bagian 6

621 134 16
                                    

Langsung aja ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung aja ya....

****

Jungkook terdiam di sofa sambil memikirkan ucapan Jimin beberapa waktu lalu.

Yang memiliki lukisan itu dirinya, beekomunikasi dengan sang dewi melalui mimpi juga bisikan audah dia lakukan sejak empat tahun lalu, bisa melihat goresan di tubuh Jimin pun ia bisa. Apa artinya dia???

Drap..drap..drap..

Jungkook berlari memasuki kamar dan berdiri tegak menghadap lukisan itu

"Nona...apa benar aku adalah matahari dari wanita yang dialiri oleh darahmu itu??? Berikan aku jawaban nona..aku masih bingung dengan apa yang aku hadapi ini.." Jungkook berbicara dalam hati sambil maniknya menatap lukisan itu dengan amat lekat.

"Sun....aku memberikan darahku pada mereka bukan tanpa sebab, mereka memiliki semua hal yang positif. Mereka bukan garis keturunan sembarangan. Darah mereka bersih dari kejahatan dan aku sempurnakan dengan darahku karena rasa kasih ku pada mereka. Wanita itu merupakan keturunan pertama wanita yang dialiri oleh darahku. Sakit yang dia derita hanya akan mereda bahkan sembuh jika sang mayahari ada didekatnya. Satu yang harus kau tau Sun, dirinya menyembunyikan sifat sebenarnya dan akan keluar jika dirimu menerimanya dengan tulus..."  Jungkook mencerna bisikan yang amat jelas di tekinganya

"Singkirkan keraguan dalam hatimu karena itu akan menjadi belati tajam yang dapat membunuhnya perlahan..jika kau tak menginginkan dirinya segera katakan dan akan aku bawa dia bersamaku agar rasa sakitnya tidak berkali lipat.." Jantung Jungkook seakan ditarik paksa

"Nona...apa maksudmu menjemputnya??? Aku memang ragu, tapi tidak sebesar yang engkau kira..aku rasa wajar aku merasa terkejut dan ragu untuk saat ini.." Jungkook langsung berujar tak lagi berbicara dalam hati.

"Aku senang mendengarnya..satu yang harus kau tau Sun, saat purnama terakhir bulan ini, rasa sakit yang ia derita akan berada di puncak. Temani dia, berikan kasih padanya walau hanya sedikit. Dirimu adalah obat juga racun untuknya tergantung sikap yang kau perlihatkan padanya..." ujar bisikan itu lagi.

Setelah itu tak ada laginl yang Jungkook dengar. Intensitas percakapan mereka saat ini lumayan lama. Tidak seperti biasanya.

Jungkook menatap kalendernyangbtak jauh darinya. Entah kenapa dia merasa besok malam adalah hari yang dikatakan sang dewi.

****

Selama berada dalam kelas entah kenapa Jungkook merasa gelisah. Pagi ini dia masuk kampus untuk mengikuti ujian semester dan itu artijya sampai menjelang siang sekitar pukul 11 baru dia bisa kembali ke perusahaan. Nakun Jungkook tak bisa fokus, di kepalanya malah dipenuhi karyawati bermarga Park. Entah apa yang terjadi dengan wanita itu, namun Jungkook merasa waswas.

Brak...

Tak perduli dengan ujian, Jungkook meletakkan kertas itu dengan sedikit kuat membuat yang lain menatap dirinya heran. Sang dosen pun semakin kebingungan saat Jungkook beranjak dari kursi dan menyerahkan kertas yang masih terjawab sebagian itu

my moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang