"meyra sayang... Jangan lupa bawa bukunya ya besok? Kalau nggak.. gue gorok Lo." Ancam Lusi sebelum keluar dari kelas.
"Iyaa.. udah sana, gue mau piket." Usir meyra, Lusi mencebikkam bibirnya lalu berlalu pergi.
"Ra, gue udah nyapu sebelah kanan, Lo kiri ya. Yang ngepel biar si Faza." Tutur Dina, gadis berkaca mata.
Meyra mengangguk dan mulai mengerjakan tugasnya.
"Aah... Capek capek.. ni kelas gede banget buset." Keluh meyra sambil memutar mutar tangannya.
Ia mengambil tasnya bergegas keluar, karena tinggal ia sendiri yang berada dikelas.
Ia memelankan langkah nya, saat matanya menangkap 4 pemuda di depannya asik mengobrol.
"Eh ren, si meyra tuh asik gak sih orang nya?" Tanya Haikal merangkul jevan
"Meyra mana nyet, mogister atau fraklyn mezi?
"Nah si mezi.."
"Asik, kadang narsis juga." Ucap Rendi tanpa menyadari orang yang dikatainya narsis ada tepat dibelakang nya.
"Hah narsis? Perasaan tadi malu malu tuh anak." Mahen ikut menimbrung.
"Yee, itu karna liat muka Lo semua kayak Bagong." Jevan tertawa kecil mendengar penuturan rendi.
"Nih ya, kalau gue lagi sama dia, paling malas kalau dah tantrum. Gii princis friklyn mizi, iring iring tirpisini simi gii." Ledek Rendi meniru suara meyra.
Mereka tertawa tapi itu tidak bertahan lama.
"Arhgg.. siapa sih ni bangsat?" Rendi mengaduh lalu menoleh kebelakang.
Tampak tubuh mungil dengan rambut dikepang dua, tangan kanan berada dirambut Rendi dan tangan kiri di pinggang.
Jangan lupa wajahnya yang mengerucut lucu."Siapa Lo bilang narsis?" Tanya meyra sinis.
"Nah, keluar sifat aslinya. Nih sosok meyra yang Lo bilang malu malu hen.aa...aaduuh aduh." Tarikan dirambut Rendi semakin kuat usai mengucapkan kalimat itu.
Jevan memegang tangan meyra dan melepaskannya dari rambut Rendi.
"Huh rambut gue, thanks jev."
"Jangan kasar. Lo cewek." Ucap jevan datar.
Meyra menepis tangan jevan. " Gak usah ngurusin urusan orang, Tuh urusin meyra Lo. Matanya udah mau keluar tuh ngelihat Lo megang tangan gue." Meyra langsung pergi meninggalkan keempatnya."Buset, galak uyy. Kirain polos nan lugu." Haikal masih ternganga dengan sikap meyra.
"Kayaknya itu kembaran nya si meyra yang tadi pagi kal." Mahen memandang Haikal yang masih menatap kearah meyra.
"Kak van, kamu mau pulang?" Meyra mogister menghampiri jevan yang masih memperhatikan meyra mungil yang berlari.
"Kak van.." sepertinya meyra menyadari kemana tatapan jevan.
"Ah maaf Ra. Kamu bilang apa tadi?" Kini atensi jevan sudah sepenuhnya ke arah meyra nya."Gak jadi." Ambek meyra bersedekap dada.
Tingkah meyra membuat jevan makin merasa asing.
Flashback
"Jev aku mau beli buku novel baru. Menurut kamu gimana?" Tanya meyra menatap jevan yang tampak merenung.
"Jev?" Panggil nya lagi. "Ah iya kenapa Ra? Maaf ya." Sesal jevan.
Meyra tersenyum." Gapapa, kamu gak ngelakuin kesalahan kok. Lagi mikirin apaan sih?" Tanya meyra.
"Ah gak ada, tiba tiba aja pikiran kosong." Jawaban jevan membuat keduanya tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Teen Fiction"tunggu aku bisa ngelihat lagi, kita tukeran posisi, aku yang bakal ngelindungin kamu dan selalu jadi garda terdepan kamu Ra." "dia lebih pantas buat jevan,bukan gue. tugas gue udah selesai Disini."