Chapter 1

520 33 0
                                    

>>>>>>>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>>>>>>>>>

Hari besar yang dinanti pun tiba, hari dimana kedua pasangan serasi ini menikah. Clastia Benedovan dengan Almatheo Roosevelt.

"Tuan Almatheo, bersediakah anda menerima Nona Clastia Benedovan sebagai istrimu dan akan melindunginya dengan segenap jiwa raga sampai maut memisahkan?" Tanya sang pendeta.

"Saya Almatheo Roosevelt, bersedia menerima Clastia Benedovan sebagai istri saya dan berjanji akan melindungi jiwa raganya sampai maut memisahkan." Ikrar Almatheo mantap.

Pendeta lalu beralih menatap Clastia, "Kepada Nona Clastia, apakah anda bersedia menerima Tuan Almatheo Roosevelt sebagai suami anda?"

"Saya Clastia Benedovan, bersedia menerima Almatheo Roosevelt sebagai suami saya. Disaat suka maupun duka, disaat kelimpahan maupun kekurangan, disaat sehat maupun sakit, sampai ajal memisahkan kami berdua."

"Sekarang kalian boleh bertukar cincin," ucap Sang pendeta mengambil arahan. Masing-masing mempelai mengambil sebuah cincin yang akan dipasangkan pada jari manis keduanya.

"Clastia Benedovan....., cincin ini aku berikan kepadamu sebagai lambang cinta kasih dan kesetiaanku." Ucap Almatheo sebelum memasangkan cincin ke jari manis milik Clastia. Pria itu dengan lembut menggamit tangan Clastia dan mendorong masuk cincin itu ke jari manis Clastia.

Setelah Almatheo selesai memasangkan cincin pada jari manis Clastia, kini giliran wanita itu berikrar dan memasukkan cincin pernikahan itu ke jari manis calon suaminya.

Para hadirin bertepuk tangan saat menyaksikan kedua pasangan saling memadu kasih dalam sebuah ciuman penuh arti. Sebagian kecil dari mereka, ada yang menitikkan airmata. Terharu dengan acara pernikahan sakral itu.

Dari kursi tamu dibarisan paling depan, Juan tersenyum lebar. Sudah sekian lama ia menantikan momen dimana ia dapat melihat ibunya tersenyum bahagia seperti sediakala. Ia tak menyangka jika momen itu akan datang secepat ini, ia benar-benar merasa lega.

"Jadi, kita sudah resmi menjadi saudara bukan?" Tanya Saga. Juan seketika menolehkan pandangannya ke samping kanan dan mendapati bahwa Saga menatapnya dengan tersenyum tipis.

"Tidak.. sampai kapanpun aku tidak mau bersaudara denganmu." Tolak Juan dengan wajah sedatar jalanan aspal. Ia tidak tahan dengan ekspresi Saga yang membuatnya muak.

"Ayolah~ bukankah kedua orang tua kita sudah resmi menikah? Apapun penolakanmu, kau tetaplah kakakku." Ucap Saga sambil memeluk tubuh Juan.

"Hei! Lepaskan, tingkahmu sungguh memalukan!" Ronta Juan berusaha melepaskan eratnya pelukan Saga pada tubuhnya.

"Lagipula mengapa kau bisa tahu jika aku lebih tua darimu? Kita belum pernah bertemu sama sekali."

"Tentu saja aku tahu, karena ibu yang memberitahukannya." Juan seketika cengo dibuatnya, hal itu terlihat manis di mata Saga. Alpha laki-laki mana yang bisa memiliki wajah secantik Juan, jika dibandingkan dengan laki-laki dominan omega. Kecantikan paras Juan melebihi rata-rata mereka.

'Mengapa aku merasa merinding melihat senyuman polos si brengsek ini? Sebaiknya, aku berhati-hati dan menjaga jarak darinya.' batin Juan frustasi.

*********

Deru suara dua mobil sedan memenuhi halaman rumah mewah milik Almatheo. Setelah sepanjang hari melayani para tamu dan berpesta, akhirnya mereka bisa beristirahat.

Almatheo dengan romantis menggendong Clastia ala bridal style dan membawanya masuk kedalam rumah, Saga dan Juan membuntuti mereka dari belakang.

Dua orang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah, "Selamat datang Nyonya dan Tuan Roosevelt."

Clastia meminta Almatheo untuk menurunkannya namun, sang suami enggan untuk melakukannya. "Apa kalian sudah menyiapkan kamar untuk Juan beristirahat?" Tanya Almatheo kepada salah seorang pelayannya.

"Ya tuan, saya sudah menyiapkan kamar untuk Tuan muda Juan yang bersebelahan langsung dengan kamar Tuan muda Saga." Ucap seorang pelayan perempuan paruh baya.

"Baguslah kalau begitu, aku akan menuju ke kamar. Siapkan makan malam untuk hari ini.

"Baik tuan.."

******

"Tuan muda Juan ini adalah kamar anda.." ucap seorang pelayan muda memperlihatkan kamar kosong yang disediakan untuknya.

Juan tampak memperhatikan sekilas setiap sudut kamarnya, "Kamarnya bagus.. Warnanya juga sesuai dengan seleraku, terimakasih banyak." Ucapnya berterimakasih.

Sang pelayan tersenyum hangat, lega jika  tuan muda barunya puas dengan kamar tersebut. Pelayan itu kemudian pamit undur diri karena ada pekerjaan lain menunggunya.

Setelah sang pelayan pergi, Juan mulai mengeluarkan barang bawaannya dari dalam koper dan menatanya kedalam lemari. Melihat hal itu, Saga berinisiatif untuk membantunya.

"Tidak perlu, kau istirahat saja di kamarmu. Aku bisa melakukannya," tolak Juan secara halus tanpa memandang ke arah Saga.

"Ayolah, apa kau masih marah padaku di hari pertama kita bertemu? Aku hanya bercanda waktu itu." Enteng Saga tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Jika kau tidak tahu caranya meminta maaf, sebaiknya kau keluar dari kamar ini.." hardik Juan dengan halus.

Saga terkejut dengan hardikan Juan, namun segera menormalkan kembali ekspresinya. Saga kemudian tertawa dengan puas, membuat Juan mengernyitkan dahinya.

"Berani sekali kau mengusirku? Aku adalah tuan muda di keluarga Roosevelt, aku bisa sesuka hati memasuki kamar manapun yang ku inginkan." Pongahnya.

"Lalu? Apakah aku peduli dengan hal itu?" Tanya Juan dengan ekspresi datar.

Sedetik kemudian, Saga menarik kerah baju Juan membuat kedua manik mereka bertemu. "Tentu saja, karena mulai sekarang kita adalah sepasang saudara.. Aku sangat beruntung jika kau mau peduli padaku, Kak." Ucap Saga sambil menyeringai lalu melepaskan cengkeramannya dari kerah baju Juan.

"Baiklah, aku tidak ingin membuatmu tertekan di rumah ini. Jadi, beristirahatlah setelah kau selesai menata barang-barangmu. Sampai bertemu kembali di meja makan, senang bisa melihat wajahmu setiap hari.." Kekehnya lalu keluar dari kamar Juan.

'Dasar gila...'

#Bersambung

My Beloved Step Brother by @SagitaRea1234 × @ReyKlvn_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang