2

35 3 1
                                    

"kelas kamu disini?" Tanya jevan setelah melihat kelas sang adik kelas

Meyra mengangguk.
"Gu..ekhmm aku masuk dulu ya, bye kak van." Ya, meyra memanfaatkan keadaan ini. Walaupun ia bingung, kenapa jevan bisa salah orang. Tapi yasudah lah ini sudah rezekinya.

Jevan mengelus puncak kepala meyra dengan sayang lalu berpamitan.

Ia berjalan dengan santai menuju kelasnya dilantai dua.

"Ehh itu Ra kakel baru. Ganteng kan?" Tanya Lusi sahabat karib meyra saat melihat kakel baru alias jevan berjalan kearah mereka atau tepatnya ingin ketangga menuju lantai dua

Meyra menatap jevan dengan sendu. Ia rindu dengan laki laki itu.
Tatapan keduanya bertemu dan meyra mengeluarkan senyum terbaiknya, namun dibalas tatapan dingin dari jevan.

Ia menunduk lesu. Jarak keduanya semakin dekat

Jevan terus melangkah ia melewati 2 gadis yang tampak sempat tersenyum ke arahnya.

Deg..
"Aroma ini? Mirip sama parfum meyra."gumam jevan

Ia menoleh kebelakang menatap ke arah salah satu gadis mungil yang rambutnya dikepang dua.
Ia terus menatap sampai punggung keduanya menghilang.

"Meyra? Ah bukan bukan." Ucapnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Kini jevan memasuki kelasnya dengan santai lalu duduk di belakang.

"Eyyo bro, let me introduce myself. Gue Mahen." Sapa seorang cowo dengan kancing atas terbuka dan rambut agak berantakan.

"Gue Haikal. Haikal semesta paling ganteng." Ucap satunya lagi

Plak..
"Argh ren Lo apa apaan sih? Main geplak geplak aja." Ketus laki laki yang menyebut dirinya sebagai Haikal

"Narsis Lo." Balas satunya yang disebut ren oleh Haikal

"Gue Rendi Alexander. Biasa dipanggil...-"

"Alexa." Potong Haikal yang membuat Mahen tertawa keras.

Ntah dimana yang lucu menurut jevan.
"Gue gorok Lo lama lama kal." Rendi mulai mengambil ancang ancang seakan siap memenggal kepala Haikal

"Gue jevan noxellen." Balas Jeno datar.

"Noxellen? Wahh anak orkay Lo? Sabi ni diporotin hehe.." ucap frontal Haikal membuat Mahen dan Rendi merotasikan matanya.

"Miskin Lo?" Tanya Mahen.
Haikal mengangguk."ho'oh kartu gue masih ditahan."
"Makanya gausah sok sok ikut tawuran." Ledek Rendi.

"Bacot Lo. Ngomong ngomong urusan Lo sama si meyra udah selesai?" Tanya Haikal.

"Meyra?" Jevan mengernyit heran

"Iya, meyra kemarin Rendi sama meyra menang olimpiade matematika . Nah hadiahnya dipegang sama si Rendi." Jelas Haikal.

"Tuh dia anaknya datang." Ucapan Mahen membuat atensi ketiga pria lainnya mengarah ke pintu.

"Maaf kak lama." Kalimat pertama meyra dibalas anggukan oleh Rendi

"Duduk dulu. Disini!" Titah Rendi menunjuk kursi disamping jevan.

Meyra memandang jevan ragu. Sungguh tatapan jevan membuat meyra merasa dikuliti.

"Permisi ya kak." Izinnya lalu duduk

"Suaranya?"batin jevan.

Lagi, aroma itu masuk ke indra penciuman jevan. Aroma segar dari buah strawberry yang sama persis dengan parfum meyranya.

Ia terus memandang wajah meyra yang serius memandang Rendi membagi dua hadiah olimpiade nya.

"Nih udah gue bagi rata." Suara Rendi mengalihkan atensi jevan.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang