Fase Bayi Vampir.

515 34 22
                                    

"Seharusnya Anda hanya membaca bagian yang telah diberi tanda oleh Yang Mulia Putra Mahkota saja! Kenapa Anda malah membaca habis buku tebal itu sampai rela begadang?! Ouch! Lihat! Betapa keringnya kulit Anda pagi ini."

Lee Sera hanya bisa tertawa kikuk mendengar celotehan Sophie pagi ini. Pelayannya tersebut sibuk membenahi penampilannya pagi ini.

"Isi bukunya menarik sampai membuatku tidak sabar membaca semuanya," timpal Sera, kemudian mengalihkan pandangannya ketika Sophie menatap sinis. "Lain kali aku tidak akan begadang lagi."

Mendengar hal tersebut sontak membuat Sophie menghentikan kegiatannya mengoleskan krim pelembab ke wajah tuannya tersebut. Wanita itu bergeming sejenak sebelum akhirnya terdengar suara helaan napas.

"Selain karena wajah Anda akan terlihat buruk dengan kantung mata hitam seperti panda, kesehatan Anda juga akan terganggu," ucap Sophie kembali melanjutkan kegiatannya. "Bayi vampir masih rentan terhadap sakit. Jadi, Anda harus memikirkan tentang kesehatan tubuh Anda."

Lee Sera hanya bisa mengangguk pelan. Ia terdiam selama beberapa saat, membiarkan Sophie menyelesaikan memperbaiki penampilannya pagi ini.

"Sophie," panggil Sera ketika pelayan tersebut bersiap untuk merapikan rambutnya. "Apakah ..., lahirnya seorang vampir itu karena ini? Maksudku, ketika seseorang mengubah manusia menjadi vampir, apa hanya karena itu populasi vampir bertambah?"

"Sepertinya begitu," jawab Sophie sekenanya karena keterbatasan ilmu pengetahuan. "Sependek ilmu pengetahuan yang saya punya, bertambahnya populasi vampir karena para manusia yang dilahirkan kembali menjadi vampir oleh para Lord Vampire dengan tujuan tertentu."

"Ah pantas saja kalian menyebutku bayi vampir padahal penampilan fisikku seperti wanita dewasa," tukas Sera yang akhirnya mengerti alasan kenapa Vladimir selalu menyebutnya sebagai bayi. "Kalau begitu ..., vampir tidak bisa mengandung dan melahirkan?"

"Bisa, tapi membutuhkan waktu yang lama untuk mengandung," jawab Sophie kemudian tersenyum puas ketika selesai menata rambut tuannya tersebut. "Sudah selesai."

Lee Sera lantas tersenyum puas, "Terima kasih."

Wanita bertubuh ramping itu kemudian bangkit, menghampiri meja kecil yang terdapat tumpukan buku tebal di atasnya. Lee Sera mengambil salah satu yang sekiranya akan dipelajari hari ini.

"Aku akan menemui Vladimir di perpustakaan," Lee Sera pamit undur diri dan bergegas pergi meninggalkan Sophie yang tampak kelabakan membereskan alat kecantikan yang baru saja ia gunakan. "Tidak perlu mengikutiku, Sophie. Kamu bereskan saja kamarku. Aku sudah hafal jalan menuju perpustakaan."

"Baik, Nona."

Lee Sera tersenyum, kemudian melanjutkan kembali langkah kakinya yang sempat tertunda tersebut.

Wanita itu kembali merasa terpukau dengan interior lorong yang sedang ia lewati tersebut, meskipun sudah beberapa kali melewatinya, rasa kagum itu masih tetap bermekaran di hatinya.

Suasananya pun membuat Sera merasa nyaman. Tidak terlalu ramai, ataupun terlalu sepi. Lee Sera menyukai suasana seperti ini karena ia merasa tidak perlu untuk menyapa setiap orang yang dilewati olehnya.

Wanita bertubuh rampingnya itu mendengus lega, merasa senang bahwa ia tidak lagi tersesat. Sera memeluk erat buku tebal tersebut, kemudian membuka pintu perpustakaan. Kedua alisnya saling bertaut, merasa bingung dengan kehadiran sesosok lelaki dengan rambut hitam yang wajahnya tampak familiar. Lee Sera seperti pernah melihatnya di suatu tempat belum lama ini.

"Pangeran Kedua?" panggil Sera dengan suara sepelan mungkin karena ragu.

Lelaki berambut hitam yang sedang membaca sebuah buku tersebut lantas menengadah, menatap ke arah sumber suara kemudian tersenyum lembut.

ENAMOUR | Byeon WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang