Hiruk pikuk pesta terdengar semakin ramai ketika hari menjelang tengah malam. Entah sudah berapa kali para tamu undangan itu berdansa mengikuti alunan musik, mereka tampak belum merasa lelah dan berniat untuk pulang ke rumah masing-masing.
Pesta debutante, atau pesta perayaan seseorang yang telah menginjak usia dewasa memang seramai itu. Pesta tersebut juga menjadi ajang bagi para pemuda-pemudi mencari pasangan, atau sekedar menikmati kemeriahan pesta tersebut. Serta sebagai tempat untuk menjalin hubungan bisnis, atau sekedar menyombongkan kekayaan di antara para wanita bangsawan.
Termasuk pesta yang diselenggarakan oleh Keluarga Stroker saat ini.
Lee Sera menjadi bintang utama pesta tersebut. Namun, wanita cantik itu justru memilih untuk menepi, membiarkan para pemuda dan pemudi menguasai lantai dansa, bahkan cenderung saling bersaing untuk menjadi bintang utama, meskipun gaun yang dikenakan Lee Sera tetap membuatnya mencolok.
Wanita cantik yang mengenakan gaun hitam itu duduk seorang diri di sebuah sofa yang terletak di sudut ballroom tersebut. Tangan rantingnya sesekali memainkan gelas anggur yang terisi setengah, terlihat telah kehilangan minat untuk meminum minuman fermentasi tersebut. Sebuah jas berwarna senada dengan gaun tersebut sudah bertengger nyaman di atas bahu polosnya, menutupi area yang menunjukkan betapa molek dan jenjangnya leher sang wanita.
Merasa lelah karena duduk manis selama beberapa jam, Lee Sera mengembuskan napas secara kasar lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Mata emas itu kembali mengedarkan pandangannya, memandangi sekitarnya yang masih ramai.
Iris keemasannya terlihat mencari keberadaan seseorang. Sesosok pria yang sudah cukup lama meninggalkannya di aula pesta tersebut setelah menari tarian waltz sebanyak dua sesi.
"Vladimir sialan! Kapan dia kembali?!"
Lee Sera mengumpati sang suami bukan karena ditinggalkan begitu saja. Ia merasa tidak masalah jika ditinggalkan oleh Vladimir di tengah-tengah ruangan, tetapi tidak juga meninggalkannya di tengah keramaian pesta. Keberadaan suaminya pun entah di mana. Menghilang ditelan keramaian tamu undangan yang memenuhi aula pesta.
Entah karena sudah terlalu lama berada di tengah keramaian, atau karena faktor lainnya, Lee Sera merasa semakin lelah dan ingin memejamkan matanya sejenak. Iris keemasan itu hampir bersembunyi di balik lipatan kelopak mata namun bergegas kembali terjaga, ucapan Sophie mengenai tata krama bangsawan vampir melintas di pikiran Sera, yang membuat wanita itu kembali terjaga meskipun harus menahan kantuk sekuat tenaga. Lee Sera masih memikirkan citranya yang akan memburuk jika terlihat tidak begitu menikmati pesta.
Suasana hati Sera yang memang sudah memburuk itu, semakin bertambah buruk ketika iris keemasan tersebut tidak sengaja menangkap sesosok lelaki rupawan di salah satu kerumunan gadis-gadis vampir. Sesosok lelaki yang membuatnya bergetar ketakutan beberapa bulan lalu.
Azrael Stroker.
Wanita itu kembali mengumpat, meskipun ia memaklumi bahwa lelaki itu berhak mendatangi sebuah pesta, terutama yang diselenggarakan oleh keluarga kerajaan. Hal tersebut tentunya membuat Sera tidak bisa melakukan apa pun selain mengabaikan keberadaan pangeran ketiga tersebut.
"Haus," gumam Sera ketika kerongkongannya kembali terasa kering. Rasa haus yang membara itu kembali terasa, hampir menggoyahkan kewarasannya untuk tidak jatuh ke dalam jurang keputusasaan untuk memenuhi rasa haus itu.
Sera beranjak dari duduknya, berjalan menuju ke sebuah meja panjang yang menyediakan banyak gelas minuman. Meskipun di tangannya ada segelas anggur tetapi Lee Sera sudah kehilangan selera. Alhasil, wanita itu berpikir untuk mencari minuman lain yang sekiranya bisa meredakan dahaga yang sedang ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENAMOUR | Byeon Wooseok
Vampir[18+] Manusia ketika berada di ambang kematian, akan melakukan berbagai cara agar terus hidup, meskipun harus menjalin kontrak dengan iblis sekali pun. Gagasan tersebut tampaknya berlaku pada Lee Sera. Suatu malam, wanita itu diserang oleh orang a...