua. "Ayah," Farhan terkejut dengan kedatangan ayahnya.

"Mana surat itu Saki?" Tanya Haris, Saki pun memberikannya ke Haris dan lalu mengamatinya. "Ini benar milik Black Road, Tapi aneh kenapa mereka malah memperingatkanmu?" Ucap Haris yang keheranan tentang surat itu. "Memangnya Black Road itu seperti apa?" Tanya Saki penasaran. "Black Road adalah kelompok yang terkenal dengan kekejam mereka dan tak kenal belas kasihan," Jelas Clara yang menghampiri mereka. "ibu," Panggil Farhan. "Clara, Dimana Wulan?" Tanya Haris sambil mencari keberadaan putrinya.

"Wulan sudah tidur dikamar, Dia sepertinya kelelahan," Ucap Clara sembari duduk, Clara pun mengambil surat itu dan kemudian membacanya. "Jadi, Saki mendapatkan surat dari Black Road?" Tanya Clara Saki pun menganguk.

"Jadi begitu yah, Hm... Farhan ibu mau tanya sesuatu padamu?" Tanya Clara. "A..d..a apa ibu?" Farhan yang mulai gugup. "Apa kau hubungan tentang ini? Karna tidak mungkin black road akan memberi sampai seperti ini?" Tanya Clara dan Farhan hanya bisa menelan ludah karena dia ditatap tajam oleh Saki seolah menyuruhnya untuk berkata jujur, Farhan menghelai nafas pasrah. "Iyah memang mereka black road adalah anggotaku juga," Jelas Farhan Pasrah.

"Jadi begitu, Memang ada hubungannya denganmu, Tapi jujur ibu cukup ternyata kalau mereka adalah anggotamu juga," Ucap Clara sembari mengelus putra, Farhan merasa terkejut dia kira ibu dan ayahnya akan marah padanya seperti dulu. "Kenapa ayah ibu tidak marah?" Tanya Farhan. "Untuk apa marah?" Tanya balik Clara yang kebingungan dengan perkataan putranya itu.

"Karna ternyata black road adalah anggotaku juga," Ucap Farhan. "Ayah dan ibu tidak akan marah, Lagipula itu masuk akal dengan reputasi mereka," Ucap Haris membuat Farhan kebingungan. "Reputasi?" Farhan yang merasa heran. "Iyah, Reputasi mereka beberapa hari terakhir membunuh beberapa buronan yang dicari oleh kepolisian, Walaupun begitu cara mereka membunuh itulah yang membuat mereka ditakuti, Kami berdua kebingungan bagaimana mereka bisa tahu dimana buronan itu berada," Jelas Haris. "Ah...sebenarnya aku tahu siapa dia," Ucap Farhan sambil mengelai nafas.

"Hah, Siapa?" Tanya mereka, Farhan pun mengeluarkan handphone, Dia mencari satu nama ketika sudah menemukan, Dia langsung menelfonnya. "Tunggu sebentar," Ucap Farhan sambil menunggu, Mereka bertiga hanya kebingungan dengan Farhan, Setelah beberapa saat menunggu akhirnya telfon diangkat. "Yo halo," Sapaa Farhan lalu menekan tombol speaker. "Ada apa ketua?" Ucap suara dari telfon. "Tunggu suara itu aku seperti mengenalnya," Ucap Haris berusaha mengingatnya. "Suara itu, Jangan jangan Dana," Ucap Haris yang terkejut. "Pak Haris, Kenapa bapak ada disana?" Ucap Dana yang ikut terkejut.

DJ DREAM:D4DJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang