Sesampainya di tempat mereka tinggal, Lucci dan Dinda segera menuju ruang tamu untuk melaporkan kejadian tadi kepada Nalu, Tangan kanan dari pemimpin kelompok mereka. Nalu sedang duduk sambil membaca sebuah laporan ketika mereka masuk.
"Ada perkembangan apa?" tanya Nalu tanpa mengalihkan pandangannya dari laporan.
"Dinda dan aku berhasil mencegah upaya penculikan Saki," jawab Lucci. "Mereka mencoba menyerang saat Saki dalam perjalanan pulang."
Nalu menutup laporan dan menatap keduanya dengan serius. "Siapa mereka? Apa kalian berhasil mendapatkan informasi lebih lanjut?"
"Dari percakapan singkat yang kami dengar, mereka sepertinya adalah bagian dari kelompok yang lebih besar. Namun, kami belum tahu siapa dalangnya," jelas Dinda.
Nalu mengangguk sambil berpikir. "Kita harus lebih waspada. Karena Saki memang memiliki peran penting dalam kelompok kita dan sebisa mungkin Farhan jangan sampai tahu tentang ini, keselamatannya adalah prioritas utama. Pastikan ada pengawasan ekstra di sekitar dia, terutama di sekolah dan rumahnya."
Lucci dan Dinda mengangguk setuju. "Kami akan memastikan Saki selalu dalam pengawasan. Kami juga akan mencoba mencari tahu lebih lanjut tentang kelompok yang menyerangnya," kata Lucci.
Nalu tersenyum tipis. "Bagus. Pastikan juga kalian beristirahat. Kalian telah melakukan pekerjaan yang bagus hari ini."
Setelah itu, mereka pergi ke dapur untuk makan malam yang telah disiapkan Dinda. Sementara itu, di rumah Saki, dia tidak menyadari bahaya yang hampir menimpanya. Saki sibuk dengan kegiatan sehari-harinya, mengerjakan PR, dan berbicara dengan Farhan lewat telepon tentang kegiatan hari esok.
**
Keesokan harinya, di sekolah, suasana masih sama seperti biasanya. Farhan tiba lebih awal untuk bertemu Hasna di studio musik dan melanjutkan latihan DJ mereka. Saki, seperti biasa, selalu berada di dekatnya, meskipun dia juga sibuk dengan tugas-tugasnya sendiri.
Namun, di luar sekolah, Lucci dan Dinda bersama beberapa anggota tim lainnya sedang berjaga-jaga. Mereka telah menyusun rencana pengamanan ketat di sekitar area sekolah dan rumah Saki untuk memastikan tidak ada upaya penculikan lagi.
Di tengah latihan, Hasna berhenti sejenak dan menatap Farhan dengan penuh perhatian. "Farhan, ada yang ingin kubicarakan," ucap Hasna dengan serius.
"Ada apa?" tanya Farhan sambil menyesuaikan headphone-nya.
"Sejak beberapa jam yang lalu, aku merasa ada yang aneh. Aku merasa seperti kita sedang diawasi. Apakah kau merasakan hal yang sama?" tanya Hasna.
Farhan terdiam sejenak, memikirkan apa yang dikatakan Hasna. Dia memang merasa ada sesuatu yang tidak beres, terutama setelah kejadian-kejadian aneh belakangan ini. "Aku juga merasakan hal yang sama, Hasna. Mungkin kita harus lebih berhati-hati," jawab Farhan akhirnya.
Saki yang duduk Melihat mereka mengobrol akhirnya bangun dan menghampiri mereka. "Ada apa Farhan?" Tanya Saki.
"Tidak ada apa apa, Kami hanya sedang mengobrol biasa kan Hasna?" Ucap Farhan yang berbohong. "Iyah, Tadi kami hanya mengobrol," Jawab Hasna.
Saki yang merasa curiga dengan sikap mereka berdua tapi dia tidak terlalu peduli. "Kalian berdua tidak bekerja?" Tanya Saki. "Tidak cafe tempat kami berdua bekerja sedang libur beberapa hari, Jadi kami diliburkan selama beberapa hari," Jawab Farhan, Saki pun paham dan kembali duduk dan memakai headphonenya.
Hasna tersenyum, merasa lebih tenang setelah mendengar kata-kata Farhan. "Terima kasih, Farhan. Aku merasa lebih baik sekarang."
Mereka melanjutkan latihan dengan semangat yang baru. Sementara itu, Lucci dan Dinda, yang terus berjaga-jaga di luar, memastikan tidak ada yang mencurigakan di sekitar area tersebut. Mereka tahu bahwa hari-hari ke depan mungkin akan semakin berbahaya, tetapi mereka siap untuk melindungi teman-teman mereka dengan segala cara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DJ DREAM:D4DJ
RomanceHalo assalamualaikum ini cerita pertama saya jadi maaf kalau alur cerita nya gk jelas ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Sipnotis Suatu hari seorang murid yang baru pindah ke SMA Yoba Academy, bagaimana kehidupan dari pemuda tersebut? Jangan Lup...