8

14 3 2
                                    


Haloo, cp berikutnya sudah up
Selamat membaca yaaa
Vote boleh, ga vote juga gapapa

Yang penting readers senang dengan cerita sayaaa

Terimakasihhh:)







Lo tau nggak? Kemarin gue pergi ke cafe dekat rumah Lo, ketemu sama si Anton." Lapor Arga kepada meyra

Keduanya kini hendak menuju ke kelas.

"Anton teman SD?" Tanya meyra
"Iyaa, yang dulu pernah ngompol."
"Ehh Lo yang diingat mah yang aneh aneh."
Arga cengengesan."asal Lo tau,kenangan yang sulit dilupakan adalah kenangan yang buruk. Itu sangat sangat terkesan di pikiran."

Meyra mendelik."pala Lo terkesan, emang otak Lo isinya yang buruk semua.";

Arga tertawa mendengar penuturan meyra.
Namun tawanya terhenti saat hp di kantong nya berdering.

"Eh bentar." Pamitnya lalu pergi ke toilet hendak menerima telpon.

"Cihh, angkat telpon aja harus ke toilet. Serasa nelpon pejabat."

Selang beberapa menit, Arga kembali dengan raut datar.

"Kenapa?"

"Gapapa, ayo gue antar ke kelas." Tukas Arga lalu mendorong badan meyra dari belakang.

"Dah, gue pamit wahai meyra fraklyn mezi." Arga pergi dengan melambai lambaikan tangannya.

"Meyraaaa, sini sini. Gue ada berita hot." Lusi menarik tangan meyra menuju bangku mereka berdua.
"Apaan?"

"Lo tau? Gue puassss banget. Si Mogi Mogi dibikin malu sama kak jevan." Raut Lusi sangat lah bersinar.

Meyra menaikkan alisnya."emang diapain?"

Lusi memperbaiki duduknya."nih nih, gue ga liat awalnya sih. Tapi yang gue dengar tadi kak jevan bilang gini lo dah nipu gue selama ini, sekarang Lo masih ngejar ngejar gue. Memang muka tembok ya Lo gitu. Gue gatau sih nipu gimana. Tapi sumpah muka si Mogi langsung merah padam karena malu di bentak di depan orang."

Meyra hanya diam. Sepertinya dia tau maksud jevan.

"Gue yakin kesalahan si Mogi besar tuh " sambung Lusi.

Meyra hanya tersenyum tipis tidak tahu ingin menanggapi nya bagaimana.




Jevan tampak masih kesal dengan kejadian tadi pagi.
Sungguh, ia muak dengan tingkah gadis itu.
Namun kekesalan nya seketika sirna saat melihat meyra berjalan ke arahnya dengan fokusnya tertuju ke ponselnya.

"Ra." Suara jevan menginterupsi kegiatan meyra.
Ia menaikkan alisnya sebagai pertanda apa.
"Kamu mau ke kantin?"tanya jevan lembut.

Meyra menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Ehmm enggak kak, gue mau ke kelas Arga."

Ekspresi jevan menggelap mendengar nama itu."ngapain?"
"Lah ngapa nanya nanya? Ga ada urusannya juga kan Ama Lo kak?"

Jevan menghela nafas."kamu sebenarnya kenapa Ra? Kamu berubah banget sekarang. Aku masih ga percaya kalau sikap kamu selama ini cuma karna kasihan. Aku bisa ngerasain ketulusan kamu. Tapi sekarang kamu seolah olah menjauh." Tukasnya

Meyra hanya diam. Namun balasan selanjutnya semakin membuat jevan kecewa."kak, dari pada kakak mikirin hal yang gak jelas. Mending pikirin masalah ujian kakak aja. Sebentar lagi ujian kan? Dah mau lulus, masih banyak hal penting yang perlu dipikirin."

Jevan mengepal kan tangannya."ga penting? Kamu nganggap ini gak penting Ra?"

Melihat meyra yang diam jevan semakin kesal."cih, gue kecewa Ra." Tanpa sadar ia mengubah cara bicaranya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang