5

36 4 2
                                    

Hubungan jevan dengan meyra mogister semakin lama semakin dekat, bahkan rumor yang beredar mengatakan mereka berpacaran.

Jevan si anak baru yang populer sudah sold out, itu lah kata kata gadis di sekolah itu.

Padahal tidak ada satupun yang tau apa yang sebenarnya terjadi kecuali mereka berdua.

"Eh Ra, Lo dah tau kan beritanya? Katanya kak jevan sama si Mogi Mogi pacaran." Lusi menatap ke Jevan dan meyra yang sedang makan bersama dikantin.

"Ah bodo amat, bukan urusan gue." Balasan meyra membuat Lusi berdecak.

"Ga asik Lo."

"MEYRAA FRAKLYN MEZI, si argavi gelut nyoh." Teriak Leon si badboy kelas meyra.

"LAH TERUS?" tanya meyra teriak.
"LAH AYANG LO NOH."
"MATA LO GUE BAGI DUA, AYANG AYANG PALA LO PEANG." Teriakan meyra membuat seisi kantin tertawa.

"Duhh cepat raa, katanya kalau gak Lo yang misahin dia gak mau berhenti."

"Ih nyusahin." Setelah mengatakan itu meyra pergi meninggalkan Lusi yang masih nge lag.

"Ihh caper banget sih." Ledek meyra menatap kepergian meyra fraklyn.
"Makanya mata tuh dipake, liat si Leon dimana. Jarak mereka jauh, kalau si mezi gak teriak emang si Leon dengar, udah tau si Leon agak aneh telinga nya." Ucap Haikal sarkas

Meyra hanya mendelik tak suka, lalu menatap jevan
"Caper kan kak?" Tanyanya berharap jevan ada di pihaknya

Jevan hanya diam lalu melanjutkan acara mengapa mendengar penuturan Leon ia sedikit terganggu.














Usai makan siang di kantin, kini jevan hendak pergi ke toilet. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat meyra dan argavi yang berdiri berhadapan dengan Arga yang menunduk kan kepalanya sedangkan meyra tampak sedang mengomel

Ia melangkahkan kakinya mendekat dan mulai mendengar ocehan meyra

"Lo kalau ga mau gue laporin gak usah bertingkah argaa.. sok sok an banget Lo pake ribut segala, giliran Tante tau nyali Lo ciut." Omelnya

"Dia duluan raa, ya gue ladenin lah." Bela Arga memelas.

Meyra mendelik tak suka, ia mengalihkan Pandangannya dan bertemu tatap dengan jevan yang mengamati mereka.

Melihat keterdiaman meyra, Arga pun menoleh dan mendapati sosok laki laki tinggi dan sialnya tampan, pikirnya.
"Ngapa Lo diam? Kesambet?" Tanya Arga memecahkan keheningan.
"Diem Lo." Tukas meyra

"Dah sana Lo, awas aja berulah beneran gue aduin Lo." Ancamnya lalu beranjak pergi meninggalkan jevan dan Arga yang terdiam.

Arga menoleh ke Jevan dan berdehem."ekhmm, maaf ya kesayangan gue emang gitu. Dia galak karena rasa peduli dia ke gue besar. Hehe.." ucapnya.

Jevan sedikit tak suka mendengar panggilan Arga.

Kesayangan katanya?

Jevan hanya diam lalu pergi meninggalkan Arga yang cengo.

"Lah ditinggal gue? Gue doain jodoh Lo berdua." Ucapnya dengan lagak ingin memukul jevan dari belakang.










Arga sudah berada didepan kelas meyra sekarang, rencananya ia akan pulang bareng dengan temannya itu.

"Ngapain Lo?" Tanya meyra tiba tiba membuat Arga berjengit kaget.

"Santai lah, udah baik gue nebengin Lo. Supir Lo jadinya gak capek." Ungkapnya

Meyra menyinyir lalu melangkahkan kaki meninggalkan Arga.

"Astaghfirullah, berdosa banget Lo sama aa." Rengeknya lalu mengejar meyra.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang