Keceplosan.

293 34 17
                                    

Aku tunggu vote dan comment-nya ya ❤❤











Lee Sera menekuk salah satu kakinya ke belakang, dengan kedua tangan yang melebarkan sedikit kedua sisi gaun yang ia kenakan. Wajah jelita itu tertunduk sejenak dengan penuh keanggunan layaknya seorang putri kerajaan.

Tubuh semapai nan molek itu kembali berdiri dengan tegak namun terlihat begitu anggun bagaikan boneka. Sebuah senyuman tipis terpatri di bibir ranum itu, menghiasi wajah putih pucat bak porselen dan semakin menambahkan keindahan di sana.

"Penilaian Kak Vladimir tentang Kakak Ipar memang tidak salah," ucap seorang wanita bersurai hitam pekat dengan iris mata berwarna biru cerah, memuji keindahan serta keanggunan yang dipancarkan oleh Lee Sera saat itu.

Misellia –Si mata biru– berdecak-decak kagum, segera menghampiri kakak iparnya tersebut untuk membenahi sedikit postur tubuh Sera.

"Bagi para bangsawan vampir, penampilan fisik menjadi nomor satu untuk dipamerkan di depan publik. Lalu, tata krama dijunjung setinggi mungkin," terang Misellia sebagai penutup kelas tata krama Sera hari ini. "Untuk masalah dansa ..., memang sih, kita sebagai perempuan harus menguasai semua tempo. Tetapi, jika kakak ipar kehilangan ketukan tempo, Kak Vladimir akan menuntun kakak ipar."

"Memangnya dia bisa?"

Misellia tertawa mencemooh, "Sebenarnya dia sangat pandai berdansa. Hanya saja, dia terlalu malas untuk turun ke lantai dansa setiap kali menghadiri pesta. Dia akan berdiri di lantai dua dan hanya menonton orang-orang berdansa dengan segelas wine di tangannya. Dia terlalu mencintaimu sampai-sampai tidak mau melirik wanita lain yang mendekatinya."

"Begitukah?" tanya Sera yang rasa penasaran itu mulai menguasai dirinya.

Misellia mengangguk, "Dia selalu menolak lamaran yang datang ke manor. Bahkan dari kerajaan manusia pun dia tolak."

Lee Sera hanya bisa tertawa canggung karena tidak tahu harus memberi respons apa untuk jawaban tersebut. Wanita jelita itu kemudian berjalan ke tepi ruangan, mengambil duduk untuk mengistirahatkan kaki-kakinya yang terasa pegal.

"Dia menjadi pria bodoh begitu dia jatuh cinta kepadamu, Kakak Ipar," sambung Misellia seraya mendekati Sera, bermaksud untuk ikut beristirahat. "Dia mengabaikan penolakan para tetua dan juga ayah untuk tidak membuka perusahaan baru di Korea, selama beberapa tahun tinggal di sana. Aku juga sempat berpikir bahwa dia bodoh dan mungkin saja perusahaan itu hanya alibinya untuk bisa tinggal di Korea sampai membawamu ke sini, Kakak Ipar. Tetapi, perusahaan yang ia bangun di Korea itu justru sukses dan bahkan masuk sepuluh besar perusahaan sukses di Asia.

"Meskipun pencapaiannya membuatku mengubah pikiranku, tapi satu tindakannya pada saat itu benar-benar membuatku merasa muak dengannya."

Alis Sera terangkat, rasa penasaran tentang sosok Vladimir Stroker itu mulai menumbuhkan tunasnya, "Apa itu? Apakah dia akhirnya menelantarkan perusahaan? Atau justru melepaskan posisinya sebagai pemilik perusahaan ke sembarang orang?"

"Bukan itu." Misellia menggeleng pelan. "Saat itu, aku dan Kak Takumi sedang mengunjunginya. Ketika menjelang malam, dia pergi kemudian kembali lagi dengan membawa mayat seorang laki-laki setelah kepergiannya tiga jam yang lalu."

"Mayat?"

Misellia mengangguk ringan, jari-jari tangannya yang lentik itu meraih sebuah gelas, "Sebenarnya, aku sedikit terkejut ketika pertama kali melihatmu, Kakak Ipar. Mayat yang dibawa oleh Kak Vlad memiliki wajah yang sama sepertimu. Maka dari itu aku berusaha—"

"Tunggu!" potong Sera dengan ekspresi wajah terkejut. "Apa tadi kamu bilang? Mirip dengan wajahku?"

Misellia kembali mengangguk sebagai jawaban. Kedua alisnya saling bertaut, berusaha mengingat kembali kejadian tersebut.

ENAMOUR | Byeon WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang