6

22 4 1
                                    

"meyra.!" Seru seseorang dari belakang.
Meyra yang sudah hafal dengan suara ini, hanya menghela nafas.

Ini sudah hari ketiga jevan membuntutinya. Ia sengaja datang lebih awal kesekolah agar tidak ketemu dengan jevan, ternyata jevan juga sudah ada disini.

"Apa sih kak?" Tanyanya malas.
"Lo cepat banget datangnya." Tutur jevan tersenyum, sungguh senyumnya kali ini sangat berbeda dari biasanya.

Jika bersama meyra mogister, senyumnya seperti dipaksa.

"Ada urusan apa kak?" Tanyanya tanpa menggubris tuturan jevan.
Jevan menghela nafas saat tau omongannya di cuekin. "Lo nyari novel ini kan?" Tanyanya menunjukkan novel dengan sampul biru langit.

Melihatnya meyra berjengit kesenangan, sungguh ini novel yang dicarinya.

Akibat gagalnya jalan bersama Arga, novel itu tidak jadi dibeli dan besoknya saat kesana, novelnya sudah habis.

Tapi hari ini, didepan matanya sendiri novel itu terpampang.

"Wah wah.. bener banget ini nih..ini." ucapnya menunjuk novel.
Ia hendak mengambil novelnya, tapi novel itu tiba tiba tidak terjangkau karena jevan menaikkan tangannya tinggi

"Ada bayaran nya." Tukas jevan masih dengan senyumnya.

"Yaelah, berapa berapa?"

"Bukan uang, nanti gue mau ngajak Lo ke suatu tempat."

Meyra terdiam.
"Ngapain Lo ngajak gue? Beneran deh kayaknya kak jevan ni lagi mabuk ya? Atau karena pawangnya lagi pergi ke luar kota makanya bebas ngintilin cewek lain?"

Jevan berdecak kesal."ck, kan dah gue bilang gue gak pacaran sama dia. Gak ada pawang pawangan."

"Udah ikut aja lah." Sambungnya dengan mengetuk kepala meyra dengan novel itu.

"Lo rese banget ya kak." Kesalnya

"Sama Lo doang." Gumam jevan pelan.
Ia menatap meyra yang sedang mengelus kepalanya dengan bibir yang berkomat kamit menyumpah serapahi kakak kelasnya ini.

"Pliss ngaku Ra ini kamu kan?"

Adegan menikmati wajah imut meyra terganggu karena kedatangan tiga temannya.

"Eyyo wassap bro. Wah wah berduaan aja ketiganya setan Loh." Tutur haikal heboh.

"Lo setannya." Tukas meyra jengkel,kini ia tidak bertindak sopan lagi terhadap kakak kelasnya.

Ia beranjak pergi, tapi tangannys dicekal jevan." Jangan lupa nanti pulang sekolah ya." Ucapnya yang diangguki meyra

"Eh, mendua Lo? Aduh mass Mogi Mogi gimana? Masa dihempas sih." Ucap haikal heboh.

Jevan hanya diam menatap kepergian meyra.

Kini jevan sudah menunggu di parkiran, sudah 30 menit ia ada disini namun meyra tidak kunjung datang.

Sampai atensinya tertuju ke Lusi teman meyra, yang sepertinya berjalan menuju ke arahnya.

"Nungguin meyra kan?" Tanya Lusi mengawali topik
Jevan hanya mengangguk."meyra bilang Lo pulang aja, katanya ga jadi Hari ini dia ada urusan." Tukas Lusi yang membuat jevan terdiam.30 menitnya terbuang sia sia.

"Kenapa?" Tanyanya
"Gak tau sih. Yaudah ya hati hati Lo." Lusi pamit pergi meninggalkan jevan sendiri.

Gini caranya gimana ia bisa menemukan meyra nya yang sebenarnya.

"Meyra Franklin, meyra mogister." Ia mengusap kasar wajahnya.

"Sebenarnya kamu kenapa Ra? Aku ada salah?" Tanya nya lirih.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang