Cakrawala yang mulai menjingga tatkala Lee Sera terbangun dari tidurnya.
Wanita berparas ayu itu bergegas berpakaian, menyambar sebuah gaun putih gading sederhana untuk ia pakai sore hari ini. Kamarnya kosong, hanya ada dirinya di sini, seorang diri tanpa kehadiran siapa pun.
Bahkan, Lee Sera tidak tahu keberadaan Vladimir yang mengawininya siang tadi.
Sera hampir saja melontarkan umpatan ketika terdengar suara pintu berderit, terkejut dengan salah satu dari daun pintu yang mendadak terbuka, menampilkan sosok tinggi menjulang dari balik lempengan kayu tersebut.
"Kenapa?"
Lee Sera menatap jengkel pada sosok tinggi tersebut, "Aku terkejut, Vlad!"
Vladimir hanya tertawa ringan, kemudian melenggang santai ke arah sofa yang ada di kamar tersebut. Di tangannya terdapat beberapa folder dokumen yang tampak tebal dan mungkin saja isinya rumit. Lelaki bertubuh jangkung itu mendaratkan pantatnya ke atas sofa empuk, meletakkan folder-folder yang dia bawa tersebut ke atas meja, hanya menyisakan satu buah folder yang akan ia baca.
Lee Sera memiringkan kepalanya kemudian mengambil langkah untuk mendekati sang lelaki. Wanita itu mulai merasa penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan oleh sang lelaki.
"Apa yang kau kerjakan?" tanya Lee Sera seraya mengambil duduk di sebelah Vladimir, sedikit memberi jarak agar tidak terlalu menempel.
"Administrasi wilayah, keluhan-keluhan calon rakyatku dan juga umat manusia," jawab Vladimir sekenanya, tanpa mengalihkan perhatiannya dari dokumen yang sedang ia baca. "Dan mungkin ada beberapa folder yang berisikan laporan keuangan setiap bangsawan vampir."
Lee Sera mengangguk mengerti seraya mengintip setumpuk folder yang terletak di atas meja. Satu buah folder dengan judul menarik mampu menarik perhatian sang wanita. Tangan Sera meraih folder tersebut dan membukanya, mulai membaca satu persatu kalimat yang tertulis di sana.
"Kamu berniat memiliki selir?!"
Vladimir menoleh dengan cepat, menatap Lee Sera dengan mata yang membulat karena terkejut. Lelaki itu kemudian mengerling, menatap sebuah folder yang sedang dipegang oleh sang wanita.
"Sial!" umpat Vladimir menyalahkan keteledoran sekretarisnya. "Jangan salah paham. Aku berniat membuangnya karena aku tidak berminat memiliki selir seperti ayahku."
Mendengar jawaban tersebut justru membuat mata Lee Sera memicing, tampak tidak yakin dengan pernyataan tersebut.
"Aku bersungguh-sungguh!" sungut Vladimir, merasa tidak terima dicurigai seperti itu. "Memilikimu saja, bagiku itu sudah cukup."
"Ya, ya, ya, ya, ya. Terserah apa katamu, Tuan Tampan." Lee Sera meletakkan kembali folder tersebut. Wanita itu memilih untuk mengambil folder lain untuk ia baca. "Aku boleh membacanya?"
Vladimir hanya mengangguk. Ia telah kehilangan fokusnya untuk mengerjakan pekerjaannya. Dunianya kini hanya tertuju pada sosok Lee Sera.
"Tidak masalah, lagipula kau adalah calon ratu dari wangsa Stroker."
Lee Sera mematung dengan ekspresi wajah kesal, "Ah ..., aku mendadak kesal ketika mengingat posisiku di masa depan."
Tawa Vladimir pecah. Hal tersebut membuat Lee Sera semakin bertambah kesal.
Lee Sera hanya mengabaikan tawa Vladimir. Ia terlalu lelah untuk berdebat dengan lelaki tersebut, dan lebih memilih untuk membaca folder-folder tersebut. Hitung-hitung sekalian belajar bagaimana caranya mengatur sebuah wilayah kerajaan.
"Secara hukum ..., wangsa Stroker tidak memiliki wilayah kekuasaan. Namun, wangsa ini tetap menjadi pemimpin para kaum vampir yang tersebar di seluruh Scotlandia," Lee Sera mengutarakan kesimpulannya setelah membaca seperempat dari isi folder tersebut. "Bagaimana bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENAMOUR | Byeon Wooseok
Vampir[18+] Manusia ketika berada di ambang kematian, akan melakukan berbagai cara agar terus hidup, meskipun harus menjalin kontrak dengan iblis sekali pun. Gagasan tersebut tampaknya berlaku pada Lee Sera. Suatu malam, wanita itu diserang oleh orang a...